PENYEBAB KONFLIK DI INDONESIA

  • Bagikan

Oleh : MUDZAKKAR NB
(Staf Pengajar : Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Andi Djemma Palopo
[email protected])

Konflik merupakan salah satu konsep dasar dalam ilmu sosial yang tidak bisa dihindari dari kehidupan manusia (Rahim , 2010: 1). Sebagai mahluk sosial manusia tidak bisa terlepas dari interaksi dengan orang lain terutama dalam mencapai tujuan hidupnya. Manusia yang secara kodrati dilengkapi dengan nafsu, emosi dalam melakukan hubungan dengan manusia lainnya, seringkali terjadi pertentangan, kesalahahpahaman antara individu dengan kelompok dan pememerintah.
Teori Konflik adaalah teori yang memandang bahwa perubahan sosial terjadi tidak melalui proses persetujuan nilai-nilai yang membawa perubahan, terjadi karena adanya konflik yang menghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi semula. Konflik terjadi karena adanya hubungan sosial atau komunikasi, apabila kita ingin mengetahui konflik maka harus memahami pola dan perilaku komunikasi dan konflik tidak selalu disebabkan oleh komunikasi yang buruk.
Teori-teori utama mengenai konflik sebab-sebab konflik sebagaimana dikemukakan Fisher Dkk (2001) :
A. Teori hubungan masyarakat.
Teori ini menganggap bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi yang terus terjadi, ketidak percayaan dan permusuhan di antara kelompok yang berbeda dalam suatu mayarakat. Sasaran : meningkatkan komunikasi dan salaing pengertian antara kelompok yang megalami konflik, serta mengusahakan toleransi agar masyarakat lebih bisa saling menerima keragaman yang ada didalamnya.
B. Teori Kebutuhan Manusia
Teori Kebutuhan manusia menganggap bahwa konflik yang berakar disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia (fisik, mental, dan sosial) yang tidak dipenuhi atau dihalangi. Hal ini yang sering menjadi inti pembicaraan adalah keamanan, identitas, pengakuan, partisipasi, dan otonomi. Sasaran : mengidentifikasi dan mengupayakan bersama kebutuhan mereka yang tidak terpenuhi, serta menghasilkan pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhan itu.
C. Teori Negosiasi Prinsip
Teori ini menganngap bahwa konflik disebabkan oleh posisi-posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik oleh pihak-pihak yang mengalami konflik. Sasaran : membantu pihak yang berkonflik untuk memisahkan persaaan pribadi dengan berbagai masalah dan isu memampukan mereka melakukan negosiasi bwerdasarkan kepentingan mereka dari posisi.

tertentu yang sudah tetap. Kemudian melancarkan proses kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak atau semua pihak.
D. Teori Identitas
Teori ni memanadang bahwa konflik disebabkan oleh identitas yang terancam, yang sering berakar pada hilangnya sesuatu penderitaan di masa lalu yang tidak diselesaikan. Sasaran : melalui fasilitas lokakarya dan dialog antara pihak-pihak yang mengalami konflik, sehingga dapat mengidentifikasi ancaman dan ketakutan di antara pihak tersebut dan membangun empati dan rekonsiliasi di antara mereka.
E. Teori Kesalah Pahaman Antara Budaya
Teori ini berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh ketidadakcocokkan dalam cara-cara komunikasi di antara berbagai budaya yang berbeda. Sasaran : menambah pengetahuan kepada pihak yang berkonflik mengenai budaya pihyak lain, meningkatkan keefektifan komunikasi antar budaya.
Walkins (1974) berpendapat bahwa konflik terjadi bila terdapat beberapa hal. Pertama, konflik bisa terjadi bila sekurang-kurangnya terdapat dua pihak yang secara potensial dan paktis/operasional dapat saling menghambat secara potensial, artinya mereka memiliki kemampuan untuk menghambat. Hal senada disampaikan oleh Coser (1961) bahwa pengertian konflik adalah pejuangan antar individu atau kelompok untuk memenangkan sesuatu tujuan yang sama-sama ingin mereka capai. Dimana kekalahan dan kehancuran dipihak lawan, merupakan tujuan utama ingin mereka capai.
(Rahim, 2010: 3) pada dasarnya konflik politik disebabkan oleh dua hal yaitu konflik yang disebabkan oleh kemajemukan horizontal dan konflik yang disebabkan oleh kemajemukan Vertikal. Yang dimaksud kemajukan horizontal adalah struktur masyarakat majemuk secara kultural, seperti suku bangsa, daerah, agama, dan ras. 1. Kemajemukan kultural dapat menimbulkan gesekan-gesekan yang berakibat timbulnya konflik karena dasarnya setiap kultur akan mempertahankan identitas dan kerakteristik budaya. Konflik juga bisa disebabkan oleh faktor kemajemukan horizontal sosial karena masing-masing kelompok yang berdasarkan pada profesi, pekerjaan dan tempat tinggal tersebut memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda bahkan saling bertentangan. 2. Kemajemukan Vertikal adalah struktur masyarakat yang berlawanan menurut pemilikan kekayaan, pengetahuan dan kekuasaan, konflik dapat ditimbulkan oleh kemajemukan Vertikal, karena adanya perbedaan bahkan pertentangan kepentingan kelompok mayoritas yang memiliki atau sedikit memiliki kekayaan, pengetahuan dan kekuasaan dengan kelompok minoritas yang mendominasi kekayaan, pengetahuan dan kekuasaan. Jadi kekayaan, pengetahuan dan kekuasaan bisa menjadi penyebab utama timbulnya konflik. Akan tetapi kenyataan menunjukkan perbedaan kepentingan karena kemajemukan horizontal dan kemajemukan Vertikal tidak dengan sendirinya menimbulkan konflik. Hal ini disebabkan kenyataan adanya masyarakat yang menerima perbedaan-perbedaan tersebut.(*)

  • Bagikan