IAS saat diterima langsung pengurus teras DPD II Golkar Tana Toraja di kantor DPD Tana Toraja.
PALOPOPOS CO ID, TANA TORAJA--Kandidat calon ketua DPD I Golkar Sulsel, Dr Ilham Arief Sirajuddin (IAS) melanjutkan safari politiknya di akhir pekan, Ahad, 6 Juli 2025. Kali ini, ia mengunjungi Tana Toraja.
Dalam kunjungan silaturahmi ini, IAS diterima langsung pengurus teras DPD II Golkar Tana Toraja di kantor DPD Tana Toraja.
Ketua DPD II Toraja, Victor Datuan Batara menerima IAS bersama Kendek Rante (Ketua Harian), Massudi Sombolinggi (Sekretaris), Agustinus Patinggi (Ketua AMPG), Yohanis (Ketua Fraksi), Arcoylius Alik (Wakil sekertaris), Yonatan Amba Lembang (Ketua Kecamatan), Muhammad Hamka (Wasekum), Daud Siampa (Ketua Bappilu), Erianus Kala Lembang (Anggota DPRD) dan Yunus Pakanan (Dewan Pertimbangan).
Pada kesempatan itu, Victor membenarkan bahwa Golkar Sulsel saat ini membutuhkan sosok pemersatu. Akan tetapi, sosok itu, tegas dia bukan tokoh pemersatu yang ada dalam narasi saja.
Victor menceritakan bagaimana isu Golkar butuh tokoh pemersatu ini muncul sebagaimana ditegaskan oleh petinggi DPP Golkar, Idrus Marham beberapa waktu lalu.
Wacana ini muncul dan menjadi kesadaran DPP karena hasil evaluasi kepengurusan DPD Golkar Sulsel era Taufan Pawe (TP).
Selama kepengurusan TP, lahir faksi-faksi yang sangat tajam di tubuh pengurs DPD I Golkar Sulsel. Itu berefek pada hampir 80 persen pengurus DPD I memilih nonaktif.
Bukan sekadar membuat perpecahan di internal DPD I, imbas kepemimpinan TP juga merembes turun ke terpecah-pecahnya DPD II
Menurut Victor, pola penanganan konflik di DPD II oleh DPD I selalu berbuah perpecahan yang lebih besar.
Ia juga mengeluhkan perhatian pengurus DPD I. Victor mengatakan, kepengurusan DPD I Golkar Sulsel lalu hampir tidak punya perhatian pada DPD II.
"Apalagi saat pilkada Kabupaten Kota, bisa dibilang satu-satunya DPD II yang mendapat perhatian mungkin hanya Parepare saja. Itupun jelas karena apa. Selama lima tahun, satu-satunya perhatian yang diberikan DPD II Toraja adalah bendera 200 lembar ukuran 60x90 meter," tegasnya.
Victor lantas menyinggung harapan DPP Golkar terkait perlunya sosok pemimpin pemersatu. Ia menyindir, bahwa setelah ada penegasan DPP, tiba-tiba ada tokoh yang muncul dan seolah-olah mengklaim dirinyalah yang paling pemersatu.
"Ada kandidat saat ini yang ketika berjanji lewat narasi, seolah-olah dialah tokoh paling pemersatu. Narasinya seolah sudah melebihi malaikat," ujar Mantan Wakil Bupati Tana Toraja tersebut.
"Tapi kami yakin DPP pasti tahu bahwa kesempatan untuk tampil sebagai tokoh pemersatu Golkar sudah cukup selama satu periode diberikan kepada kepengurusan yang lalu. Sayangnya, sebaliknya, yang muncul. Pada periode mendatang Golkar benar-benar butuh sosok pemersatu," tegasnya.
Secara terbuka, Victor kepada IAS menjelaskan bahwa Golkar Tana Toraja sudah melakukan pleno penetapan dukungan untuk Musda ke kandidat Munafri Arifuddin
Keputusan itu bulat diambil dalam rapat yang korum.
Hanya saja, Victor tidak menampik besarnya peluang Musda mendatang kembali mengulang Musda sebelumnya. Di mana, Ketua yang akan terpilih adalah yang direstui oleh DPP.
Victor mengaku, para Ketua DPD II kendati sudah menetapkan dukungan pada salah satu kandidat, dipastikan akan tetap taat pada arahan DPP terkait Ketua Golkar Sulsel.
"Jika hari ini Ketum DPP menunjukkan kepada siapa restunya, DPD II pasti taat," jelasnya.
IAS mengunjungi Tana Toraja ditemani sejumlah kader lintas generasi. Selain Andi Iskandar Zulkarnain Lathief (mantan ketua DPD II Sinjai dan Bantaeng) dan Hoist Bachtiar (mantan Ketua DPD II Gowa dan Jeneponto), juga ikut mendampingi Ketua AMPI Gowa, Syamsumarlin serta sejumlah kader muda Golkar.
IAS mengaku berterima kasih DPD II Golkar Tana Toraja berkenan menerima di tengah hari libur
IAS menjelaskan tantangan Golkar Sulsel ke depan begitu besar. Bukan lagi mempertahankan, tapi harus merebut kembali kejayaan. Maklum, baru pada pemilu lalu, Golkar Sulsel kehilangan status sebagai jawara di Sulsel.
IAS lalu berbagi sejumlah strategi yang perlu dilakukan untuk mengembalikan Sulsel sebagai lumbung suara Golkar di Indonesia Timur. (*/uce)