Setelah Sulsel, Ketua Umum YK ROMBSIS Indonesia Hj Andi Idhanursanty Lantik Pengurus Cabang Sultra Diketuai Ibu Suleha A Bahar

  • Bagikan
PELANTIKAN Pengurus YK Rombsis Cabang Sultra oleh Ketum YK ROMBSIS Indonesia, Hj Andi Idhanursanty di Kendari, Selasa 14 Maret 2023. IST

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID KENDARI -- Setelah pekan lalu melantik Yayasan Kemanusiaan (YK) Rombsis Indonesia Cabang Sulawesi Selatan yang diketuai Dr Ir Apiaty K Amin Syam, kembali Ketum YK ROMBSIS Indonesia, Hj Andi Idhanursanty melantik YK Rombsis Indonesia Cabang Sulawesi Tenggara yang diketuai Ibu Suleha A Bahar S.Pd M.Pd.

Pelantikan YK Rombsis Indonesia Cabang Sulawesi Tenggara terasa indah lantaran dihadiri banyak tokoh perempuan. Seperti, Ketua Harian YK ROMBSIS Pusat Ibu Onny Jafar Hafsah, Bendahara Umum YK ROMBSIS Pusat Ibu Farida Tirlang, Wakil Sekjen YK ROMBSIS Pusat Ibu Eptati Kamaruddin, serta Ketua YK ROMBSIS Indonesia Cabang Provinsi Sulawesi Selatan Ibu DR IR Apiaty K Amin Syam, M.Si.

Ketum YK ROMBSIS Indonesia, Hj Andi Idhanursanty dalam arahannya menjelaskan kalau keberadaan YK ROMBSIS Provinsi Sulawesi Tenggara ini menjadi tonggak penting bagi keberadaan dan eksistensi Ibu-Ibu semua dalam YAYASAN KEMANUSIAAN ini.

Yang sejauh ini lebih memfokuskan diri kepada upaya-upaya kemanusiaan meringankan beban derita Saudara-Saudara Kita yang tertimpa musibah atau bencana.

"Kita sudah barang tentu tidak berharap akan adanya bencana, namun dengan melihat kepada kondisi geografis, maupun kehidupan sosial kemasyarakatan kita saat ini, maka masibah atau bencana rasanya masih akan lekat pada kondisi kehidupan kita di Indonesia. Setidaknya terdapat beberapa hal, mengapa Kita katakan keberadaan ROMBSIS sebagai YAYASAN KEMANUSIAN menjadi penting," ujar Ketum YK ROMBSIS Indonesia, Hj Andi Idhanursanty, Selasa 14 Maret 2023 di atas podium.

Kenapa dibentuk YK Rombsis ini, setidaknya terdapat beberapa hal sebagai YAYASAN KEMANUSIAN. Pertama, sifat keibuan yang melekat pada diri kita sebagai bagian dari kodrat kewanitaan, seringkali selalu lebih peka untuk melihat dan merasakan penderitaan manusia yang tertimpa bencana, sehingga akan selalu timbul gejolak kuat untuk bisa membantu dengan segera meringankan beban penderitaan Saudara-Saudara Kita yang kebetulan tertimpa musibah atau bencana, dan secara spontan pula memanjatkan doa maupun menyisihkan sebagian rezeki dari Allah SWT guna sedikit ikut meringankan beban derita mereka.

Kedua, kondisi geografis Indonesia yang ditakdirkan oleh Yang Maha Kuasa berada dalam Zona Cincin Api, dengan puluhan gunung apinya, sekaligus juga Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng besar yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Maka lengkaplah bahwa kerentanan akan bencana alam bukan lagi hal terlalu mengherankan dalam kehidupan masyarakat kita.

Ketiga, kesadaran dari sebagian kita yang masih belum melihat kelestarian lingkungan sebagai hal yang penting, yaitu disamping sebagai bagian keindahan alam yang perlu kita pertahankan, sekaligus juga sebagai upaya memelihara keselamatan bumi kita. Yang terjadi seringkali justru untuk kepentingan nilai keekonomian, perusakan lingkungan hidup dianggap sebagai hal yang halal dan sah untuk dilakukan. Walaupun hal ini disadari oleh semua pihak dengan penetapan sejumlah aturan dan sanksi, namun beragam aturan itu tetap saja terlanggar dengan beragam alasan pula.
Dengan demikian jangan heran pula bila banjir atau banjir bandang akibat kerusakan lingkungan telah melanda banyak tempat di tanah air kita yang menimbulkan korban jiwa maupun materi yang tidak kecil.

Keempat, Global Warming atau Pemanasan Global yang terjadi di dunia, yang terutama dipicu oleh penggunaan bahan bakar fosil (Minyak, Gas Bumi, Batubara) telah menyebabkan naiknya suhu bumi kita yang semakin mempercepat cairnya gunung-gunung es di kutub utara serta naiknya permukaan air laut sehingga potensi banjir pada wilayah-wilayah rendah akan semakin besar pula.

Lanjut Ketum Hj Andi Idhanursanty, hal-hal di atas perlu menjadi perhatian kita semua, sebab ke depan perlulah kita pikirkan bersama bahwa kita jangan hanya menjadi pihak yang tergopoh dan tertatih-tatih untuk menyediakan bantuan kemanusian sebagai akibat dari timbulnya beragam bencana di negeri ini, melainkan kita harus pula bisa menjadi bagian untuk mencegah bencana yang mungkin diakibatkan oleh ulah manusia, seperti gambaran di atas.

Dengan menyadari ini semua, Ibu-Ibu yang tergabung dalam YK ROMBSIS, marilah kita untuk ikut berperan serta baik secara mandiri atau berkolaborasi dengan berbagai organisasi yang dengan konsisten untuk mengkampanyekan pelestarian lingkungan dalam skala sekecil apapun juga, yang akan bermanfaat bagi upaya pencegahan bencana ke depan.

Pada kesempatan itu juga, Hj Andi Idhanursanty menyebutkan, Yayasan Kemanusiaan ROMBSIS, semula lebih berorientasi kepada keinginan positif dari sebagian Ibu-Ibu untuk membentuk suatu wadah tempat berkumpul dan bersilaturahmi secara longgar dan santai dengan menamakannya ROMBONGAN IBU-IBU EKSIS, sebab memang tidak merupakan organisasi yang terlalu serius. Namun belakangan dikarenakan memang jiwa sosial dan kemanusian yang tinggi dari para Ibu-Ibu, arah perkembangan perkumpulan ini selangkah demi selangkah lebih terfokus kepada upaya untuk ikut membantu dan meringankan beban penderitaan Saudara-saudara kita yang mendapat cobaan Allah berupa musibah.

Inilah yang kemudian mengokohkan perkumpulan ini menjadi YAYASAN KEMANUSIAAN dan telah dikukuhkan melalui pengesahan oleh Kemenkumham RI.

Menjadi penting pula untuk diingat bahwa kerelaan kita untuk membantu sesama dalam meringankan beban derita mereka, tidak perlu diukur dari besarnya nilai material yang berhasil Kita Kumpulkan, sebab pada ujungnya hal seperti ini bisa menumbuhkan sifat RIYA.

Membantu sesama dengan doa tulus dari Kita semua adalah juga bagian dari amal perbuatan baik kita, Walaupun akan lebih memberikan manfaat langsung apabila ada material yang bisa diberikan kepada rara korban bencana.(idr)

  • Bagikan