Pembuatan Satu Ogoh-ogoh Menelan Biaya hingga Rp30 Juta

  • Bagikan
Ribuan umat Hindu Lutim menggotong Ogoh-ogoh ke Lapangan Batara, Kec. Tomoni Timur, Kab. Luwu Timur, Selasa 21 Maret 2023 dalam menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945. Ogoh-ogoh disimbolkan hal negatif disekitar kita. IDRIS PRASETIAWAN/PALOPO POS

Festival Ogoh-ogoh Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945

Setiap tahunnya, dalam menyambut Hari Raya Nyepi digelar Festival Ogoh-ogoh. Salah satu daerah yang menyelenggarakan adalah Kab. Luwu Timur. Tahun ini dipusatkan di Lapangan Batara, Kec. Tomoni Timur, Selasa sore 21 Maret 2023, lalu.


Ribuan masyarakat memadati Lapangan Batara Guru, Desa Kertoraharjo, Kecamatan Tomoni Timur untuk menyaksikan Festival Ogoh-Ogoh dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945.

Festival Ogoh-ogoh ini dibuka secara resmi oleh Bupati Luwu Timur, H. Budiman yang hadir bersama Ketua TP PKK Lutim, Hj. Sufriaty. Tampak pula, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulsel, H. Asriady Sulaiman, Anggota DPRD Lutim, para Kepala OPD, Pembimas Hindu Kemenag, Camat Tomoni Timur dan unsur tripika, Ketua PHDI Lutim, Ketua PHDI Kecamatan, para Kepala Desa, Tokoh Masyarakat, Agama dan Pemuda.

Ogoh-ogoh merupakan boneka atau patung beraneka rupa yang menjadi simbolisasi unsur negatif, sifat buruk, dan kejahatan yang ada di sekeliling kehidupan manusia.
Setelah acara Ogoh-Ogoh ini selesai, semua sifat-sifat negatif ini akan dikendalikan sehingga besok Umat Hindu akan melaksanakan Hari Raya Nyepi, melakukan puasa selama 24 jam dan melakukan Catur Brata Penyepian.

Bupati Budiman dalam sambutannya mengatakan, atas nama pemerintah dan masyarakat Kabupaten Luwu Timur, menyambut baik atas diselenggarakannya Festival ogoh-ogoh, karena ini merupakan tradisi dari umat hindu menjelang perayaan hari raya nyepi.

“Kita semua patut bersyukur telah keluar dari zona covid-19. Terima kasih kepada TNI/Polri beserta seluruh yang terlibat Tokoh-Tokoh Agama dan masyarakat, kemarin saya mewakili kita semua menerima PPKM Award 2023.

Dan dari 8 kabupaten kota yang diundang, hanya Luwu Timur dan Makassar yang dapat di Sulsel,” ungkapnya.
Lanjutnya, Festival Ogoh-ogoh merupakan kelanjutan dari upacara ‘Tawur Agung Kesanga’ yaitu suatu ritual untuk mewujudkan keseimbangan dan keharmonisan alam semesta.

Sementara dari sisi seni dan budaya, kata Budiman, Festival Ogoh-Ogoh merupakan wadah Umat Hindu dalam mempresentasikan kreativitas seni dan budaya yang dikaryakan oleh para kreator-kreator muda generasi bangsa.

“Disamping bermakna spiritual, parade ini juga dapat meningkatkan daya tarik wisata daerah, sekaligus menunjukkan keragaman dan kemajemukan masyarakat di Kabupaten Luwu Timur, Bumi Batara Guru,” terang Bupati Luwu Timur.

Usai membuka festival, Bupati Luwu Timur bersama Anggota DPRD Lutim dan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sulsel menyerahkan bantuan dana pembinaan kepada pemuda-pemudi dari masing-masing peserta Ogoh-Ogoh.

Sementara itu dari informasi panitia pelaksana, jika dalam pembuatan Ogoh-ogoh ini memakan biaya mulai dari Rp15 juta sampai Rp30 juta.(idr)

  • Bagikan