TERBARU! Ini 10 Besar Orang Terkaya RI, Ada dari Sulsel?

  • Bagikan

Low Tuck Kwong (Ist Forbes.com)

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Siapa terkaya sekarang di Indonesia? Pada masa pandemi menuju endemi, memang kerap berubah siapa yang memiliki harta terbanyak.

Yah, jajaran orang terkaya di Indonesia kerap mengalami perubahan seiring berjalannya waktu.

Pada akhir tahun 2022 sendiri, Forbes pun mencatat setidaknya 22 taipan Indonesia mengalami pertumbuhan kekayaan bersihnya. Wow!

Seperti dilansir CNBC Indonesia, memasuki bulan ketiga tahun 2023, ada yang berhasil menduduki peringkat teratas, ada pula nama baru yang masuk ke jajaran 10 terbesar. Apakah ada dari Sulsel? Ternyata, sampai saat ini belum ada masuk jajaran 10 besar terkaya Indonesia.

Siapa mereka? Adalah, Low Tuck Kwong yang menggeser duo Hartono bersaudara, serta sosok konglomerat tertua yang hartanya melonjak pesat dan meloncat ke urutan ke-6.

Berikut daftar 10 orang terkaya di Indonesia dikutip dari Forbes Real Time Billionaire, Senin, 27 Maret 2023.

Daftar 10 orang terkaya di Indonesia

1. Low Tuck Kwong - US$26,9 miliar (Rp408,23 triliun)

Namanya mungkin masih asing di telinga masyarakat Indonesia.

Namun, Low Tuck Kwong kini menjadi orang terkaya di Indonesia versi Forbes. Pada saat ini dia memiliki kekayaan yang mencapai Rp 408,23 triliun.

Dengan kekayaan tersebut Low Tuck Kwong berhasil menggeser posisi pertama yang sebelumnya dikuasai pemilik Grup Djarum, Hartono bersaudara.

Usia Low Tuck Kwong saat ini adalah 75 tahun, dia lahir pada 17 April 1958 di Singapura.

Pundi-pundi Low Tuck Kwong sebagian berasal dari Bayan Resources - perusahaan batu bara yang didirikannya.

2. R. Budi Hartono - US$25,3 miliar (Rp383,95 triliun)

Budi Hartono menempati posisi pertama orang terkaya di Indonesia. Pemilik Bank Central Asia (BCA) dan perusahaan rokok Djarum ini memiliki total kekayaan sebesar 20,5 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 287 triliun. Kemudian Budi Hartono menempati posisi ke-86 dalam daftar 100 orang terkaya di dunia. Sebagian besar kekayaan yang dimilikinya bersumber dari investasi di Bank Central Asia (BCA).

Budi Hartono bersaudara diketahui mewarisi bisnis rokok Djarum dari ayahnya, Oei Wie Gwan. Keduanya mulai mengekspor rokok produksi Djarum di tahun 1972 dan mulai menciptakan merek rokok kretek lintingan mesin pertama di tahun 1976. Kemudian mereka memperkenalkan rokok merek Djarum Super tahun 1981 yang hingga kini menjadi salah satu merek rokok terpopuler di Indonesia. Budi Hartono bersaudara mulai melebarkan sayapnya di dunia bisnis dengan mengakuisisi Bank Central Asia (BCA) dari tangan keluarga Salim sekitar tahun 1997-1998.

Saat ini, bank tersebut tercatat sebagai bank swasta terbesar tanah air. Beberapa tahun belakangan ini, saham bank swasta yang dimiliki Budi Hartono bersaudara mengalami kenaikan yang signifikan. Hal tersebut turut mendorong kenaikan kekayaan yang mereka miliki. Selama lebih dari satu dekade, Budi Hartono bersaudara menempati posisi teratas konglomerat terkaya di Indonesia.

Tak berhenti sampai di situ, keduanya merambah ke dunia industri digital dengan melahirkan lini usaha perangkat elektronik bernama Polytron dan GDP Venture.

Perusahaan tersebut memfokuskan diri pada sektor digital, seperti media, komunitas digital, perdagangan, dan lain-lain.

Industri digital GDP Venture mulai mendapatkan suntikan dana dari Halodoc, tiket.com, Blibli.com, Gojek hingga infokost.id.

Selain mendapatkan suntikan dana, GDP Ventur juga mendanai sejumlah komunitas digital dan media, seperti Narasi, Kaskus, IDN Media, Kumparan, Bolalob, Historia, Opini.id, Kurio, dan Lokadata.

3. Michael Hartono US$24,2 miliar (Rp367,25 triliun)

Posisi kedua orang terkaya di Indonesia ditempati oleh Michael Bambang Hartono adik dari Budi Hartono.

Sama seperti kakaknya, investasi Bank Central Asia (BCA) dan rokok Djarum masih menjadi sumber kekayaan terbesarnya. Kemudian Michael Hartono menempati posisi ke-89 dalam daftar 100 orang terkaya di dunia. Kekayaan Michael Hartono mencapai 24,2 miliar dollar AS atau setara engan Rp 367,25 triliun.

Pria kelahiran Semarang dengan nama lengkap Michael Bambang Hartono dan nama mandarin Oei Hwie Siang ini telah malang melintang menggeluti bisnis sejak muda. Michael Hartono turut mewarisi usaha sang ayah bersama kakaknya, Budi Hartono. Pria lulusan Universitas Diponegoro ini sukses merajai pasar Indonesia dengan mengembangkan perusahaan yang dulu sempat habis dilalap si jago merah. Perlahan tapi pasti, bisnis rokok Djarum yang dikelolanya berkembang pesat.

Hartono bersaudara mengembangkan Grup Djarum dengan beragam usaha, seperti Menara BCA, Grand Indonesia, WTC Mangga Dua, Mal Daan Mogot, dan Perumahan Resinda di Jawa Barat. Beragam usaha yang dikembangkan Hartono bersaudara menjadi akar kekaayaan keluarga konglomerat yang satu ini.

4. Sri Prakash Lohia - US$7,4 miliar (Rp112,3 triliun)

Posisi ketiga orang terkaya di Indonesia ditempati oleh orang India yang bermigrasi ke Indonesia pada tahun 1970-an, yakni Sri Prakash Lohia. Bersama ayahnya, dia mendirikan Indorama Coporation sebagai perusahaan pembuat benang pintal. Kekayaan Sri Prakash Lohia mencapai 7,4 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 112,3 triliun. Kemudian pria kelahiran India ini merupakan orang terkaya ke-404 di dunia.

Produksi polyethylene terephthalate (PET) dan bisnis petrokimia lainnya menjadi sumber kekayaan yang dihasilkan Sri Prakash Lohia. Perusahaan Indorama Corporation kini menjadi pembangkit listrik tenaga petrokimia yang membuat produk industri, seperti bahan baku tekstil dan sarung tangan medis. Keluarga Lohia memang berasal dari keluarga kaya terpandang, mengingat adiknya Aloke Lohia juga merupakan miliarder terkenal di Thailand yang juga mengelola PET Indorama Ventures Public Co.

5. Prajogo Pangestu - US$5,6 miliar (Rp84,98 triliun)

Prajogo Pangestu sebagai putra seorang pedagang karet menempati posisi keempat orang terkaya di Indonesia. Sumber kekayaan Prajogo Pangestu berasal dari bisnisnya di bidang perkayuan yang telah digeluti sejak tahun 1970-an. Projogo juga merupakan pemilik Perusahaan Barito Pacific yang dulunya bernama Barito Pacific Timber. Kekayaan Prajogo Pangestu saat ini mencapai 5,6 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 84,98 triliun. Kemudian pria yang menggeluti bidang perkayuan ini merupakan orang terkaya ke-514 di dunia.

Pendiri Barito Grup ini lahir di Sambas, Kalimantan Barat dengan nama Phang Djoem Phen. Pria kelahiran Sambas 1944 ini terlahir dari keluarga miskin yang mengharuskannya merintis karir dari awal. Dari mulai menjadi sopir angkot hingga raja kayu pernah ia rasakan. Kini Prajogo menjadi salah satu konglomerat terkenal di Indonesia dengan gurita bisnisnya, yakni petro kimia, properti, minyak sawit mentah, perkayuan, dan lain-lain.

6. Lim Hariyanto Wijaya Sarwono - US$ 4,9 miliar (Rp74,36 triliun)

Konglomerat terkaya dan tertua di Indonesia, Lim Hariyanto Wijaya Sarwono mengalami lonjakan kekayaan drastis jelang pencatatan perdana saham (IPO) salah satu unit bisnisnya di Harita Group.

Melansir data dari Forbes Real Time Billionaire pada Jumat, (24/3/2023), Lim Hariyanto kini mengantongi kekayaan sebesar US$4,9 miliar atau setara Rp73,5 triliun. Hartanya tercatat naik 0,45% atau Rp333,8 miliar dalam semalam.

Lonjakan hartanya selama setahun terakhir juga tidak main-main. Pada tahun 2022, kekayaan Lim hanya berkisar di rentang US$1,1 miliar atau Rp16,50 triliun. Berkat hal ini, Lim berhasil naik peringkat jadi orang keenam terkaya di Indonesia, bersaing dengan taipan petrokimia Prajogo Pangestu.

Kekayaan Lim bergerak positif di tengah isu IPO salah satu unit bisnis nikel milik Harita Group yang santer baru-baru ini. Diketahui, PT Trimegah Bangun Persada Tbk. atau TBP (NCKL) melepas sahamnya sebanyak 12,09 miliar atau setara 18% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan ke publik dengan nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp 100 per saham.

IPO NCKL digadang-gadang menjadi IPO yang terbesar di tahun ini. Sebab, TBP mengincar dana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) hingga US$ 600 juta atau sekitar Rp 9,3 triliun.

Di samping usaha nikel, Lim Hariyanto juga mendapatkan pundi-pundi kekayaannya dari kepemilikan saham mayoritas di perusahaan produsen minyak sawit yang terdaftar di Singapura, Bumitama Agri, di mana perkebunannya beroperasi di Indonesia.

Selain itu, pria berusia 94 tahun ini juga memiliki mayoritas perusahaan pertambangan bauksit yang terdaftar di Indonesia, yakni PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA).

Tak berhenti di situ, gurita bisnis Lim menjalar ke anaknya. Dari tujuh anaknya, salah satu putranya, yakni Lim Gunawan Hariyanto merupakan CEO Bumitama Agri, sedangkan salah satu putrinya, yakni Christina merupakan presiden komisaris perusahaan sekuritas, Harita Kencana Sekuritas.

7. Chairul Tanjung - US$4,9 miliar (Rp74,36 triliun)

Booming sebagai anak singkong, Chairul Tanjung menempati posisi ke-5 orang terkaya di Indonesia. Nama Chairul Tanjung cukup familiar di berbagai media sebagai pengusaha sukses yang memimpin CT Corp.

Selain itu, Chairul juga menjalankan stasiun televisi, menerbitkan kartu kredit, dan memiliki Trans Retail yang dikenal dengan toko kelontong bermerek Transmart Carrefour. Konglomerat yang menempati posisi orang terkaya ke-5 di Indonesia ini juga turut menguasai franchise Wendy’s, Vercase, Jimmy Choo, dan Mango.

Chairul Tanjung juga menanamkan sahan di maskapai penerbangan Garuda Indonesia dan berbagai industri bisnis lainnya. Kekayaan Chairul Tanjung mencapai 4,9 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 74,36 triliun. Kemudian pengusaha yang menjalankan stasiun televisi ini menempati posisi ke-589 orang terkaya di dunia versi Forbes.

8. Djoko Susanto - US$4,4 miliar (Rp66,77 triliun)

Pengusaha Djoko Susanto menjadi orang terkaya nomor 8 di Indonesia menurut majalah bisnis Forbes.

Djoko membangun kekayaannya sebagian besar lewat bisnis ritel yang telah dia mulai sejak 1980-an.

Forbes melaporkan  Djoko memiliki kekayaan bersih US$ 4,4 miliar atau Rp66,77 triliun. Ini menandai peningkatan lebih dari dua kali lipat dari 2021, seiring dengan pertumbuhan bisnis ritel barang-barang kebutuhan sehari-hari. Dia juga telah memperluas bisnisnya ke sektor keuangan.

Perusahaan rantai swalayan PT Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart) merupakan bisnis yang berkontribusi paling besar terhadap kekayaan Djoko. Sebelum mengembangkan Alfamart, pria berusia 72 tahun ini mengawali bisnisnya lewat usaha keluarga.

Pada 1967, Djoko mulai mengelola toko milik orangtuanya di sebuah pasar tradisional di Jakarta. Toko yang bernama Sumber Bahagia ini menjual bahan-bahan pokok. Djoko kemudian menambahkan rokok ke dalam daftar produk yang dijual oleh Sumber Bahagia.

Kesuksesan Djoko menjual rokok membuka jalan untuk dia terjun ke dalam bisnis retail. Taipan rokok Putra Sampoerna tertarik dengan kemampuan Djoko. Pada 1980, mereka bertemu dan sepakat untuk bekerjasama. Pada 1985, kerjasama ini menghasilkan toko-toko baru yang mirip Sumber Bahagia.

Djoko memulai bisnis pasar swalayan (supermarket) pada 1989. Lewat kerjasamanya dengan Putra Sampoerna, Djoko meluncurkan swalayan yang disebut Alfa Toko Gudang Rabat. Ini menjadi bisnis pertama yang menggunakan nama “Alfa” di bawah kepemimpinan Djoko.

Gurita bisnis retail Djoko berkembang pesat pada 2002. Pria kelahiran Jakarta ini mengakuisisi 141 toko dan mengganti namanya menjadi Alfamart.

Djoko mengambil alih kepemimpinan Alfamart pada 2005. Ini terjadi menyusul pergeseran kepemilikan saham mayoritas PT Hanjaya Mandala (HM) Sampoerna ke raksasa rokok Philip Moris International. Djoko membeli mayoritas saham bisnis ritel ini dari Philip Moris International karena perusahaan rokok itu ingin berfokus ke produk utamanya.

Di bawah kepemimpinan Djoko, Alfamart melantai ke bursa dengan kode saham AMRT pada 2009. Harga sahamnya tercatat di Rp 2.550 per lembar pada penutupan Senin (12/12/2022). Ini menandai peningkatan 107,32% dari awal tahun.

Djoko kemudian memperluas portfolio bisnisnya. Pada 2012, misalnya, Alfamart mendirikan PT Sumber Indah Lestari. Ini merupakan anak usaha yang bergerak di bidang kosmetik. Selain diversifikasi, Alfamart juga melakukan ekspansi, seperti mulai membuka gerai baru di Medan, Sumatra Utara, pada 2012.

Pertumbuhan Alfamart berhasil mendorong kekayaan Djoko sehingga mulai masuk ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia dari Forbes pada 2011. Pada 2012, majalah bisnis tersebut memperkirakan kekayaan bersih Djoko mencapai US$ 1 miliar.

Pada Juni 2022, Djoko memperluas bisnisnya ke sektor keuangan. Alfamart mengakuisisi 2,2% saham PT Bank Aladin Syariah dengan investasi Rp500 miliar.

Pertumbuhan Alfamart dan ekspansi bisnis ini berhasil mengembalikan kekayaan Djoko ke tren naik. Di tengah puncak pandemi COVID-19 pada 2020, kekayaan bersih Djoko turun kira-kira 7,7% ke US$ 1,2 miliar dari tahun sebelumnya.

9. Martua Sitorus - US$3,2 miliar (Rp48,56 trilliun)

Posisi ke-9 orang terkaya di Indonesia ditempati oleh Martua Sitorus sebagai seorang pengusaha perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. Kemudian Forbes merilis Martua sebagai orang ke-1.580 terkaya di dunia. Konglomerat yang satu ini mendirikan Wilmar pada tahun 1991 bersama seorang miliarder ternama Kuok Khoon Hong.

Martua  turun dari jabatannya sebagai dewan direksi Wilmar dan menjadi pedagang minyak sawit terbesar di dunia. Kekayaan Martua kini mencapai 3,2 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 48,56 triliun. Martua juga bekerja sama dengan beberapa grup ternama, seperti grup Ciputra dan Gama Land yang membangun proyek apartemen beserta kompleks perbelanjaan. Martua berasal dari keluarga sederhana yang menyebabkannya harus membantu perekonomian keluarga dengan berjualan serabutan. Mulai dari berjualan udang dan ikan, hingga menjadi loper koran pernah ia rasakan.

10. Theodore Rachmat - US$3,1 miliar (Rp47,04 triliun.

Terakhir, posisi ke-10 orang terkaya di Indonesia ditempati oleh Theodore Rachmat sebagai pendiri Grup Triputra. Kemudian Theodore Rachmat yang kerap disapa Teddy menjadi orang terkaya ke-1.833 di dunia. Kekayaan Teddy bersumber dari sejumlah lini bisnis, seperti agribisnis, manufaktur, dan pertambangan. Kini kekayaan Teddy mencapai 3,1 milliar dollar AS atau setara dengan Rp 47,04, triliun.

Teddy mengawali karirnya pada tahun 1968 di grup otomotif Astra International milik pamannya William Soeryadjaya. Kesuksesan Teddy diiringi dengan sifat dermawan yang dimilikinya. Tahun 2009, Teddy masuk dalam daftar “Heroes of Philantrophy: Catalysts for Change” orang kaya Asia yang dinilai dermawan. Teddy kerap mendermakan sebagian hartanya di bidang kesehatan, kegiatan sosial, dan pendidikan dengan pemberian beasiswa.

Itulah daftar top 10 orang terkaya di Indonesia dengan fakta menarik dibaliknya. (*/berbagai sumber/uce)

  • Bagikan