Menteri Kebudayaan Fadli Zon
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Kabar membanggakan bagi Indonesia, kebaya saat ini resmi masuk dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan UNESCO.
Masuknya kebaya dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda menjadi salah satu keputusan dalam sidang ke-19 Session of the Intergovernmental Committee on Intangible Cultural Heritage (ICH), yang digelar di Paraguay, 4 November 2024.
Atas keputusan tersebut, saat ini kebaya menjadi Warisan Budaya Takbenda usulan negara Indonesia yang ke-15, yang masuk di daftar UNESCO.
Dalam keterangannya, Menteri Kebudayaan Kabinet Merah Putih, Fadli Zon. Mengatakan bahwa nominasi kebaya diajukan Indonesia, Singapura, Brunei Darusalam, Malaysia, dan Thailand.
"Upaya pengajuan bersama ini menunjukkan semangat kerja sama dan persatuan negara-negara Asia Tenggara dalam melestarikan warisan budaya bersama," kata Fadli Zon, 5 Desember 2024.
Menteri Kebudayaan mengatakan bahwa dengan masuknya kebaya dalam daftar tersebut diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melestarikan warisan budaya.
"Penetapan kebaya oleh UNESCO semoga dapat meningkatkan kesadaran secara global pentingnya pelestarian warisan budaya takbenda," tuturnya.
"Karena kebaya tidak hanya sebagai simbol budaya, tetapi juga elemen pemersatu yang melampaui batas etnis, agama, dan negara," lanjut Fadli Zon.
Diketahui, dikutip dari buku "Menelusuri Jejak Kebaya" karya Sitawati Ken Utami. Kata "kebaya" berasal dari bahasa Arab "abaya", ada juga yang menyebut berasal dari bahasa Jawa "kebyak".
Kebaya merupakan busana penanda masuknya Islam di Indonesia. Saat itu kaum perempuan di tanah air masih banyak memakai kemben, namun seiring penyebaran dakwah dari para Wali Songo, busana perempuan menjadi lebih tertutup.
Masuknya Kebaya dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda, menjadi kabar gembira bangsa Indonesia termasuk para desainer. (*/uce).
