Kasus TBC Palopo masih Tinggi, Capai 497 Kasus

  • Bagikan

Dari Januari-November 2022

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Penyakit Tuberkulosis atau biasa disebut TBC hingga saat ini masih tinggi. Di Kota Palopo, penyakit TB mencapai 497 kasus sejak Januari hingga November 2022. Jumlah kasus ini tersebar di seluruh Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) atau Puskesmas di Kota Palopo, dan Rumah Sakit (RS).

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Palopo, San Ashari, SKM.,M.Kes kepada Palopo Pos, Selasa 22 November 2022 mengatakan, kasus TBC di Kota Palopo masih cukup tinggi. Untuk itu, Dinas Kesehatan bekerjasama dengan Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) rutin melakukan sosialisasi dan pengobatan kepada pasien TBC.

''Hal ini dilakukan agar masyarakat mengetahui bagaimana mengantisipasi dan mengobati penyakit TB tersebut,'' kata San sapaan akrabnya Selasa siang 22 November, kemarin.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan, sebutnya penderita TBC sejak Januari hingga November 2022 di Kota Palopo mencapai 497 kasus yang tersebar di 12 Puskesmas dan 3 Rumah Sakit.
''Dari data tersebut, kasus TBC paling banyak berada di Puskesmas Wara sebanyak 89 kasus,'' jelasnya.

San menjelaskan, TBC disebabkan oleh infeksi bakteri. Bakteri penyebab TBC ini umumnya menyerang paru-paru dan bisa menyebar ke orang lain melalui percikan air liur yang dilepaskan ke udara saat penderitanya bersin, batuk, atau meludah.

Meski dapat menyebar melalui udara, sebutnya penularan penyakit TBC tidak semudah penyebaran flu atau batuk. Proses penularan bakteri TBC membutuhkan kontak yang cukup dekat dan lama dengan penderita. Misalnya, tinggal atau kerja bersama dan sering melakukan interaksi dalam kesehariannya.

''Kemungkinan Anda tertular TBC jika sekadar duduk di sebelah orang yang terinfeksi, misalnya di bus akan sangat kecil. Selain itu, penderita TBC yang telah mengonsumsi obat antituberkulosis setidaknya selama 2 minggu juga berisiko lebih kecil menularkan penyakitnya ke orang lain,'' paparnya.

Meski begitu, ada beberapa kelompok orang yang lebih mudah tertular TBC, di antaranya orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti bayi, anak-anak, lansia, atau penderita HIV/AIDS, diabetes, kanker, dan gagal ginjal stadium akhir. Selainitu perokok aktif, orang yang tinggal di pemukiman padat dan kumuh, petugas medis yang merawat pasien TBC, dan orang yang tinggal dengan penderita TBC.

Kukuhkan PPTI Sulsel
Sementara itu, Sekertaris Daerah Provinsi Sulsel, Abdul Hayat Gani mengukuhkan Pengurus Wilayah Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Sulsel Periode 2020-2025, dan Pelantikan Pengurus Cabang PPTI Kabupaten/Kota se-Sulsel Periode 2022-2027, di Hotel Remcy, Makassar, Senin 21 November 2022.

Dalam sambutannya, Abdul Hayat mengapresiasi organisasi tersebut.
Menurutnya, Indonesia termasuk negara yang rentan akan Tuberkulosis (TB). Sehingga, ia meminta agar organisasi ini dapat melakukan upaya percepatan penanganan dan pemberantasan TB secara serius, khususnya di Sulsel.

“Membentuk lembaga memberikan percepatan karena TB ini untuk dunia dan Indonesia rentan sekali untuk serius kita tangani. Untuk itu, segera pastikan semua stakeholder harus terlibat, dan ini menjadi prioritas dan terdepan,” jelasnya.

Abdul Hayat juga berharap agar PPTI Sulsel dan Kabupaten Kota bisa segera menyusun program dalam pemberantasan TB dengan mengutamakan sinergitas dan secara konkret. Ia menyebut, ada empat langkah yang sebaiknya dilakukan dalam penanganan TB di Sulawesi Selatan.

“Ada empat hal yang harus dilakukan. Pertama, mapping secara jelas ada berapa data rentan TB di Sulsel. Kedua, mengukur dengan mencari alat ukur supaya memberikan pertimbangan dengan pas. Selanjutnya TL atau Tindak Lanjut kalau ada daerah lambat pergerakan, kunjungi kesana kalau ada daerah yang rawan. Dan yang terakhir, memberikan monitoring dan evaluasi agar keputusan lebih berkualitas, harus efektif dan efisien,” tegasnya. (rhm/idr)

DATA PENYEBARAN KASUS TBC DI KOTA PALOPO

  1. PKM Bara Permai 35 kasus
  2. PKM Benteng 18 kasus
  3. PKM Maroangin 43 kasus
  4. PKM Mungkajang 41 kasus
  5. PKM Pontap 41 kasus
  6. PKM Sendana 14 kasus
  7. PKM Wara 89 kasus
  8. PKM Wara Barat 28 kasus
  9. PKM Wara Selatan 37 kasus
  10. PKM Wara Utara 47 kasus
  11. PKM Wara Utara Kota 47 kasus
  12. PKM Wisata Padang Lambe 5 kasus
  13. RS At Medika 1 kasus
  14. RS Bintang Laut 5 kasus
  15. RSUD Sawerigading 46 kasus
  • Sumber: Dinkes Palopo
  • Bagikan