382 Warga Diserang Diare, Cegah DBD, Dinkes Lakukan Fogging

  • Bagikan

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO — Penderita diare di Kota Palopo terus mengalami peningkatan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palopo mencatat, sebanyak 382 warga Kota Palopo mengalami diare atau gangguan sistem pencernaan. Angka penderita diare tersebut tercatat pada Januari 2022 mencapai 210 orang dan Februari mencapai 172 orang.

Hal ini diungkapkan Kadis Kesehatan Kota Palopo melalui Pengelola Program P2 Diare, Musrianti kepada Palopo Pos, Kamis 24 Februari 2022. Musrianti mengungkapkan, penyebab diare dikarenakan virus dan bakteri masuk saat daya tahan tubuh menurun. Penderita diare ini tersebar di Rumah Sakit (RS) dan Puskesmas. Ada yang dirawat inap, ada juga yang rawat jalan. “Biasanya pengaruh makanan dan lingkungan, ada juga perubahan cuaca. Faktor itu yang dapat menyebabkan datangnya diare,” katanya kemarin.
Lanjutnya, dari total penderita, didominasi oleh anak-anak usia di bawah 5 tahun.

“Kalau orang dewasa sudah ada perubahan gaya hidup. Misalnya pola makan sudah bisa dikontrol. Berbeda dengan anak-anak, mereka makan apa saja dan orang tua tidak mengontrol asupan gizi hingga makanan anak,” ujarnya. “Mari jaga pola hidup sehat. Apalagi saat ini cuaca mengalami perubahan sehingga daya tahan tubuh serta asupan makanan yang bergizi harus terpenuhi dengan cukup,” tutupnya.

Dinkes Lakukan Fogging
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular, San Ashari SKM M.Kes mengatakan untuk tahun 2022 ini sudah ada 66 kasus sejak Januari hingga Februari. Satu di antaranya meninggal dunia.
”Yang meninggal dunia itu anak, usia 15 tahun di bulan Januari,” sebut San sapaan akrabnya Kamis siang kemarin.

Ia merinci untuk usia 1 tahun hingga 5 tahun sebanyak 3 orang, usia 6 tahun hingga 14 tahun sebanyak 23 orang, usia 15 tahun hingga 44 tahun sebanyak 35 orang. Sedangkan usia 45 tahun ke atas sebanyak 5 orang. Jika ibandingkan tahun 2021 lalu, kasus DBD ada 187 kasus, 3 orang meninggal dunia.

Dimana penderitanya berada di usia 5 tahun hingga 14 tahun sebanyak 122 orang dan usia 15 tahun hingga 44 tahun sebanyak 112 orang. Memuncaknya kasus DBD, Pemerintah Kota Palopo melakukan fogging (pengasapan) di setiap titik yang ditemukan kasus DBD di daerah tersebut. “Saat ini kita sementara lakukan fogging di beberapa titik,” ucap San Ashari, seraya mengatakan kalau salah satu titik fogging yakni di Pasar Sentral Palopo. Juga di wilayah Suturanga, Dangerakko, dan juga wilayah Perumnas Rampoang.

San Ashari menjelaskan, kendala dari daerah yang belum dilakukan fogging itu dikarenakan belum ada laporan konfirmasi kasus dari rumah sakit. “Yang belum fogging itu kan karena belum ada laporan konfirmasi kasus dari rumah sakit dan terpisah dari info warga,” jelasnya.

Pasien RS Meningkat
Penanganan kasus penyakit DBD dan Diare di sejumlah RS juga terus meningkat. Salah satunya di Rumah Sakit Mega Buana Palopo yang selama Januari 2022 lalu, itu tercatat ada sebanyak 60 kasus.

60 kasus tersebut jika dirincikan sebagai berikut, 10 kasus DBD dan 50 kasus Diare. Untuk pasien DBD umur 4- 24 tahun sebanyak 4 orang, 24- 44 tahun sebanyak 5 orang dan 44- 64 tahun sebanyak 1 orang. Sedangkan kasus Diare, usia kurang dari 1 tahun sebanyak 5 orang, 1- 4 tahun sebanyak 2 orang, 4- 14 tahun sebanyak 10 orang, 24- 44 tahun sebanyak 13 orang dan usia 64 tahun sebanyak 7 orang.

Kemudian untuk data kasus DBD dan Diare, Direktur RS Mega Buana melalui staf Bagian Rekam Medik (BEM), Riska menyebutkan untuk data kasus DBD dan Diare di bulan Februari ini, itu belum dirampungkan. Namun kasusnya masih ada.

“Pasien DBD dan Diare itu masih ada di bulan Februari ini, namun untuk jumlahnya belum kami rampungkan. Datanya akan kami rampungkan jelang akhir bulan untuk dilaporkan kembali,” kata Riska.(rp2/rhm)

  • Bagikan