Susun Kurikulum Berbasis IAPA dan MBKM, STISIP Veteran Palopo Datangkan Pemateri Ketua IAPA Sulsel

  • Bagikan
Ketua IAPA Sulselbar, Dr Muhammad Tang Abdullah S.Sos M.AP hadir sebagai narasumber dalam workshop penyusunan kurikulum berbasis IAPA dan MBKM di kampus STISIP Veteran, Kamis 11 Agustus 2022 dibuka Ketua Pengurus Yayasan Pembina STISIP Veteran Palopo, Andi Sulolipu Sulthani S.AN turut dihadiri Ketua STISIP Veteran Palopo, Drs Abdul Salam Thamrin M.Si. IDRIS PRASETIAWAN/PALOPO POS

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID PALOPO -- Pasca terpilihnya ketua baru Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Veteran Palopo, Drs Abdul Salam Thamrin M.Si, langsung "berlari" untuk mewujudkan transformasi STISIP menjadi Institut.

Salah satu yang dilakukan adalah dengan merancang kurikulum terbaru yang berafiliasi dengan Indonesian Association Public Administration (IAPA) dan berbasis Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Maka dilakukanlah workshop dengan mendatangkan langsung pemateri Ketua IAPA Sulselbar, Dr Muhammad Tang Abdullah S.Sos M.AP di aula STISIP Veteran Palopo, Kamis 11 Agustus 2022.

Kegiatan ini dibuka langsung Ketua Pengurus Yayasan Pembina STISIP Veteran Palopo, Andi Sulolipu Sulthani S.AN turut dihadiri Ketua STISIP Veteran Palopo, Drs Abdul Salam Thamrin M.Si dan sejumlah dosen dan staf, seperti Dr Baso Sulaiman, Dr Suyuti Yusuf, Burhan Sesa, dan masih banyak lagi.

Dalam pengantar pembuka acara, Ketua STISIP Veteran Palopo, Drs Abdul Salam Thamrin M.Si mengungkapkan terima kasih kepada Ketua IAPA Sulselbar atas kehadirannya memberikan ilmu bagi STISIP Veteran Palopo.

Melalui workshop ini bisa memberikan bantuan ilmu pengetahuan kepada STISIP Veteran Palopo, bekal dalam menyusun kurikulum berbasis IAPA dan MBKM.

"Salah satu agenda penting untuk segera dilakukan adalah menyusun kurikulum Ilmu Administrasi Publik, yang nantinya kurikulum ini akan disodorkan ke asesor dalam rangka akreditasi tingkat tingkat institusi ke depan," ujar Ketua STISIP yang baru.

Untuk itu, mudah-mudahan dengan penyusunan kurikulum berbasis IAPA dan MBKM akan lahir kurikulum sesuai standar dari IAPA dan menjadi modal menuju perubahan status dari sekolah tinggi ke institut.

Sementara itu di tempat yang sama, Ketua Pengurus Yayasan Pembina STISIP Veteran Palopo, Andi Sulolipu Sulthani S.AN membuka workshop dengan ucapan basmalah.

Dilanjutkan dengan beberapa penyampaian, yang intinya berharap kehadiran Ketua IAPA Sulselbar dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk menghasilkan kurikulum yang sesuai standar IAPA dan perkembangan saat ini.

"Apa yang kita usahakan saat ini, perlahan akan kita tuai untuk kemajuan STISIP ke depan. Besar harapan kami titipkan agar STISIP ini bisa kembali maju sebagai kampus pertama dan terbesar di Tana Luwu dulunya," ucap Ketua Pengurus Yayasan Pembina STISIP Veteran Palopo, Andi Sulolipu Sulthani S.AN.

Sebagai informasi, di bawah ketua baru Drs Abdul Salam Thamrin M.Si, banyak target yang akan dicapai.

Pertama, akan melakukan revisi kurikulum, yang akan berafiliasi dengan IAPA (Indonesia Association Public) atau Asosiasi Kampus Publik Administrasi. Termasuk para dosen yang akan ditingkatkan, untuk menyongsong akreditasi institusi ke depan.

Kedua, persiapan perubahan nomenklatur dari Program Studi Ilmu Administrasi Negara kepada Administrasi Publik. "Tadinya gelarnya S.AN menjadi S.AP," ungkapnya.

Agenda ketiga adalah pembukaan Program Studi Magister (S2) Administrasi Publik. "Kalau kita lihat sejarah perguruan tinggi, STISIP Veteran Palopo adalah yang tertua, berdiri sejak tahun 1963. Dan menjadi harga mati untuk menambah lagi program studi, salah satunya S2 ini. Ini harus disegerakan, kalau bisa tahun depan dibuka," ungkapnya.

Di satu sisi, alumni STISIP Veteran Palopo yang kini sudah berjumlah 6.000-an orang, sehingga, di antaranya itu mungkin akan melanjutkan ke jenjang S2, sehingga nantinya tidak perlu repot harus ke Makassar, di Palopo juga sudah ada.

Keempat, target yang akan dibuat secepatnya adalah perubahan dari Sekolah Tinggi menjadi Institut. "Kita berusaha saja dan sambil berdoa, semoga dimudahkan," sebutnya.

Kelima, mendorong dosen-dosen untuk mengurus sertifikasi dan menempuh pendidikan sampai S3 (doktor). (idr)

  • Bagikan