Varietas Padi Inpari IR Nutri Zinc :Solusi Mengatasi Stunting

  • Bagikan

Oleh: Prof. Dr. Ir. Sahardi Mulia, MS
(Peneliti Badan Litbang Kementeran Pertanian)


Stunting (pendek/sangat pendek) adalah kondisi kurang gizi kronis yang diukur berdasarkan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) dibandingkan dengan menggunakan standar WHO tahun 2005. Masalah stunting harus diwaspadai karena akan mempengaruhi tumbuh kembang fisik dan mental anak secara langsung, baik jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Anak-anak stunting berisiko lebih tinggi mengidap penyakit degeneratif, seperti kanker, diabetes, dan obesitas. Hal ini disebabkan karena kebutuhan zat gizi mikro dan makro dalam tubuh tidak terpenuhi secara maksimal sehingga pembentukan fungsi sel tubuh dan lainnya tidak sempurna. Jika stunting dialami oleh anak yang masih di bawah usia 2 tahun, maka harus ditangani dengan segera dan tepat. Banyak teori yang menyatakan bahwa kurangnya asupan makanan bergizi menjadi salah satu faktor utama penyebab stunting, khususnya asupan makanan yang mengandung mineral (zink dan besi) dan protein ketika anak masih di dalam kandungan dan saat berusia baduta (bawa dua tahun).

Program Pencegahan Stunting
Percepatan pencegahan stunting menjadi salah satu misi program kerja Presiden RI dalam RPJMN 2020-2024. Hal ini bertujuan agar generasi masa depan Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, yang disertai fisik dan kemampuan emosional, sosial, yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global. Sasaran prioritas pencegahan stunting yaitu ibu hamil dan anak menyusui 0 - 2 tahun atau rumah tangga 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Penurunan angka prevalensi stunting harus dilakukan dengan pendekatan lintas sektoral. Sinergitas kegiatan untuk mengatasi masalah secara komprehensif diperlukan untuk membangun komitmen bersama dalam mendukung percepatan penurunan prevalensi stunting. Sebanyak 23 Kementerian/Lembaga berkolaborasi untuk percepatan pencegahan stunting; termasuk Kementerian Pertanian.
Terdapat 5 Pilar Strategi Nasional Pencegahan Stunting (Stranas Stunting) meliputi (1) Komitmen dan visi kepemimpinan tertinggi Negara; (2) Kampanye Nasional dan komunikasi perubahan perilaku; (3) Konvergensi, koordinasi dan konsolidasi program pusat, daerah dan desa; (4) Gizi dan ketahanan pangan; (5) Pemantauan dan evaluasi. Ketahanan pangan dan gizi menjadi salah satu pilar dalam Stranas Stunting. Pilar ini meliputi penguatan kebijakan pemenuhan kebutuhan gizi dan pangan masyarakat, mencakup pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, pemberian bantuan pangan dan makanan tambahan, investasi dan inovasi pengembangan produk, dan keamanan pangan
Ketersediaan pangan masyarakat
Indonesia sebagai negara agraris memiliki biodiversitas terbesar di dunia dengan kekayaan pangan yang melimpah. Namun sistem penyediaan bahan pangan dalam realitanya berhadapan dengan banyak kendala. Kendala itu meliputi keterbatasan sumberdaya lahan, sumberdaya manusia, dan daya beli. Kendala-kendala tersebut akan mengganggu ketersedian bahan makanan untuk komsumsi keluarga. Pada gilirannya, gangguan ketersediaan akan menyebabkan gangguan konsumsi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral keluarga. Kondisi ini selanjutnya akan menyebabkan timbulnya keluarga bergizi buruk. Pada anak-anak potensi gangguannya mengarah kepada gangguan tumbuh kembang (stunting).
Pemenuhan pangan masyarakat merupakan priotitas utama dalam pencegahan stunting. Upaya mempertahankan dan meningkatkan ketersediaan ragam komoditas pangan dan upaya peningkatan diversifikasi konsumsi pangan merupakan hal yang perlu dilakukan. Kementerian

Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian turut ambil bagian dalam penciptaan ragam pangan agar kebutuhan pangan dan gizi masyarakat dapat terpenuhi.

Padi Varietas Inpari IR Nutri Zinc: Padi Varietas Inpari IR Nutri zinc, merupakan produk Biofortifikasi sebagai salah satu komponen solusi Mengatasi Stunting di Indonesia. Inpari IR Nutri Zinc adalah varitas padi sawah (pertama di Indonesia) yang memiliki potensi kandungan unsur Zn yang tinggi. Padi IR Inpari Nutrinc memiliki kadar amilosa 16,6 persen dan potensi kandungan Zn 34,51 ppm, sehingga bermanfaat untuk membantu agar tidak kekurangan mineral mikro (Zn) di dalam tubuh manusia yang mengakibatkan gangguan metabolisme dalam tubuh, berlanjut pada gizi yang buruk dan pertumbuhan yang tidak normal (stunting)
Pentingnya Unsur Zn bagi tubuh antara lain: Zinc penting untuk sistem kekebalan tubuh, Pertumbuhan dan perkembangan (semua usia), Kesehatan kulit, rambut, dan kuku; kesehatan mata dan penglihatan, dan kesehatan reproduksi.
Kekurangan Zinc diantaranyan menyebabkan: Pertumbuhan dan perkembangan anak terhambat (stunting), Kekurangan sistem kekebalan tubuh, Penyembuhan luka yang lambat, Kurang selera makan, Indera pengecep kurang, dan Rabun senja.
Biofortifikasi: Proses meningkantkan kandungan dan bioavailability gizi pada tanaman melalui pemuliaan tanaman konvensional (White and Broadley, 2005) maupun bioteknologi moderm (Zimmermann and Hurrell, 2002). Proses peningkatan kualitas gizi tanaman melalui tindakan agronomis serta pemuliaan konvensional dan bioteknologi (WHO).
Keuntungan Produk Biofortifikasi: Nutrisi tersedia dalam bentuk alaminya, Memerlukan hanya sekali entri berupa benih varietas tsb untuk diadopsi, Sustainable bisa digunakan kapanpun dan dimanapun (hingga ke areal pelosok) sepanjang varietas ditanam, Secara kultural lebih diterima melalui bahan makanan pokok, konsumsi secara rutin , lebih murah, dan mudah diserap oleh tubuh (efektif), dapat dilakukan dalam skala besar (masif), Dalam jangka Panjang lebih efisien dari segi treatment dan distribusi materinya.
Hasil Penelitian Pemanfaatan Beras Inpari IR Nutri Zinc (Sahardi, dkk 2021): Peneltian Kerjasama antara Badan Litbang Pertanian dengan Pemda Kabupaten Sukabumi Jawa Barat (melibatkan Dinas Pertanian, Penyuluh Pertanian, Dinas Kesehatan, Puskesmas, Pos Yandu, Camat dan Desa). Lokasi kegiatan Kecamatan Bantar Gadung Kabupaten Sukabumi. Hasil pengamatan pemanfaatan Beras Inpari IR Nutrising selama 4 bulan (Mei - Agustus 2021), terhadap 40 Orang ibu hamil kekurangan Energi Kronis (BUMIL KEK) yang mengkonsumsi beras inpari IR nutrizinc bersama sayuran dan telur, diketahui bahwa 55% melahirkan bayi normal dan 7,5% melahirkan bayi masih kekurangan gizi, selebihnya sebanyak 37,5% masih dalam proses pengamatan. Pemberian beras IR Nutrizinc, sayuran dan telur secara rutin selama 4 bulan (Mei - Agustus 2021) pada 102 anak balita yang menderita malnutrisi potensial stunting hasilnya sangat positif, yaitu terdapat 50,98% balita yang telah menunjukkan pertumbuhan normal, (berat badan dan tinggi badan normal 42,31%, berat badan normal 21,15% dan tinggi badan normal 36,54%).(*)

  • Bagikan