Motivator Stunting di Bumi Sawerigading, Srikandi Luwu Dr. Hj Hayarna Basmin, SH, M.Si  

  • Bagikan

Dr. Hj Hayarna Basmin, SH, M.Si. --dok--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, BELOPA-- Jika ada perempuan yang saat ini selalu sibuk dan tak mengenal waktu untuk terus bergerak menjadi motivator penurunan angka Stunting di Kabupaten Luwu, dia adalah sosok Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Luwu Dr Hj Hayarna Basmin SH, M.Si, yang pada 14 Februari 2023 lalu berusia 63 tahun bertepatan mometum Hari Jadi Belopa ke-17 sebagai Ibukota Kabupaten Luwu.  
 
Hj Hayarna Basmin tak pernah jenuh mengambil peran sebagai motivator penurunan Angka Stunting di daerah berjuluk Bumi Sawerigading.

Belum lama ini, ia memanfaatkan waktu berhari-hari melakukan tatap muka dengan para kelompok Dasawisma selaku kader PKK Luwu yang beraktivitas di desa-desa, lewat kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan Pengisian Data Dasawiswa sebagai Implementasi Sistem Informasi Managemen (SIM) PKK yang berlangsung sejak 11 Januari hingga 9 Februari 2023 lalu dipusatkan di aula Rujab Bupati Luwu, Pammanu, Belopa Utara.

Kepada Palopo Pos, sesaat sebelum mengikuti prosesi ulang tahunnya yang ke-63 tahun,  di Rumah Jabatan Bupati Luwu, Selasa (14/2/2023), Hayarna mengungkapkan, Stunting, dimana suatu kondisi gagal tumbuh pada Balita akibat dari kekurangan asupan gizi secara kronis, mulai sejak awal masa emas kehidupan pertama, dimulai dari dalam kandungan, sampai berusia 2 tahun.

Stunting di Luwu dalam beberapa tahun juga cukup tinggi, sehingga dibutuhkan komitmen bersama antara Pemerintah pusat, Pemkab Luwu dan semua pihak untuk menurunkan angka kasusnya.

"Tingginya angka Stunting menjadi perhatian serius Presiden RI Bapak Joko Widodo, di mana angka kasus harus diturunkan secara nasional. Bahkan hal ini diperkuat dengan Perpres 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Nah Pemda Kabupaten Luwu harus bergerak sama menurunkan angka Stunting dengan pelibatan para pihak. Saya selaku Ketua TP-PKK Luwu juga ikut membantu penurunan angka Stunting ini dengan berbagai kegiatan di lapangan," ungkap Hayarna.

Hayarna mengatakan, berbagai upaya dilakukan baik dirinya sebagai Ketua TP-PKK Luwu maupun sebagai Ketua forum Kabupaten Sehat (FKS) Luwu, dalam menurunkan Angka Stunting, mengingat anak-anak merupakan aset besar sebagai generasi pelanjut bangsa.  

"Penyebab utama stunting yaitu, asupan gizi dan nutrisi yang kurang mencukupi kebutuhan anak, pola asuh yang salah dari Ibu hamil dan buruknya kondisi kesehatan lingkungan sekitar," kata Hayarna.

Beberapa upaya dilakukan Hayarna demi menekan angka Stunting di Bumi Sawerigading, diantaranya, melakukan pertemuan yang mengedukasi ibu hamil dan ibu menyusui untuk memperhatikan asupan gizi dan nutrisi. Bersama jajaran Dinas Kesehatan melakukan pemeriksaan rutin ibu hamil, bayi dan balita. Yang tidak kalah pentingnya, Hayarna mendorong pemerintah desa/kelurahan memperbaiki santiasi lingkungan tempat tinggal warga, dengan membangun jamban atau sarana MCK agar desanya menjadi desa ODF, dimana tidak ada lagi warga buang air di sungai.

" Untuk anak yang sudah dalam kategori Stunting, dilakukan bersama Dinas Kesehatan Luwu kita lakukan pengobatan seperti melakukan terapi awal dengan memberikan asupan makanan bernutrisi dan bergizi, memberikan suplemen tambahan vitamin A, Zinc, zat besi, kalsium dan yodium. Juga mengedukasi keluarga menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan menjaga sanitasi dan kebersihan lingkungan tempat tinggal, " kata Hayarna.

Untuk diketahui, sesuai amanat Presiden Republik Indonesia mengenai percepatan penurunan stunting demi mewujudkan Indonesia Emas 2045, kasus stunting di Indonesia diharapkan menurun dengan target 14% di tahun 2024. Sementara berkat motvasi yang tidak kenal lelah oleh Hayarna selaku Ketua FKS Luwu, angka Stunting berhasil ditekan dibawah target nasional dalam kurun waktu 3 tahun (2020 s/d 2022).

Pada tahun 2020, angka stunting di Luwu pada posisi 12,9 % dengan jumlah bayi stunting 2.953 dari 22.937 bayi yang diukur. Tahun 2021 kembali mengalami penurunan pada posisi 10,4 %, dimana jumlah stunting 2.655 bayi dari yang diukur sebanyak 25.659 bayi. Penurunan kembali terjadi tahun 2022 menjadi 9,4 % dimana bayi stunting 2.265 dari jumlah yang diukur 24.156 orang bayi.

Dr Hj Hayarna Basmin, SH, M.Si,  sosok srikandi Luwu kelahiran Belopa 14 Februari 1962, putri dari Ayahanda Imam kampung Hakim Dg Palallo bin A Mandossong dan almarhumah Ibunda Hj Dagiah Opu Daengna Tobba.

Hayarna menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Tadette, tamat di Ibtidaiiyah Belopa, tahun 1974. Menamatkan PGA Palopo tahun 1978, lalu melanjutkan Sarjana muda hukum di UMI Makassar tamat 1984, dan melanjutkan ke Fakultas Hukum UMI dan tamat pada tahun 1988, lalu ia menyabet gelar S2 pada Kampus STIA Yappan Jakarta tahun 2006 kemudian menyabet gelar Doktor di Universitas Muslim Indonesia Makassar. 

Usia mudanya Hayarna juga pernah aktif di organisasi Kosgoro tahun 1989 sebagai Ketua bidang hukum di Makassar, Hj Hayarna juga pernah tercatat sebagai PNS di lingkup Pemkab Luwu dengan pengangkatan pertama sebagai guru agama di SD Ulo-ulo Bajoe Belopa, kemudian memutuskan berhenti jadi PNS tahun 1989 untuk memilih aktivitas menjadi pengusaha.

Hayarna memutuskan menikah dengan H Basmin Mattayang dan bersama suami tercinta kini telah dikaruniai 5 orang anak. Kelima putra putri tercinta yakni H.AM Arham Basmin, Andi Ahkam Basmin, Andi Muhammad Arfan BM, Siti Hardianti Rukmini serta bungsu Siti Zulliat Tazliylah.

Saat ini Hayarna menjabat sebagai Ketua TP-PKK Luwu dan Ketua FKS Luwu dan beberapa jabatan organisasi lainnya.  (andrie islamuddin)

  • Bagikan