St Aisyah, Alumni Pesantren Modern Datok Sulaiman Putri Palopo, Raih Gelar PhD Bidang Ilmu Filsafat di Ankara University Turki

  • Bagikan
St Aisyah, Alumni Pesantren Modern Datok Sulaiman Putri Palopo.

Kata Orang bijak : “There is a will there’s a way : dimana ada kemauan di situ ada jalan”. Tak ada yang mustahil dalam hidup ini, bila kita ingin bersungguh-sungguh, istiqamah, komitmen disertai dengan doa penuh harap dan tawakkal kepada Allah SWT.


Sejak kecil semasa mondok di Pondok Pesantren Modern Datok Sulaiman (PMDS) Bagian Putri Palopo, St. Aisyah yang lebih akrab dengan panggilan “Icha” sudah bermimpi dan bercita-cita melenjutkan pendidikan ke Eropa yaitu : Perancis atau Turkey.
Ternyata mimpi itu terwujud dan kini telah berhasil menorehkan namanya sebagai salah seorang alumni Ankara University Turki, yang merupakan Universitas pertama di Turki, berdiri pada tahun 1946 oleh Pemimpin kontroversial Turki, tokoh sekuler Mustafa Kemal At-Taturk.
St. Aisyah “Icha” Sungkilang, putri ke-7 dari 8 bersaudara anak dari Bapak al-Marhum Sungkilang seorang pensiunan pegawai BRI Palopo.
Ia berhasil memperoleh capaian akademik tertinggi dengan gelar PhD (Philosofi Doctor) dengan nilai Cum Laude pada Post Graduate of Ankara University dalam Bidang Ilmu Filsafat.
Ia berhasil mempertahankan Disertasi Berbahasa Turkey, yang mengkaji tentang “Geneologi Kejahatan dalam Persfektif Tokoh dan Filosof Israel”.
Pilihan atas focus penelitian ini didasari oleh rasa penasarannya, mengapa orang Israel yang dalam sejarahnya penuh dengan ketertindasan… lalu kemudian mereka juga melakukan hal yang sama terhadap bangsa lain, dalam hal ini bangsa Arab Palestina? Apakah bangsa Israel memang memiliki geneologi penindasan? Atau hanya kelompok tertentu bangsa itu yang dipresentasikan oleh kaum Zionist? Hal inilah yang ingin diklirkan oleh alumni S-2 Filsafat Universitas Gadjah Mada ini.
Menyoal tentang tantangan yang dihadapi dalam menuntut ilmu di Negara Eropa tersebut, Mantan Ketua OSIS PMDS Bagian Putri ini menuturkan bahwa persoalan yang sangat krusial dihadapi adalah selain problema Long Distance Relation (LDR) dengan keluarga yang terkadang menimbulkan rasa kerinduan dan keterasingan, juga persoalan bahasa yakni bahasa Turkey yang menjadi bahasa wajib akademik di kampus.
Selain itu, persoalan makanan yang tidak serasa dengan masakan ibu di rumah dan situasi social budaya yang berbeda dengan budaya masyarakat Indonesia.
Kendatipun Turkey secara demografis dominan muslim tetapi masyarakatnya cenderung permissive disebabkan oleh pengaruh sekulerisme.
Memang beberapa tahun terakhir ini, setelah kekuasaan berada di tangan para Islamis yang dipelopori oleh Recep Tayyip Erdogan, presiden Turky saat ini, cenderung terjadi perubahan cukup signifikan sehingga fenomena kehidupsn beragama, interaksi social masyarakat cenderung berubah, misalnya jaminan hak-hak sipil dalam beragama, pengembalian fungsi Aya Sophia sebagai masjid, jaminan berbusana muslim dan hijab.
Tetapi hal itu tidak berlaku di kampus-kampus perguruan tinggi.
Hal ini disebabkan karena kampus sebagai reprentasi masyarakat terpelajar yang mengedepankan rasionalitas, maka kewajiban mengembangkan pemikiran yang universal, liberal dan prinsip hidup egaliter menjadi suatu keniscayaan.
Suatu hal menarik yang dialami oleh “Icha” penerima beasiswa dari Kementerian Agama ini; Ia menceriterakan bahwa ketika pertamakali mengikuti perkuliahan di kampus tersebut ia sempat mendapatkan penolakan oleh seorang dosen yang sekuler-atheis.
Hal itu disebabkan karena ia mengikuti perkuliahaanya dengan penampilan berhijab.
“Anda seharusnya tidak boleh berada di sini, cocoknya anda di program Ilahiyat (theology) karena anda bernampilan exclusive” kata Sang Profesor yang atheis tersebut.
Mendapatkan penolakan dari Sang Profesor, “Icha” pemilik sabuk coklat beladiri Lebah Putih asuhan dari Dr. Mustaming, M.Ag itu, merespons dengan cerdas dan bijak“ Baik Prof… yang kuliah bukan jilbab saya, akan tetapi pikiran dan hati saya”.
Walhasil sang Profesor bisa memahami dan di kemudian hari menjadi sahabat bahkan orang yang paling berjasa dan banyak mendukung proses penyelesaian disertasi saya, kata mantan staf Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) ini.
Kemampuan berargumentasi “Icha” memang telah nampak sejak ia mondok di PMDS.
Sebagai ketua OSIS ia mampu memposisikan dirinya sebagai pemimpin, uswah bahkan qudwah bagi teman-temannya.
Ia tergolong santriwati yang super aktif, cerdas dan multi talenta.
Hal ini ditunjukkan, semua kegiatan di kampus seperti : pramuka, bela diri, drumband, qasidah rebana, kemah bahasa, dan lain-lain menjadi perhatian dan diikutinya secara serius dan tuntas.
Prinsipnya “bila setiap kegiatan diawali dengan bismillah, maka harus diakhiri dengan Alhamdulillah, bila Alfa adalah awalan maka Omega harus jadi akhiran”.
Kini ia telah kembali ke tanah air bergabung dengan PTIQ dan UI sebagai tenaga pengajar.
Selamat dan sukses semoga ilmu dan pengalaman yang didapatkan menjadi berkah bagi ummat. Aamiin!

Biodata : Nama Lengkap: Sitti Aaisyah, S.Fil.I., M.Phil., Ph.D.
TTL: Balubu, 22 Maret 1984

Riwayat Pendidikan:

  1. TK Aisyiyah Palopo (1989-1990)
  2. SDN 440 Salekoe (1990-1996)
  3. SMP Datok Sulaiman Palopo (1996-1999)
  4. SMU Datok Sulaiman Palopo (1999-2002)
  5. S1 Aqidah Filsafat, Fak. Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Judul Skripsi: Maqamat Syeh Yusuf al-Haj al-Makassari (2002-2007)
  6. S2 Filsafat UGM yogyakarta. Judul Tesis: Konsep Lingkungan dalam Naskah La Galigo dari Perspektif Etika Lingkungan (2008-2010)
  7. S3 Sistematika Filsafat dan Logika Universitas Ankara. Judul Disertasi: Sistem Kejahatan dalam Filsafat Moral Adi Ophir (2013-2022)

Riwayat Pekerjaan

  1. Honorer pada Subdit Pencegahan, Direktorat Deradikalisasi, Dep. I, BNPT (2011-2013)
  2. Ketua Panitia Pemilu Luar Negeri untuk wilayah Perwakilan RI di Ankara, Turki (2018-2019)
  3. Dosen Luar Biasa di Poltekes Permata Yogyakarta, mengampu mata kuliah Filsafat Agama (2010-2011)
  4. Relawan BNPB tanggap bencana Merapi (2010)
  5. Handicap International wilayah tugas Kab. Magelang (2011)
  6. Tutor pada program Mobile Library, Sampoerna Foundation di shelter Merapi Yogyakarta (2011)
  7. Tenaga Harian Lepas pada bidang Politik dan Keamanan di KBRI Ankara Turki (Februari-September 2020)
  • Bagikan