Putra Tana Luwu Agus Salim Jabat Kajati Sulsel, Berikut Sosoknya

  • Bagikan

Jaksa Agung, ST Burhanuddin saat melantik Leonard Eben Ezer Simanjuntak sebagai Staf Ahli, Selasa (19/03/2024). Posisi Leonard sebagai Kajati Sulsel digantikan oleh Agus Salim SH, MH yang sebelumnya menjabat Kajati Sulteng.

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Putra Tana Luwu, Agus Salim, SH, MH Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah, diamanahkan menduduki jabatan baru sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan. Ia menggantikan Leonard Eben Ezer Simanjuntak yang dimutasi sebagai Staf Ahli  Jaksa Agung Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Kerjasama Internasional.

Leonard sendiri naik pangkat tiga bintang dan menjadi pejabat Eselon 1 di lingkup institusi Adhyaksa.

Diketahui, Agus Salim adalah putra Tana Luwu, Sulawesi Selatan yang memiliki rekam jejak sangat baik di institusi Kejaksaan.

Agus Salim pernah menjabat Kepala Kejaksaan Negeri Luwu. Dia juga pernah bertugas di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Pelantikan serta pengambilan sumpah dilakukan oleh Jaksa Agung, ST Burhanuddin, Selasa, 19 Maret 2024 di Aula Lantai 11 Gedung Utama Kejaksaan Agung.

Selain jabatan Kajati Sulsel, jabatan Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta juga mengalami pergantian. Jabatan tersebut diisi oleh Dr. Rudi Margono yang sebelumnya menjabat Kajati Kepulauan Riau di Tanjung Pinang.

SEPAK TERJANG
Agus Salim, pria berdarah Tana Luwu, Sulawesi Selatan. Kini, ia resmi menjabat sebagai Kajati Sulsel.

Menurut Agus Salim kepada beberapa media, semasa kecil dulu ia tidak terpikir menjadi seorang Jaksa.

Kebetulan saja waktu SMA-nya di Jakarta, setiap kali pulang berjalan kaki menuju Blok M, hampir setiap hari melihat gedung Kejaksaan.

Atas seizin Tuhan Yang Maha Kuasa, Agus Salim akhirnya bergabung dengan Korps Adhyaksa dan pertama bertugas ditempatkan Jaksa di Makassar, menjadi kepala Seksi Perdata dan Tata Usaha Negara (Kasi Datun) di Kejaksaan Negeri Majene.

Selanjutnya, Agus Salim bergabung di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Selama 8 tahun bertugas di lembaga anti rasuah tersebut, Agus Salim telah menangani beberapa kasus menarik perhatian publik, salah satunya kasus korupsi wisma atlet.

KEPERCAYAAN

Pasca menjalankan tugas sebagai Jaksa di KPK, Kejaksaan Agung (Kejagung) memberi kepercayaan kepada Agus Salim menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Belopa.

Saat bertugas sebagai Kajari Belopa, sekaligus membawa dirinya pulang kampung setelah sekian lama merantau.

“Orangtua saya waktu itu sampai menangis dan berkata kepada dirinya, ‘Nak, saya bangga sekali semua sahabat saya mengatakan anaknya Kajari. Selama 38 tahun lalu di halaman rumah ini saya tidak pernah melihat mobil plat merah. Baru kali ini lagi nak,” papar Agus Salim menirukan ucapan orang tuanya.

Menurut Agus Salim, selama bertugas di kampung halaman, ada plus dan minusnya. Plusnya dekat keluarga dan silaturahmi bisa tetap terjalin, minusnya ada keluarga melanggar membawa-bawa namanya kepada petugas.

Setelah menjalankan tugas sebagai Kajari Belopa, Kejagung mempromosikan Agus Salim sebagai Asintel Kejati Lampung, dari Asintel dipercaya untuk menjabat Kasubdit di Kejagung.

Tugas berikutnya adalah menjadi Asisten Pidana khusus (Aspidsus) di Kejati Sumatera Utara. Kemudian balik lagi menjadi Kasubdit Kejagung dan Koordinator pada Bidang Pidsus di Kejagung.

Setelah bertugas di wilayah Barat Indonesia, Agus Salim dapat promosi untuk menjalankan tugas ke wilayah Timur Indonesia, tepatnya sebagai Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi (Wakajati) Papua. Setelah dari Timur, Agus Salim ditempatkan lagi ke arah Barat, tepatnya menjadi Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi (Wakajati) Sumatera Utara.

Sekitar 8 bulan lebih bertugas di Sumut, Agus Salim dipercaya untuk menjabat tugas baru sebagai Direktur Eksekusi kemudian dimutasi lagi jadi Direktur Penuntutan pada Jaksa Agung Muda Pidana Militer (Jampidmil) Kejagung RI.

Belajar Sambil Berbuat

Dan akhirnya, Jaksa yang selama 8 tahun bertugas di KPK itu dipercaya menduduki jabatan baru sebagai Kajati Sulteng di Palu.

Berbicara tentang pentingnya komunikasi yang baik dengan semua kalangan, bagi Agus Salim untuk belajar tentang hal itu perlu proses. Belajar sambil berbuat akan menjadikan kita lebih matang dalam hal komunikasi.

Karena komunikasi yang baik oleh seluruh jajaran Kejaksaan, menghantarkan lembaga ini mendapat pengakuan lebih dari masyarakat sebatai wajah penegakan hukum di Indonesia. Berdasarkan hasil survei dari lembaga survei independen menempatkan Kejaksaan sebagai lembaga aparat hukum terpercaya. (*/ujungjari/pp)

  • Bagikan