Ternyata Ini Penyebab harga TBS Sawit Anjlok

  • Bagikan

Ketua DPW Apkasindo Sulawesi Selatan, DR Ir Badaruddin Puang Sabang MM. --ist--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Petani Kelapa Sawit di Negara Kita bertanya-tanya kenapa harga TBS Anjlok saat ini yaang tinggal Rp 500 s/d 1000 per kilogram padahal Kran Export Sudah mulai dibuka, Penyebabnya adalah Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 98/PMK.010/2022 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.010/2022 tentang Penetapan Barang Ekspor yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar.

Dimana dalam aturan itu, Minyak Sawit atau Crude Palm Oil (CPO) yang akan dikirim ke Luar negeri dikenakan pajak yang sangat tinggi yakni 32,5 persen hingga 49.9 persen, jika dibandingkan dengan negara tetangga Pajak atau pungutan yang diberlakukan disanan hanya 6 sampai 8 persen, itulah kenapa harga TBS Kelapa sawit di Sana mahal Rp 4000 s/d 5000 per kg.

Group WA Apkasindo Sulawesi Selatan beredar tulisan Pungutan Export yang berpengaruh mengurangi harga TBS sawit Petani, bahwa jika merujuk Peraturan menteri keuangan ( PMK) yang lama, apabila harga CPO dunia sama dengan atau di atas US$ 1.500/ Ton, maka pungutan ekspor nya :

  1. Pajak ekspor ( PE) = US$ 375/ Ton
  2. Bea keluar ( BK) yg untuk BPDPKS = US$ 200/ Ton.
    Jadi total pungutan ekspor CPO US$ 575/ Ton atau 38%.

Kalau di rupiahkan, dolar hari ini rp 14.834/ dolar.US$ 575 x rp 14.834 = Rp 8.529.550/ ton atau Rp 8.529/ kg CPO.

Harga CPO ke harga TBS Sawit :
Rp 8.529 x 0,225 = Rp 1.919/ kg TBS sawit.
Dengan pungutan ekspor sebesar itu mengurangi harga sawit Rp 1.919/ kg.

Untuk mempercepat ekspor CPO, menteri keuangan menurunkan sedikit pungutan ekspor CPO yg berlaku sampai 31 Juli 2022, menjadi :

  1. Pajak ekspor ( PE) = US$ 200/ ton.
  2. Bea keluar ( BK) untuk BPDPKS = US$ 288/ ton. Jadi total pungutan ekspor US$ 488/ Ton atau 32,5%. Kalau di rupiahkan :
    US$ 488 x Rp 14.834 = Rp 7.238.992/ ton atau Rp 7.238/ kg CPO.

Dari harga CPO ke harga TBS sawit :
Rp 7.234 x 0,225 = Rp 1.628,55/ kg sawit.
Jadi pungutan ekspor CPO sebesar itu bisa ngurangi harga TBS sawit sebesar Rp 1.628,55/ kg.

Kemudian eksportir CPO di berikan beban lagi dalam rangka pemenuhan CPO dalam negri dalam program DMO & DPO sebanyak 20% . Kalau kewajiban ini tidak dipatuhi maka eksportir akan dikenakan beban biaya lagi sebesar US$ 200/ ton.

Jadi total pungutan ekspor kalau tidak mengikuti program DMO & DPO jumlah total nya sebesar US$ 688/ Ton atau 45,9%.

Kalau di rupiahkan : US$ 688 x Rp 14.834 = Rp 10.205.792/ ton atau Rp 10.205/ kg CPO.

Dari harga CPO ke harga TBS sawit :
Rp 10.205 x 0,225 = Rp 2.296/ kg sawit.
Jadi, pungutan sebesar itu bisa mengurangi harga sawit sebesar Rp 2.296/ kg.

"Eksportir yang tidak mematuhi DMO & DPO sebesar US$ 200/ Ton menjadi beban ngurangi harga TBS petani.

Dengan potongan US$ 200/ ton itu bisa ngurangi harga sawit petani sebesar Rp 667/ kg, "tulis WAG Apaksindo Sulsel.

Sebelumnya Apkasindo se Indonesia sudah menuntut penurunan beban pajak Export CPO, namun hingga saat ini belum ada respon dari pemerintah.

Karena belum ada tanggapan dari Pemerintah soal beban pajak dan pungutan yang terlalu besar itu, DPW Apkasindo Sulsel berencana akan melakukan Mogok Panen secara Nasional yang dimulai dari Sulawesi Selatan.

"Mogok panen adalah jalan terkhir, tapi perlu dipersiapkan dengan semangat senasib, kebersamaan dan kesepahaman namun kita tetap mengharap tidak sampai kesitu. Namun apabila sampai Mogok panen harus dilakukan secara nasional," Tandas Ketua DPW Apkasindo Sulawesi Selatan, DR Ir Badaruddin Puang Sabang MM.(mahmuddin)

  • Bagikan