Politikus Swedia Bakar Alquran, Begini Reaksi Petarung UFC Khamzat Chimaev

  • Bagikan
Petarung UFC Khamzat Chimaev Kecam Keras Pembakaran Alquran di Swedia Petarung kelahiran Chechnya Khamzat Chimaev menang melawan Kevin Holland di UFC 279.-Twitter/@ufc-

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Reaksi keras ditunjukkan petarung UFC Khamzat Chimaev. Ia mengecam terhadap aksi pembakaran Alquran yang dilakukan oleh politikus sayap kanan Rasmus Paludan, di depan Kedutaan Besar Turki di Swedia pada Sabtu 21 Januari 2023.

Khamzat Chimaev menyebut Rasmus Paludan adalah seorang teroris sesungguhnya.

Khamzat yang juga punya kewarganegaraan Swedia itu mengatakan, agamanya Islam tidak pernah melakukan hal serupa dengan membakar kitab suci milik agam lain.

"Dia adalah teroris bagi kita," tulis pria 28 tahun di akun Instagram pribadinya, @Khamzat_Chimaev, dikutip pada Senin 23 Januari 2023.

"Saya muslin tetapi belum pernah terhadap agama orang lain, belum pernah lakukan seperti yang dia lakukan terhadap agama orang lain," katanya.

Khamzat Chimaev heran dengan otoritas Swedia yang membiarkan pria rasis itu melakukan pembakaran alquran.

"Kenapa kamu biarkan dia melakukan ini? Kita semua tidak boleh diam, Anda menyebut kami saudara jadi tunjukkan rasa hormat Anda," kata Khamzat.

Politisi sayap kanan Rasmus Paludan membakar kitba suci Alquran di depan kedutaan besar Turki pada Sabut lalu.

Menurut sebuah laporan oleh Washington Post, aksi pembakaran Alquran itu mendapat izin dari pemerintah Swedia. Rasmus Paludan dilindungi oleh polisi saat melakukan aksinya.

Aksi pembakaran Alquran dilakukan oleh Rasmus Paludan sebagai bentuk protes terhadap pemerintah yang menjalin kerjasama Turki untuk bergabung dengan NATO.

Baru-baru ini, setelah invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu, Finlandia dan Swedia mengajukan keanggotaan NATO (Organisasi Perjanjian Atlantik Utara) di mana Turki telah menjadi anggota selama 70 tahun.

Untuk menjadi anggota NATO, negara pemohon harus mendapatkan persetujuan dari 30 negara. Hungaria dan Turki sejauh ini belum memberikan jawaban apapun.

Pemerintah Turki memanggil duta besar Swedia untuk Ankara pada hari Sabtu kemarin untuk memberikan penjelasan atas aksi tersebut.

"Kami mengutuk sekeras mungkin serangan keji terhadap kitab suci kami… Mengizinkan tindakan anti-Islam ini, yang menargetkan umat Islam dan menghina nilai-nilai suci kami, dengan kedok kebebasan berekspresi sama sekali tidak dapat diterima," kata Kementerian Luar Negeri Turki. (*/pp)

  • Bagikan