Dekan FKG UNHAS Pastikan tidak Ada Kekerasan, Setelah Mahasiswa Kedokteran Gigi Asal Bajo Luwu Ditemukan Meninggal

  • Bagikan

Almarhum drg. Ismawan Hajwan

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Universitas Hasanuddin (UNHAS) berduka setelah drg. Ismawan Hajwan, mahasiswa Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS), ditemukan meninggal dunia di rumah kontrakannya pada Kamis (8/5/2025).

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UNHAS, drg. Irfan Sugianto menegaskan, bahwa tidak ada indikasi kekerasan dan siap mendukung proses pemeriksaan untuk mengetahui penyebab kematian almarhum, yang saat ini duduk di Semester Tiga, dan mengambil Spesialis Konservasi Gigi.

Ia tinggal di rumah kontrakan yang terletak di Kompleks Nusa Harapan Permai, Tamalanrea, Makassar. Ismawan, yang berasal dari Belopa, ditemukan oleh rekan-rekannya setelah tidak hadir di tempat kerja. Mereka khawatir ketika tidak mendapatkan respon dari almarhum dan mendapati lampu serta kipas angin menyala di dalam rumah. Setelah mendobrak pintu, mereka menemukan Ismawan dalam keadaan tidak bernyawa.

"Sekitar pukul 08.00 Witata, teman seangkatan almarhum merasa heran, karena almarhum yang sedang menjadi dokter residen di RSGM Kandea belum hadir. Tidak pernah almarhum terlambat. Karena pasien-pasien almarhum sudah menunggu, maka beberapa temannya berinisiatif menghubungi melalui telepon. Namun tidak ada respon," jelasnya.

Pada pukul 10.00 WITA, dua rekan almarhum berinisiatif datang ke tempat tinggal almarhum. Setelah pintu rumah diketuk-ketuk dan tidak ada respon, rekan almarhum kemudian menghubungi telepon selularnya. Terdengar suara dering telepon dari dalam rumah. Kedua rekan ini mengintip ke dalam, dan melihat lampu serta kipas angin menyala. Mereka khawatir ada sesuatu yang terjadi dengan almarhum.

Almarhum ditemukan dalam keadaan terlentang di kursi, dengan badan yang membiru dan kaku. Saat diperiksa tanda-tanda vital, dipastikan almarhum telah meninggal dunia. Di atas meja samping almarhum ditemukan terdapat beberapa obat yang biasa dikonsumsi oleh penderita jantung, hipertensi, dan kolesterol. Saat diperiksa, obat jantung tersebut telah dikonsumsi sebanyak dua butir.

“Kami atas seluruh jajaran FKG UNHAS, menyampaikan duka cita mendalam atas peristiwa ini. Rasa simpati kami sampaikan kepada keluarga korban. Kami akan mendukung sepenuhnya seluruh upaya keluarga sebagai wujud komitmen kami terhadap mahasiswa,” kata drg. Irfan Sugianto.

Di tengah maraknya perbincangan publik tentang kekerasan yang terjadi di program pendidikan spesialis, drg. Irfan Sugianto meyakinkan bahwa pihaknya tidak pernah memberi toleransi terhadap praktik kekerasan dan perundungan di FKG Unhas. Di Unhas ada kebijakan yang sangat ketat terkait kode etik program pendidikan spesialis.

“Kami ingin memberi ketenangan kepada keluarga korban. Untuk itulah kami akan memberikan dukungan sepenuhnya terhadap proses pemeriksaan jenazah yang akan dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara. Tidak ada yang perlu kami tutup-tutupi, karena kami yakin praktik pendidikan di PPDGS UNHAS berlangsung sesuai prosedur dan mekanisme yang mengutamakan humanisme,” kata drg. Irfan.

Dekan FKG UNHAS ini berharap pihak keluarga diberi kesabaran dan ketabahan dalam menerima cobaan yang tentu saja sangat menyedihkan. Semoga arwah almarhum memperoleh tempat terbaik di sisi Allah SWT.(*/uce)

  • Bagikan

Exit mobile version