8 Siswa SMPN 2 Pelaku Pencabulan, Korbannya Siswi SMPN 3

  • Bagikan
ILUSTRASI

Kanit PPA: Kedua Pihak Sudah Berdamai

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Kasus pencabulan pada pelajar di bawah umur sangat memprihatinkan di Kota Palopo. Dimana beberapa bulan lalu terjadi di SMPN 11 Palopo, kini terjadi lagi.

Dimana Kepolisian Polres Kota Palopo, sebelumnya menangkap delapan pelajar SMPN yang diduga terlibat dalam kasus persetubuhan gadis di bawah umur.
Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini, delapan orang terduga pelaku merupakan pelajar SMPN 2 Kota Palopo.

Mereka sebelumnya diamankan dan menjalani proses pemeriksaan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Palopo.

Sedang korbannya, tercatat siswi SMPN 3 Kota Palopo.
Kendati kasus tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan di Polres Palopo, akan tetapi masalah tersebut sudah mencoreng nama baik Kota Palopo terkhusus sebagai Kota Pendidikan.

Aipda Palutean, Kanit PPA Polres Palopo yang dikonfirmasi membenarkan adanya kasus persetubuhan yang melibatkan sejumlah pelaku di bawah umur yang telah diamankan di Polres Palopo.

"Benar ada kasus persetubuhan di mana pelaku di bawah umur. Pelakunya dari SMPN 2 Palopo sedang korban dari SMPN 3 Kota Palopo. Kedua belah pihak sudah sepakat damai di Polres Palopo," kata Kanit PPA Polres Palopo, Aipda Palutean, kepada Palopo Pos, Senin, 13 November 2023.

Maraknya kasus asusila di Kota Palopo menjadi keprihatinan tersendiri bagi kota yang dikenal dengan tagline religius.

Hal inipula menandakan jika instansi terkait dalam hal ini pihak sekolah dan dinas, kurang memberikan sosialisasi ke masyarakat terutama ditingkat pelajar.
"Ini menjadi pukulan berat bagi kita di Kota Palopo, karena kasus ini tidak hanya melibatkan usia di atas 18 tahun tapi sudah merembet ke pelajar yang usianya masih belia," tutur salah satu pemerhati perempuan Tana Luwu, Irmawati.

Sebelumnya, Ketua Kohati HMI Putri Rejeki, mengatakan, tindakan kekerasan terhadap anak apalagi sudah menyangkut martabat dan harga diri adalah pelanggaran yang sangat luar biasa.

Mahasiswi Fakultas Hukum Unanda ini selalu geram atas perlakuan dan tindakan yang tidak bermoral seperti itu. Tindakan biadab seperti asusila tidak boleh dibiarkan.

"Kami sudah komitmen akan selalu mengawasi aksi-aksi yang menjadikan perempuan atau anak sebagai objek kekerasan. Kami juga selalu pastikan akan turun langsung mengawal kasus yang berkaitan dengan kekerasan anak serta asusila terutama yang melibatkan anak dibawah umur," tegas Putri.

Pihak Sekolah
Maraknya kasus yang libatkan anak di bawah umur dan masih duduk di bangku SMP ini, juga mendapat sorotan dan kecaman dari, Rosnida, Kabid SMP Dinas Pendidikan Kota Palopo.

Seperti pernyataan yang dikutif dari berita kejadian siswi SMP 11 yang dicabuli gurunya sendiri.
Kembali ke kasus yang baru ini terjadi. Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Palopo, Khaerul yang dikonfirmasi mengatakan kejadian tersebut terjadi di dua waktu yang berbeda. Kemudian pihaknya sendiri berencana mengundang orang tua para pelaku untuk dimusyawarahkan di sekolah.

"Rencananya, kami akan mengundang orang tua siswa yang soal kejadian itu untuk dilakukan musyawarah di sekolah. InsyaAllah besok, kami akan lakukan pertemuan dengan dengan orangtua siswa tersebut," kata Khaerul melalui sambungan telepon via whatsapp, Senin, 13 November 2023.

Kejadian itu sendiri, lanjut Khaerul, itu terjadi pada saat pulang sekolah dan malam hari.
"Dari informasi yang saya terima, kejadiannya ada yang siang dan ada juga malam. Kalau siang, saat jam pulang sekolah sekira pukul 15.00 Wita dan malam. Itu info yang saya dapati," katanya.

Terpisah, Kepala sekolah SMP Negeri 3 Palopo, Basri, yang dikonfirmasi, mengatakan korban sendiri sudah lama tidak masuk sekolah. Dan beberapa kali telah memanggil orang tua korban untuk membahas perihal korban yang tidak pernah masuk sekolah.

"Korban ini sudah lama tidak masuk sekolah. Sekira dua bulan lamanya. Kami sudah sering berupaya memanggil orang tuanya untuk membahas anak ini. Soal kejadian itu (peristiwa cabul) saya kira sudah selesai di kepolisian, karena kami juga hadir saat penyelesaian," katanya. (ria-ded/idr)

  • Bagikan