Penulis: Agustan, S.Pd.,M.Pd (Dosen IAIN Palopo)
PERJALANAN panjang pendidikan di Indonesia merupakan sebuah kisah perkembangan yang melintasi zaman, dari masa pra-kolonial hingga era reformasi yang kita saksikan saat ini.
Setiap periode tersebut menghadirkan tantangan dan perubahan yang mendorong sistem pendidikan untuk terus beradaptasi, menciptakan sebuah perjalanan yang memantik refleksi dan inspirasi.
Tantangan-tantangan seperti kesenjangan akses, distribusi sumber daya yang tidak merata, serta kualitas lulusan yang masih perlu ditingkatkan menjadi realitas yang tak dapat diabaikan. Meskipun bangsa Indonesia telah meraih prestasi di tingkat internasional dalam bidang pendidikan, namun peringkat yang dirilis oleh Worltop20.org pada tahun 2023 menempatkan Indonesia pada peringkat ke-67 dari 203 negara, mengingatkan kita akan ruang bagi perbaikan yang masih besar.
Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat keyakinan akan potensi yang besar untuk kemajuan. Upaya bersama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan seluruh pemangku kepentingan adalah kunci untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Visi ini sejalan dengan cita-cita pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003, yang menggambarkan idealisme akan manusia yang beriman, berakhlak mulia, dan berdaya saing.
Momentum Hari Pendidikan Nasional pada tanggal 2 Mei bukan sekadar perayaan, namun juga panggilan untuk merefleksikan kualitas pendidikan Indonesia saat ini.
Kata-kata bijak Ki Hajar Dewantara mengingatkan kita bahwa pondasi kemajuan sebuah bangsa adalah kualitas pendidikan. Dengan pendidikan yang berkualitas, setiap generasi memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensi dan memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa.
Sehingga, mari bersama-sama merangkul perubahan, menghadapi tantangan, dan merajut impian akan pendidikan Indonesia yang lebih baik. Sebab, di tangan generasi penerus kita terletak harapan akan masa depan yang lebih cerah, berkualitas, dan berbudaya bagi bangsa Indonesia. (*)
