Tahun 2023 dan Tahun 2024 Dipreksi Menjadi Tahun Politik Terpanas

  • Bagikan

OLEH: SRI RAHAYU SE

*) Pengamat Sosial Politi Palopo

Tahun 2023 dan tahun 2024 dipreksi menjadi tahun politik terpanas, baik itu pada skala besar (pemilu nasional) ataupun skala kecil (pemilu daerah). Namun pertanyaan kita hari ini, apakah kita semua sudah siap menghadapinya.


Utamanya para kontestan yang akan ikut berpartisipasi didalamnya. Namun apapun itu bentuknya sangat penting kita ingatkan bahwasanya kita berharap kepada mereka semua untuk memahami apa yang terjadi pada politik dunia saat ini yang memang sedang bergeser atau bergerak utamanya pada sektor keuangan, pangan, issu lingkungan salah satunya issu Climate Change (Issu Perubahan Iklim), serta energi posil oil (BBM), dan MINERAL DAN TAMBANG atau biasa disebut MINERBA, sebab itu pasti akan berimbas pada kawasan Asia dan selanjutnya akan masuk pada kawasan Indonesia, mengingat saat ini Indonesia tujuh puluh persen tergantung pada sektor jasa ekspor/dan impor perdagangan dunia. Tentu hal ini akan menjalar dan mempengaruhi kwalitas politik yang akan berdampak pada kwalitas pangan/pertanian utamanya pupuk, ekonomi industri dan sektor sektor lainnya. Selanjutnya akan merambah atau berdampak sampai pada tingkat yang paling bawah (daerah). Sebelum semua itu terjadi tentunya kita bisa lebih memperiapkan diri untuk menghadapinya, tentunya dengan membuat sinergi antisipasi. Untuk itu kita berharap kedepannya kengerian terhadap dampak dari sebuah peristiwa yang kemungkinan besar masyarakat, atau boleh jadi pemerintah sendiri ternyata kurang memahami akar dari semua masalah, misalnya perpecahan, pembelahan yang diakibatkan oleh tidak terdistribusinya pembangunan dengan merata, kekuasaan yang hanya bisa melahirkan kelompok elitis ditengah-tengah masyarakat yang masih susah, sebab yang sedang berkuasa saat itu tidak mampu melihat dan menterjemahkan apa sesungguhnya yang masyarakat inginkan atau harapkan serta bagaimana pemecahan masalahnya.

Situasi politik seperti inilah yg harus kita hindari dari pemimpin yang tidak punya Common Sense (akal sehat, Budi pekerti, nalar yang baik), sebab bila itu terjadi, maka kitalah (masyarakat) yang paling menderita dari dampak tersebut.

Jadi yang paling terpenting saat ini, ada baiknya kita lebih cerdas lagi melihat calon yang akan diajukan. Apakah mereka punya, yang bukan saja dari sisi elektabilitas, popularitas, namun yang paling penting adalah intelektualitas dan tetap memegang teguh unsur MORALITAS dan Etikabilitas. Jauhi politik amplop, sebeb itu hanya akan menjerumuskan kita pada kehinaan politik yang hakiki. Sesungguhnya moral politik itu adalah bagian yang paling sakral dalam hal bernegara, namun kenyataannya masih saja ada orang orang yang tidak peduli bahkan cenderung manafikan semua aspek MORALITAS yang seharusnya ditaati bahkan tragisnya prinsip-prinsip dasar dalam berpolitik itu banyak diabaikan begitu saja, sehingga output dari perilaku politik yang keliru hanya bisa menghasilkan rasa ketidakadilan didalam masyarakat.

Hal semacam ini menjadi bagian terpenting dari setiap pelaku politik, utamanya partai politik untuk dijadikan acuan dalam bersosialisasi politik kepada masyarakat, bukan malah sebaliknya sibuk memperebutkan simpati masyarakat melalui bingkisan atau bantuan, hiburan dan masih banyak lagi hal lain yang dibungkus dengan propaganda, padahal sesungguhnya yang demikian itu sangat tidak mengedukasi atau tidak mendidik alias narasi tanpa makna. Politik amplop tentunya akan melahirkan perilaku koruptif pada kekuasaan. Itulah sebabnya mengapa perilaku koruptif disemua Negara didunia ini dijadikan musuh bersama atau COMMON ENEMY, sebab korupsi pastilah akan menghambat laju pembangunan, tentu bukan itu saja, faktanya saat ini banyak negara yang telah mengalami kebangkrutan, masyarakatnya terperangkap pada jurang kemiskinan dan kebodohan, semua itu disebabkan oleh perilaku koruptif dari mereka (pejabat Negara) yang sama sekali tidak mau dan faham tentang tugas yang telah dimandatkan kepada mereka (amanat konstitusi). Merubah paradigma pikir terhadap politik, itu sangat penting.

Seringkali kita dapatkan argumentasi liar dimasyarakat bahwa politik itu hanyalah sesuatu alasan atau ucapan yang diucapkan oleh seorang politikus untuk mendapatkan apa yang akan mereka inginkan atau pencapaian, terlepas dari apakah mereka berbohong atau jujur. Disinilah seharusnya seorang politisi dapat menjelaskan jika politik itu sesungguhnya akan mengajarkan kepada kita semua cara Ber-negara dengan benar sebab pondasi politik itu adalah MORALITAS dan Etik. Inilah yang menjadi bagian dari kehidupan kita Ber-negara, sebeb seharusnya politik dan kekuasaan secara terus menerus mengalirkan energi integritas, komitmen, nasionalisme, sehingga kita semua punya pundamental wawasan bernegara dan berbangsa.

Tanpa itu maka niscaya cita cita Ber-negara kita akan sangat jauh untuk dapat diraih. Malah justru sebaliknya akan mendapatkan kecemasan secara kolektif didalam masyarakat.

Penulis sengaja mengambil tema yang demikian dikarenakan oleh sebagian pakar dan pengamat politik dunia telah memprediksi bahwa tahun tersebut akan terjadi Winter atau musim dingin yang sangat ekstrim di Eropa yg kemungkinan besar menyebabkan krisis ekonomi, pangan dan krisis kemanusiaan terparah, bukan saja di Eropa, namun akan menjalar masuk pada Asia dalam waktu dekat ini, (pantau perkembangan G20, dimana alarm atau peringatan skala dunia telah dinyalakan). Lantas bila mana itu terjadi, sudah siapkah kita menghadapi tekanan tersebut dengan segala pasilitas sumberdaya yg kita miliki. Tentu ini akan menjadi pertanyaan besar dan menjadi pertimbangan pada setiap orang, bukan saja kepada masyarakat yang butuh pencerahan, namun terlebih kepada mereka yang duduk pada posisi strategis pemerintahan. Apakah itu Eksekutif ataupun Legislatif. Mengingat banyaknya masalah yang saat ini kita hadapi, utamanya masalah yang ada disekitar kita misalnya, masalah kerawanan bencana alam (issu lingkungan), ketidakstabilan ekonomi dan politik, kesehatan, pangan, pendidikan, hukum dan masalah masalah sosial lainnya.

Demi menghindari semua itu sebelum terlambat ada baiknya siapapun yang akan ikut dalam kontestasi politik di tahun 2023 atau di tahun 2024, maka sebaiknya saat ini sudah memulai melakukan safari politik dalam rangka pencerahan kepada masyarakat agar masyarakat lebih mengetahui dan mengenal siapa calon yang pantas untuk dipilih. Sebab itu akan menentukan kemana arah kebijakan pembangunan kedepannya.

Tentu kedepannya kita tidak ingin lagi terjebak pada istilah; O tempora O mores yang artinya kira-kira seperti ini; Waktu berjalan dan kelakuan semakin memburuk. Atau ungkapan; Change Or Die (Berubah atau punah).

Tentu kita semua berharap kepada mereka yang saat ini tengah mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin di daerah ini akan membawa angin perubahan (wind of change). Sehingga pada saatnya kita bisa berdiri tegak dan dengan lantang berkata ; INILAH KAMI SAAT INI, KAMI BISA SEPERTI INI, DISEBABKAN OLEH PASILITAS PIKIRAN YANG BERBASIS AKHLAQ, MORALITAS SERTA KEJUJURAN, SEHINGGA KAMI BISA MENDISTRIBU APA YANG DISEBUT " KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH MASYARAKAT KOTA PALOPO" AMIN YA RABBAL ALAMIN

Akhirnya tulisan ini saya tutup dengan harapan bahwa mudah-mudahan kita semua bisa lebih cermat dan cerdas melihat serta lebih siap menghadapi segala sesuatunya, baik yang tengah terjadi saat ini atau yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Marilah kita belajar terhadap hal-hal yang telah terjadi, atau dengan kata lain yang telah kita lewati bersama, sehingga kita dapat memetik hikmah dari pengalaman masa lalu, yang pada akhirnya kita lebih bisa memahami apa sesungguhnya yang dimaksud dengan tanggung jawab moral politik dan tanggung jawab moral kekuasaan, sehingga atmosfer positif berkebangsaan dan Ber-negara dapat kita raih bersama.

Tentu tulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu lebih kurangnya penulis meminta maaf atas segala kekurangan. Penulis selaku masyarakat hanya mampu memberikan buah pikiran sekalipun hanya dalam bentuk tulisan yang tentunya masih banyak kekurangan, paling tidak sedikit berkontribusi terhadap kemajuan. Akhir kata, Wallahu Alam Bissawab…. Wassalumu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.(*)

  • Bagikan