*Catatan Perjalanan Mendampingi Indana Zulfa Ikuti MTQ Internasional di Dubai

  • Bagikan

Saat penulis bersama istri mengunjungi Meseum Akademi Al-Qur'an di Propinsi Syarjah kota Dubai. --ist--

Dari Ketatnya Lomba, Burj Khalifah Hingga Hadiah yang Fantastis

Penulis: KH Syam Amir Yunus
(Pimpinan Ponpes Al Imam Ashim Makassar)

Keikutsertaan Indana Zulfa, Putri kami di Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) di Dubai merupakan sebuah anugrah dari Allah Swt yang tak terhingga. Tanggal 13 September lalu, melalui Kementerian Agama RI, Indana Zulfa mendapatkan undangan sebagai peserta MTQ Internasional Sheika Fatima Bint Mubarak yang ke 6. Indana tentu terharu dan gembira mendapatkan undangan karena MTQ Internasional ini merupakan salah satu MTQ bergensi. Dan semua hafidzah pasti ingin mendapatkan undangan yang sama. Sebagai orangtua tentu kami juga turut bahagia.

Persiapan pun dilakukan karena pelaksanaan lomba dimulai 1 Oktober dan berakhir 7 Oktober 2022. Ada 2 pekan untuk mempersiapkan Hafalan Indana. Setidaknya 2 pekan itu sudah sangat cukup mempersiapkan segala sesuatunya. Dari undangan Kementerian hanya 1 orang diperbolehkan dampingi Indana. Hanya saja ada catatan, pendamping bisa ditambah tapi diluar dari tangunggan panitia MTQ. Saya berinisiatif mengajak Umminya Indana agar bisa memberi motivasi kepada Indana sekaligus kesempatan untuk mengunjungi Kota Dubai, Kota yang kini dinobatkan sebagai kota terindah dengan Burj Khalifahnya.

Penginapan hakim dan peserta berada di Hotel Movenpik, Hotel bintang 4 di daerah Mamzar kota Dubai. Setelah melalui perjalanan kurang lebih 8 jam dari Jakarta peserta dan pendamping melakukan registrasi sesampainya di hotel. Sekaligus mendapatkan kartu peserta. Berbeda dengan MTQ Internasional di Negara lain. Di Dubai ada namanya Pra lomba, semacam uji kelayakan. Lokasinya berada di ruang kamar hotel dan sifatnya tertutup. Yang hadir peserta dan dewan hakim lokal. Bila dinyatakan lulus lansung dapat kartu khusus. Sebaliknya bila tidak layak alias tidak lulus lansung dipulangkan ke Negara asalnya. Menurut informasi pernah ada peserta yang dipulangkan sebelum hari H dari pelaksanaan MTQ sebelumnya.

Hari H tiba, 1 Oktober 2022 pagi waktu dubai. Pembukaannya sangat sederhana. Dimulai dengan pemutaran film dokumenter MTQ pertama kalinya sampai MTQ ke 5 termasuk persiapan MTQ ke 6. Beberapa tokoh terkemuka di Dubai memberi sambutan dalam film dokumenter itu, dilanjutkan penampilan dewan hakim dari Mesir, qiraat bittartil dengan jamak qiraat. Setelah itu peserta pun ditampilkan.

Panggung utama termasuk megah dan istimewa karena mirip ruang teather kalau di Indonesia. Sound systemnya terdengar menggemah, terang dan jelas, ditambah dengan adanya layar lebar berkwalitas. Di layar ini peserta, dewan hakim, maqra, mushaf, data peserta dan penonton pun ditampilkan. Informasinya ruangan teather ini juga berfungsi sebagai gedung perkumpulan budaya dan Ilmu. Meski di Dubai lagi musim panas tapi tidak terasa dalam ruangan karena Air Conditioner (AC) berhembus dari berbagai sudut-sudut ruangan.

Peserta tampil sesuai nomor urut yang di pajang di papan pengumuman. Dipandu oleh ketua dewan hakim, peserta dipanggil satu persatu lengkap nama, negara dan riwayat bacaannya. Begitu pula soal peserta, diacak maqranya di komputer. Setiap soal dimulai dengan kalimat soal 1 dan soal 2 sampai soal terakhir dari dewan hakim. Soalnya terdiri 15 baris, ada dari awal halaman, tengah dan bawah serta bidayah atau awal surah. Bila 1 salah dan itu artinya bel bunyi, lansung selesai,- habsuk/shadaqallah.

Setiap hari sebanyak 10 peserta yang tampil dari jam 09.00 pagi-jam 13.00, lalu istirahat. Jam 17.00 lanjut lagi sampai jam 20.00 malam waktu dubai. Dewan hakimnya bukan dewan hakim abal-abal, tapi mereka semua adalah ahli Al-Qur'an yang didatangkan dari beberapa Negara diantaranya: Saudi Arabia, Mesir, Yaman dan lain-lain. Hakim yang bertugas sebanyak 5 orang setiap lomba, kadang ada yang bertugas sebagai sail atau penanya, ini pun bergiliran. Adapun Qiraat yang dipakai dari masing-masing Negara yakni Negara Arab, Afrika, Asia, Eropa, Al-Jazair, Maroko, Al-Geria, Senegal, Afrika Tengah dan Indonesia sendiri menggunakan bacaan riwayat Warsy. Sementara Tunisia, Libya menggunakan bacaan riwayat Qalun.
Setiap 2 sampai 3 peserta tampil diselingi istirahat dan snack, begitu pula ketika masuk waktu shalat. Hal menarik, setiap selesai satu sesi ditutup dengan do'a oleh dewan hakim juga sekaligus mendoakan raja dan keluarganya. Dan yang paling menarik karena disiapkan door price oleh panitia dan diundi 2 kali sehari dengan nilai 300 dirham per undian, kalau dirupiahkan sekitar Rp. 1,2 juta. Panitia menyiapkan 10 undian setiap harinya, luar biasa bukan?

Panitia tak sampai disitu memanjakan peserta dan pendamping, sebab panitia juga menyiapkan lokasi wisata yang free dikunjungi yakni bingkai Al-Qur'an terbesar di Dubai dan hadiqah Quraniyah serta Qur'an park. Saya dan umminya karena dari awal juga meniatkan untuk Heiling, maka kami bersepakat mengunjungi
Grand Mosque Abudabi, Wisma Dubes, Museum masa depan Muthaf Al-Mustaqbal, Pusat Akademi Al-Qur'an di Syarjah, bersilaturrahmi dengan imam asal Indonesia di Emirat dan Burj Khalifah,- bangunan tertinggi di dunia yang diperkirakan ketinggiannya mencapai 828 meter (2.717 kaki).

Tibalah saatnya MTQ Dubai akan ditutup secara resmi. Sebelumnya diadakan gladi penutupan pada hari Kamis tanggal 6 Oktober dan keesokan malamnya setelah shalat magrib, MTQ resmi ditutup dimana hanya perempuan saja yang bisa hadir dan sekaligus pengumuman 10 besar. Yang tak kami sangka dan duga karena semua peserta yang telah tampil tetap diberi penghargaan oleh panitia yang tidak mendapatkan juara diberi 20 ribu, ada juga mendapat 25 ribu dirham tergantung nilainya pada saat tampil. Indana sendiri mendapatkan hadiah 30 ribu dirham. Untuk juara 1 mendapat hadiah fantastis yakni sebanyak 250.000 dirham. Bila dikurs ke rupiah 1 dirham setara dengan Rp 4.100, maka total hadianya diperkirakan lebih 1 Miliar.

Hari sabtu tanggal 8 Oktober, saya bersama rombongan kembali ke tanah air dan menyempatkan transit di Jakarta dengan mengunjungi masjid Istiqlal dan keesokan paginya tiba di Makassar.

Terakhir, perkenankan atas nama keluarga Indana Zulfa, mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak serta doa-doa dari kiyai pembina dan guru-guru Indana yang telah mengajarkan minimal 1 huruf Al-Quran. Ini adalah anugrah besar serta pengalaman yang sangat berharga bisa hadir dan menyaksikan Indana tampil d MTQ internasional. Semoga Allah memberkahi, amin. (*)

  • Bagikan