PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, BELOPA-- Aksi teror yang ditujukan mahasiswa IPMIL di Kota Makassar, ditandai kemunculan spanduk undangan perang bernada provokatif, serta aksi orang tak dikenal (OTK) menerobos masuk ke beberapa kampus di Makassar, Kamis (24/7) lalu, membuat orang tua mahasiswa yang berdomisili di Kabupaten Luwu resah.
"Aksi provokatif yang terjadi di Kota Makassar sejak pekan lalu membuat kami sebagai orang tua resah di kampung. Bahkan anak saya saat ini sangat berhti-hati pergi kekampus menggunakan motornya," ungkap Arsyad, warga Luwu yang anaknya kuliah di kampus Unhas Tamalanrea kepada Palopo Pos, kemarin.
Ibu Hajrah (48) yang tinggal di Kecamatan Ponrang mengakui mengalami hal yang sama. Di mana, ia juga kawatir anaknya yang kuliah di salah satu kampus swasta di Kota Makassar pasca insiden masuknya OTK di kampus-kampus.
"Waktu kami memendapat informasi adanya ketegangan di Kota Makassar, saya merasa kawatir dan langsung menelpon ke anak saya. Saya minta untuk sementara waktu tidak kuliah sampai situasi aman dan kondusif. Tetapi alhamdulillah menurut informasi situasi di Makassar sangat kondusif," kata Hajrah.
Aksi provokasi dilakukan oleh puluhan orang tak dikenal (OTK) yang menerobos masuk ke beberapa kampus di Kota Makassar, Kamis (24/7/2025) lalu, dan konvoi sepeda motor sambil meneriakkan ajakan konfrontasi dan membawa spanduk “Undangan Perang Terbuka” di dekat pos polisi Fly Over, Jalan AP Pettarani Makassar, memang memancing kekawatiran.
Permasalahan 'Teror IPMIL' di Kota Makassar ini sudah mendapat perhatian serius Kepala Daerah Setana Luwu, dimana telah dilakukan pertemuan dengan Wali Kota Makassar, Kapolrestabes dan Dandim Makassar di sebuah hotel, Makassar, Ahad malam (27/7/2025) lalu
Hadir pada pertemuan ini yakni Pj Wali Kota Palopo H Firmanza DP, Bupati Lutra Andi Abdullah Rahim, Wakil Bupati Luwu Dhevy Bijak Pawindu, Wakil Bupati Lutim Hj Puspa, Wali Kota Makassar, dan Kapolerstabes serta Dandim Makassar. Berdasarkan rekaman suara yang diterima Palopo Pos usai pertemuan, Kapolrestabes Makassar pada pertemuan itu, menyampaikan kejadian sebenarnya atas kejadian yang memanas di Makassar beberapa hari terakhir.
Menurut dia, kejadian sebenarnya personal bersifat pribadi. Penganiayaan yang dilakukan terhadap salah satu warga di Makassar, kebetulan pelakunya berasal dari wilayah Tana Luwu. Setelah itu berkembang di media sosial (Medsos) dipolitisir oleh provokator bahwa seolah-olah itu pemasalahan kelompok. Dan pihak korban meminta kepada Polrestabes Makassar segera menangkap pelakunya.
"Kami memang masih melaksanakan penyelidikan pada saat itu sehingga adik-adik yang tergabung dalam kelompok korban merasa kurang puas. Dan melakukan tindakan-tindakan yang kurang bertanggung jawab, dengan mendatangi kampus-kampus di Makassar,'' jelas Kapolrestabes Makassar.
Atas itu, Polrestabes langsung bertindak, melakukan upaya paksa. Ada beberapa orang yang diperiksa. Kapolrestabes juga sudah mengimbau mahasiswa di Makassar agar colling down, jangan sampai melakukan tindakan-tindakan negatif yang dapat merugikan, apalagi dalam bentuk provokasi-provokasi. Pihak Polrestabes juga masih melakukan upaya penyelidikan terhadap beberapa pelaku.
Yang kedua lanjut Kapolrestabes, isu-isu soal sweeping plat mobil dapat dipastikan itu hoax. Tidak ada mahasiswa dari Makassar atau dari manapun yang mau melakukan sweeping terhadap mobil-mobil berpelat "DP" atau mahasiswa dari Palopo, dari Luwu. Itu hanya ulah provokator yang tidak ingin Kota Makassar aman. (and/ikh)
Imbas ‘Teror IPMIL’, Ortu di Luwu Resah
