Waketum PP IKA Unhas Bachrianto dan Raja Luwu ke-40 Ikut Prosesi Pelantikan Ketua KKLR Sulawesi Tenggara

  • Bagikan

Datu Luwu ke-40 Andi Maradang Mackulau (kopiah) diapit Hasbi Syam, Buhari Qahhar Mudzakkar, dan A. Bachrianto Bahtiar (paling kanan)

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, KENDARI-- Wakil Ketua Umum Pengurus Pusat IKA UNHAS, Ir. A. Bachrianto Bahtiar, M.Si bersama Yang Mulia Raja Luwu ke-40, Andi Maradang Mackulau Opu To Bau menghadiri pelantikan ketua Badan Pengurus Wilayah (BPW) KKLR Sulawesi Tenggara di Jotel Claro, Kendari. Sabtu, 26 Agustus.

Bachrianto yang akrab disapa Anto menghadiri pelantikan Ketua Kerukunan Keluarga Luwu Raya KKLR) Sultra Ir H. Burhanuddin. M.Si –Bupati Bombana– bersama sejumlah tokoh Luwu Raya.

Anto hadir bersama Ketua KKLR Sulawesi Selatan Muh. Hasbi Syam, Buhari Qahhar Mudzakkar, Bupati Luwu Basmin Mattayang, Wakil Bupati Luwu Utara Suaib Mansur dan Jamal Nawir.

Ketua BPW KKLR Sultra yang baru dilantik Burhanuddin menyampaikan terima kasih dan rasa bahagia atas kehadiran Raja Luwu ke-40, Bupati Luwu, Wakil Bupati Luwu, Gubernur dan Wakil Gubernur yang diwaliki, pimpinan KLLR dari Sulawesi Selatan, dan Jakarta.

“Hari ini saya sangat bahagia atas kehadiran semua yang tidak bisa saya sebut satu persatu. Pelantikan ini terselenggara atas dukungan yang hadir dan bekerja mempersiapkan acara ini,” kata Ir Burhanudin MSi yang juga Pj Bupati Bombana ini.

Datu La Maradang Andi Mackulau dalam sambutannya menitipkan dua harapan kepada seluruh jajaran pengurus KKLR di semua level tingkatan. Yaitu Agar seluruh wija to Luwu selalu menjadi solutif, bukan menjadi masalah, apalagi menjadi masalah dalam masalah.

Menurut Andi Mackulau, di mana pun wija (warga) to Luwu diberi amanah, apapun amanahnya, maka lakukan amanah itu dengan tuntas dengan semangat Toddopuli.

”Toddopuli itu bukan semangat bunuh-bunuhan, bukan tikam-tikaman. Tapi responsibilty, tanggungjawab yang diberi amanah,” kata Datu La Maradang Andi Mackulau menjelaskan makna Toddopuli.

Simbol payung pada lambang Luwu, kata La Maradang sangat bermakna. Fungsinya luar biasa. Gambar masjid itu adalah simbol payung, di mana kita bernaung maka di situlah kebahagian kita bisa dapatkan.

“Maka apapun amanah yang diberikan, gubernur, bupati, presiden sekalipun, jadilah payung-payung yang memberi solusi dan manfaat yang sebanyak-banyaknya,” ungkapnya, dalam orasi dengan intonasi yang jelas.

Harapan kedua, katanya lagi, agar seluruh kepengurusan KKLR terus ikhtiarkan berdirinya Provinsi Luwu Raya. Upaya ini telah lama dilakukan namun harus terus diperjuangkan oleh segenap wija to Luwu dan kepengurusan KKLR di semua tingkatan.

“Dan saya juga menjalankan amanah yang akan terus saya jalankan, apapun resikonya, yaitu memperjuangkan keberadaan provinsi Luwu Raya,” tegasnya.

Amanah ini katanya, adalah amanah orang tua terdahulu, sejak jaman Andi Jemma, siapapun yang merasa orang Luwu, perjuangkan hal itu.

”Persoalan berhasil atau tidak bukan urusannya Anda,” kata Datu La Maradang Andi Mackulau Opu To Bau.

Dalam foto bersama dengan tokoh Luwu Raya yang diterima, Bachrianto berada di Kendari selama beberapa hari, sekaligus menikmati suasana kota Kendari dan belanja ”oleh-oleh”. (rls/pp)

  • Bagikan