MEMBACA POTENSI MASA DEPAN INDONESIA DI TENGAH GEJOLAK POLITIK DUNIA

  • Bagikan

(Tinjauan GEO POLITIK, GEO STRATEGI Dan GEO EKONOMI)

OLEH: RUSDY MAISENG SH
(Pengamat Politik dan Hukum Internasional)


Membaca dan memahami sejarah dengan benar dan baik, serta berupaya menembus dan menemukan realitas dunia saat ini agar kita dapat menganalisa, menginterpretasi serta mengantisipasi peristiwa yang akan datang (THREAT ANALYSIS = ANALISIS ANCAMAN) adalah hal terpenting untuk kita fahami bersama. Misalnya Seberapa pentingnya peristiwa masalalu untuk bisa difahami dalam kaitannya dengan peristiwa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Sebab realitas Dunia saat ini bisa saja masuk pada ambang Perang Nuklir.

Sebab dalam memahami Hukum dan Politik Internasional tentu kita tidak akan terlepas dari pemahaman seperti ini, "Bukan saja ancaman yang dapat menimbulkan perang, namun kecemasanlah yang ditimbulkan dari sebuah ancaman" (Ellison Graham, penasehat militer beberapa Presiden AS). Ini artinya fakta yang terjadi saat ini tentu bisa kita kategorikan bahwa sesungguhnya dunia tengah dilanda kecemasan yang tiap saat bisa saja berubah menjadi sebuah kengerian besar bagi ummat manusia. Lantas apa saja yang telah kita persiapkan atau paling tidak untuk dijadikan sebagai warisan pada generasi mendatang.

Dalam pergaulan dunia, Politik Luar Negeri Indonesia dikenal dengan istilah Politik Bebas Aktif yang bisa dimaknai sebagai bentuk kontribusi politik bagi dunia, namun tidak berpihak ke salah satu Blok, yang disebut dengan NON BLOK. Namun apakah saat ini Sikap Politik dari Negara Negara Non Blok masih saja produktif bagi setiap anggotanya termasuk Indonesia, padahal sesungguhnya pasca keruntuhan Soviet tahun thn 1990 sampai 1991 dimana saat itu muncul istilah "QUO VADIS INDONESIA ATAU QUO VADIS NON BLOK" Atau akan kemana Negara Negara Non Blok pasca keruntuhan Uni Soviet. Sementara salahsatu alasan Non Blok didirikan atas dasar mengimbangi dua kekuatan barat (NATO yang dikendalikan oleh AS, Vs FAKTA WARSAWA yang di kendalikan oleh UNI SOVIET), yang terus menerus dilanda perang dingin.

Masalah yang paling nampak saat ini adalah hampir seluruh saluran komunikasi diplomatik atau politik menjadi tersumbat, sebab nampak jelas dalam sikap beberapa kepala Negara ( Rusia, Ukraina bahkan AS dan Cina) telah menyatakan diri untuk tidak hadir dalam pertemuan G20 di Bali dalam beberapa hari ke depan. Ini artinya mereka telah mengirim sinyal keras atau alert alarm atau sinyal peringatan darurat langsung ke seluruh dunia untuk bisa dimengerti dan fahami. Tentu mereka faham betul apa yang dimaksud dengan GEO POLITIK, GEO STRATEGI DAN GEO EKONOMI. Oleh sebab itu kita dapat menganggap bahwa semua keputusan strategis yang mereka ambil adalah bagian atau pertimbangan terpenting atas kebijakan mereka.

Kenyataan saat ini yang sedang terjadi adalah The Ecomomic At War. Dimana perang ini sedang mengalami puncaknya oleh Negara Negara yang tergabung dalam BRICH (BRASIL, RUSIA, INDIA, CINA DAN AFRIKA) telah mempersiapkan cadangan mata uang Internasionalnya dalam hal berhadapan langsung dengan kekuatan Dollar AS. Mereka tidak lagi mau dikendalikan oleh hegomoni barat yang faktanya hanya membuat pemiskinan pada Negara Negara tersebut, termasuk kita. Lantas bagaimana dengan Indonesia yang masih saja berkutat pada issue lokal, primordial, etnis dan kemiskinan. Sementara Indonesia ada pada jalur Ring Of Fayer, artinya Sumber Daya Alam kita sangat melimpah. Ketersediaan panas bumi yang kita miliki 40% dari keseluruhan panas bumi. Indonesia punya garis pantai terpanjang ke dua di Dunia. Belum lagi Batu Baru, Nikel, Emas, Galena dan yang tak kalah pentingnya adalah ketersediaan tanah jarang atau Rer Earth yang sangat melimpah. Lantas apa yang salah pada Negeri kita, hingga terjebak utang yang tak kunjung selesai pada Rentenir Dunia (IMF / BANK DUNIA).

Bahkan menurut data dan berdasarkan analisis di tahun 2013, andai saja SDA kita dikelola dengan baik dan benar, tidak ada lagi kebocoran (Korupsi) dan penguasaan sepihak oleh Oligarki dari Negara lain yang berkedok Investor dan Investasi, maka sepenuhnya dikelola oleh Negara sampai pada tahap pemurnian 99% barulah dilakukan distribusi bisnis kepada Negara lain, maka yang akan terjadi adalah Negara bisa membayar utang menjadi lunas dalam waktu singkat dan Negara dapat diuntungkan sebanyak 400 ribu triliun (hitungan sampai per-hari ini). Itu artinya ada jaminan APBN yang tersedia bagi Indonesia selama 200 tahun ke depan. Atau dengan kata lain setiap kepala atau setiap Warga Negara bisa mendapatkan sebanyak Rp 20 juta setiap bulannya.

Untuk itu apapun dampak yang akan timbul dari situasi yang terjadi terhadap Negara kita, maka seharusnya memang kita (pemerintah), jauh hari sebelumnya telah dapat mempersiapkan diri atau punya Counter Strategi, mengantisipasi agar ekonomi kita tidak masuk pada Vicous Sircle atau jebakan pusaran air. Namun terlepas dari semua itu tentu juga kita berharap bahwa kejadian seperti ini bisa menjadikan kita lebih faham, lebih mampu bersikap, serta lebih siap menghadapi situasi yang semacam ini, utamanya kita bisa belajar dari situasi politik dunia, akan arah dan kebijakannya, sehingga pemerintah punya kemampuan bersikap serta mengambil langkah strategis yang tentunya melindungi segenap tumpah dan darah Indonesia. Hitler pernah berkata bahwa kekuasaan yang paling menyenangkan adalah ketika kita memerintah atau memimpin orang orang yang tidak mau berpikir.

Andaikan saja pemerintah mau menjalankan atau sedikit lebih banyak lagi mau berpikir agar tidak membiarkan masyarakat atau Negara menjadi pasif, serta tidak membiarkan Negara ini untuk digunakan sebagai obyek propaganda dalam gerbong peradaban barat modern, maka kita semua bisa menjadi yakin bahwa Indonesia akan diperhitungkan pada tingkat Dunia, bahkan bisa menjadi GLOBAL PLAYER dengan segala Sumber Daya yang kita miliki, sebeb Sumber Daya Alam kita, semua bisa dijadikan sebagai alat tekan keluar. Namun faktanya kita selalu saja tidak dianggap atau menjadi tidak penting. Sepanjang sejarah dunia, kita seakan akan hanya menjadi pelengkap saja, mereka mendikte kita tanpa adanya sedikitpun penolakan atau perlawanan.

Kita sebenarnya tak pernah sadar bila selama ini kita terus menerus dilemahkan melalui hipnotis propaganda melalui sistem yang dibenarkan oleh mereka, sehingga sepertinya kita tidak mampu lagi membedakan antara yang kita butuhkan sebagai Bangsa dan yang tidak kita butuhkan. Mereka tidak ingin kita bisa menjadi Negara Adidaya sehingga proteksi untuk itu sangatlah ketat. Sementara ketika kita berbicara tentang masa depan, itu artinya kita berbicara tentang sebuah peradaban, namun apakah kita telah siap atau justru sebaliknya. Tentunya ada bagian-bagian tertentu yang wajib untuk kita miliki utamanya bagi generasi muda saat ini, sebab mereka yang telah lolos seleksi PENGETAHUAN dalam memahami situasi yang telah lalu, sedang dan yang akan datang. Bukan mereka yang hanya pandai memanfaatkan situasi politik tanpa pemaknaan yang berarti. Melainkan kepada mereka yang mampu membaca, menterjemahkan sertai memaknainya.

Membangun dan mengembangkan SDM, SDA serta Sumber Daya Militer adalah hal yang mempunyai prioritas utama untuk mereka tekan dan batasi, sebab mereka faham betul bila itu terjadi maka ancaman nyata ( NATION THREAT ) ada didepan mata mereka, sebab mereka tidak lagi akan mampu menekan atau mendikte kita secara Politik, Ekonomi sekaligus Militer.

Sekedar mengingatkan kembali pada motto klasik yang telah menjadi populer pada Negara Negara yang telah berdaulat penuh, yaitu ; "SIVIS PACEM PARA BELLUM ", ARTINYA : JIKA ANDA INGIN BERDAMAI ( KEDAMAIAN ), MAKA BERSIAPLAH UNTUK PERANG. Semua ini dapat kita terjemahkan bahwa situasi dunia yang paling kacaupun kemungkinannya bisa saja terjadi, maka dari itu setiap Negara harus siap dari segala bentuk kemungkinan terburuk yang akan terjadi, dan mempersiapkan segala kemampuan dalam menghadapi situasi tersebut. Di antaranya persiapan menghadapi ECONOMI AT WAR, CURRENCY WARFARE dan MILITERY AT WAR.

Itulah mengapa industri Militer dan Keamanan Nasional kita akan sangat menjadi penting dan wajib untuk dibangun serta dikembangkan, apapun segala bentuk resiko atau konsekuensi dan pelarangan dari Negara Negara Adidaya atau Negara Superior, sebab ini sangat berhubungan erat bagi KEDAULATAN NEGARA kita, atau dengan kata lain ; SURVIVAL OF THE NATION HARUS MENJADI TEGAK, YANG TENTUNYA DIBARENGI DENGAN PENGETAHUAN NATION INTEREST. Bukannya hanya bisa mengingatkan bahwa potensi krisis ekonomi dan kenaikan harga barang barang utamanya BBM yang akan dan telah terjadi sebagai akibat perang diluar sana. Sementara hal semacam ini, bahkan di dua tahun yang lalu sudah menjadi percakapan hangat di warung kopi, yang pada saat itu hampir semua orang berharap bahwa akan ada solusi terbaik dari pemerintah yang akan diambil untuk dijadikan kebijakan, namun tanpa membebani lagi rakyatnya dengan segala macam embel-embel atau alasan yang tidak profesional dan proporsional.

Waktu tidak dapat dibalik, diundur ataupun dihentikan, dia akan berjalan tanpa menunggu. Hingga akhirnya dia akan menemukan dan menentukan sejarahnya sendiri. "SEJARAH SELALU BERULANG" Politik di Negara manapun, ketika ada momentum politik, yang mengakibatkan kesemrawutan atau carut marut, apakah itu ekonomi, hukum dan sosial budaya ataupun adanya ancaman penghianatan terhadap konstitusi, dimana eskalasi kesemrawutannya tiap saat makin meningkat, maka situasi tersebut adalah sebagai akibat dari kekuasaan yang tidak konsisten.

Mengakhiri tulisan ini penulis mencoba untuk mengutip satu kalimat bijak, "KEBENARAN TIDAK AKAN MUNGKIN TERBUNGKAM OLEH KEPALSUAN, SEBAB KEBENARAN AKAN SELALU HADIR DAN MEMBELA DIRINYA SENDIRI, BEDA DENGAN KEPALSUAN ATAU KEBOHONGAN, DIA AKAN SELALU BERLARI, BERDALIH SERTA MEMBUTUHKAN KEBOHONGAN LAIN SEBAGAI PEMBENARAN".

Billahi Taufik Wal Hidayah,,,,
Wassalumu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu....
LEBIH DAN KURANGNYA; MOHON DIMAAFKAN.

Palopo Sabtu 12 November 2022. (*)

  • Bagikan