Waspada! DBD Mengintai Palopo, 35 Warga Terjangkit, Seorang Balita Meninggal di Temmalebba

  • Bagikan
--ilustrasi--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO-- Ini perhatian kepada masyarakat Kota Palopo. Karena, saat ini, wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti melanda.

Berdasarkan data per Juli-Agustus 2022, sebanyak 35 warga yang terjangkit. Seorang di antaranya meninggal berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Palopo.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Palopo, Taufiq S.Kep.Ns.,M.Kes saat ditemui, Kamis 18 Agustus 2022, mengatakan, Balita yang meninggal dunia akibat penyakit DBD itu merupakan warga Kelurahan Temmalebba, Kecamatan Bara, Kota Palopo.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Palopo, Taufiq S.Kep.Ns.,M.Kes

"Data kami terima terkait pasien penyakit DBD yang meninggal dunia, itu laporannya masuk pada Senin, 8 Agustus 2022 awal pekan lalu, satu Balita inisial ANS usia 3 tahun dilarikan ke RS Mujaisyah. Akan tetapi keesokan harinya tepatnya pada Selasa (09/08) nyawanya tak bisa diselamatkan oleh petugas di rumah sakit tersebut," beber Taufiq.

Meninggalnya Balita tersebut, menjadi catatan baru bagi Dinas Kesehatan Kota Palopo. Pasalnya kata Taufiq, semenjak tiga bulan terakhir mulai Juni hingga Agustus ini, hanya ada satu pasien DBD yang meninggal dunia.

"Meninggalnya Balita asal Temmalebba ini menjadi peringatan catatan penting bagi kami dan tentu kita semua agar lebih memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar. Terutama genangan air agar dikuras sehingga jentik nyamuk tidak berkembang di genangan tersebut," ucapnya.

Mulai Juli hingga Agustus ini, Dinas Kesehatan Palopo menerima laporan ada 35 kasus DBD. Dan angka tertinggi di Kecamatan Bara.

"Setiap kita menerima laporan, itu kemudian kita teruskan ke Puskesmas sekitar agar segera ditinjau kemudian dilakukan Fogging radius 100 Meter dari lokasi rumah pasien. Kemudian juga tindak lanjut berikutnya yakni pembersihan rainase dan genangan air sekitar rumah agar terbebas dari jentik nyamuk aedes aegypti yang bisa menjadi pemicu baru penyakit DBD," sambungnya.

Untuk laporan kasus DBD, data sementara selama dua bulan terakhir berasal dari tiga kecamatan dengan rincian sebagai berikut; Bulan Juli 1 kasus dari Kecamatan Wara, kemudian Wara Timur 5 kasus dan Bara 7 kasus. Kemudian bulan Agustus Kecamatan Wara 2 kasus dan Bara 5 Kasus.

Virus yang yang disuntikkan dari nyamuk aedes aegypti ini dominan menyerang anak-anak dengan rincian anak- anak sebanyak 20 orang, dewasa 13 orang, dan lansia 2 orang.

Langkah pencegahan terhadap penyakit DBD yang dapat menular radius 100 Meter dari lokasi pasien pertama, menurut Taufiq dapat dilakukan dengan cara fogging seperti yang sudah dilakukan di setiap lokasi kasus, kemudian menguras genangan air agar jentik nyamuk yang ada di genangan itu tidak berkembang hingga menimbulkan kasus baru dan terakhir juga bisa menabur abate pada tempat yang tidak terjangkau untuk dibersihkan.

Langkah-langkah tersebut wajib dilakukan karena fogging dianggap tidak efektif untuk memberantas jentik nyamuk.

Fogging hanya dapat dilakukan sekali dalam sebulan di lokasi yang sama, karena dikhawatirkan jika fogging dilakukan dua kali di tempat yang sama, itu akan memicu kekebalan terhadap jentik nyamuk.(riawan)

  • Bagikan