Kasus Pembunuhan Bocah di Makassar: Pelaku Tergiur Rp1,2 M di Situs Jual Beli Organ, hanya Mengandalkan Google Translate

  • Bagikan

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID MAKASSAR -- Sungguh malang nasib Muhammad Fadli Sadewa, seorang bocah berusia 11 tahun harus mengakhiri hidupnya di hadapan 2 remaja bersumbu pendek.
Kedua pelaku yang masing-masing bernama A (17) dan MF (14) tega menghabisi nyawa Dewa di rumah A yang sedang sepi.
Modusnya, meminta Dewa untuk membantunya membersihkan rumah. Iming-imingnya, bakal diberi upah Rp50 ribu.
Dengan polosnya, Dewa yang kesehariannya hampir dihabiskan di depan Indomaret Batua Raya itu mengiyakan ajakan A dan MF.
Tante Dewa, Erni (31) yang ditemui fajar.co.id di rumah duka menceritakan kesaksian sepupu Dewa bernama Alif (12) yang melihat bagaimana pelaku mengintai Dewa dari jauh hari.
"Sebelum kejadian waktu malam minggu, kata Alif mereka ke warnet di kantor Radar. Alif bilang sudah dari kemarin Dewa diikuti tersangka A," cerita Erni kepada fajar.co.id, Selasa (10/1/2023).
"Dewa dipantau dari jauh, cuman Alif ji yang lihat. Katanya sudah dari lama Dewa dipantau sama tersangka A," sambung Erni.
Dikatakan Erni, keponakannya diculik pada Sabtu Sore sekitar pukul 17.00 WITA. Ada pun Alif, yang pulang seorang diri mengatakan ke neneknya (Aminah/50) bahwa Dewa hilang.
"Dipanggil membersihkan rumah dan dijanji uang Rp50 ribu. Terus saya juga nah panggil tapi saya tidak mau," lanjut Erni mengikuti gaya bicara Alif.

Jual Mahal
Otak penculikan dan pembunuhan terhadap Fadli Sadewa alias Dewa (11) memang mengejutkan. Dua pelaku merupakan teman korban. Mereka saling kenal.
Alasan pelaku, AD (17) sebagai pelaku utama dan MF (14) yang membantu AD, juga sangat mengejutkan dan tak terduga. Penculikan dilakukan karena terpengaruh bisnis organ manusia yang didapat AD melalui internet.
AD sebenarnya tidak tahu banyak terkait situs jual beli organ yang ia akses. Bermodalkan pencarian di internet, dia menemukan situs Yandex yang pada dasarnya serupa marketplace. Di situ, organ tubuh dijual dengan harga tinggi.
Yandex merupakan situs luar negeri, yang apabila diakses semuanya kontennya berbahasa Inggris, dan pelaku pun cuman memanfaatkan Google Translate untuk bisa mengetahui maksud dari isinya. Organ tubuh manusia bisa bernilai hingga USD 80 ribu atau sekitar Rp1,2 miliar.
"Itu situs bahasa Inggris, saya cari-cari memang, pakai Google Translate biar saya mengerti. Saya lihat harga seluruh organ tubuh manusia 80 ribu dolar, baru saya coba kontak-mi melalui email, tapi tidak pernah dibalas," urai AD saat diinterogasi petugas di Mapolrestabes Makassar, Selasa (10/1/2022).
Sudah lama AD mengakses situs itu. Sejak itu pula, ia mencari-cari orang yang bisa dibunuh untuk diambil organ tubuhnya, lalu dijual. Ketika itulah, AD melihat Dewa yang memang merupakan kenalannya.
"Saya ajak-mi di rumah membersihkan. Di rumah saya kasih main game, baru saya cekik dari belakang, baru benturkan kepalanya di tembok," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Dewa dibawa pergi oleh A dan MF di Indomaret Jalan Batua Raya, pada Sabtu (7/1/2023).
Saat diinterogasi polisi, AD dan MF mengaku menculik dan membunuh FS untuk selanjutnya menjual organ tubuh korban di sebuah situs daring.
Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto mengajak masyarakat, Kepala Sekolah (Kepsek) dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) memperketat pengawasan terhadap anak.
Karena itu, pria yang karib disapa Danny ini mengingatkan pentingnya program Pemerintah Kota Makassar ‘Jagai Anakta’.
“Makanya Jagai Anakta ini harus menjadi program wajib semua keluarga,” ungkapnya kepada fajar.co.id, Selasa (10/1/2023).
Peran keluarga dan sekolah untuk melakukan pencegahan, kata dia, sangat penting. Keluarga di rumah, dan guru terutama kepala sekolah.
“Ini pelajaran bagi kita, saya memerintahkan seluruh Kepsek, sekali lagi menutup sekolahnya. Yang pada saat pulang sekolah harus ketahuan siapa yang menjemput siswa itu. Rawan di situ,” ujarnya. (fjr/idr)

  • Bagikan