Jokowi Ngegas Reshuffle Kabinet dari Nasdem, Ini Alasannya

  • Bagikan
Presiden Jokowi-@jokowi-tangkapa layar instagram

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut-sebut ngeGas untuk melakukan reshuffle kabinet.

Wacana reshuffle kabinet ini muncul pascadeklarasi Anies Baswedan olah Partai Nasional Demokrat (NasDem).

Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno, Presiden Joko Widodo kali ini menanggapi serius isu reshuffle kabinet.

Adi Prayitno menilai, biasanya Jokowi selalu menanggapi santai isu reshuffle. Namun kali ini seolah Jokowi 'ngegas' setelah NasDem deklarasi Anies Baswedan.

"Itu hak prerogatif presiden yang bisa dilakukan kapan saja. Cuma bicara reshuffle saat ini pasti 'ngegas' dikaitkan dengan manuver NasDem yang usung Anies maju pilpres 2024," kata Adi, Kamis 13 Oktober 2022.

Adi membeberkan setidaknya ada 3 hal yang dia amati dari isu reshuffle kali ini.

Pertama, biasanya Jokowi santai jika ditanya soal reshuffle, bahkan cenderung bercanda. Namum kali ini nadanya beda agak serius.

Kedua, Jokowi baru reshuffle 3,5 bulan lalu. Bekas rombak kabinet masih basah dan lekat dalam ingatan publik.

"Tapi sekarang mencuat lagi isu reshuffle, tentu ada sesuatu" katanya.

Ketiga, sampai saat ini belum ada desas desus soal evaluasi kinerja pembantu Jokowi. "Tapi isu rombak kabinet muncul kembali," imbuh dia.

Adi menilai NasDem tak akan mau dikaitkan dengan isu reshuffle yang mencuat belakangan. Ihwalnya, kata dia, NasDem menjadi partai yang cukup loyal kepada Jokowi selama 2 periode.

"NasDem pasti meradang jika dikaitkan dengan isu reshuffle. Apapun judulnya, NasDem merupakan partai yang cukup loyal ke Jokowi selama 2 periode. Tegak lurus dan tak pernah jadi oposisi dari dalam. Kalau dilihat record-nya, NasDem partai pertama yang deklarasi Jokowi maju kembali di Pilpres 2019," ujarnya.

Lain sisi NasDem juga membela diri jika dikaitkan denhan reshuffle

"NasDem juga membela diri. Jika karena usung Anies maju pilpres 2024, lalu NasDem dikaitkan dengan reshuffle, lalu bagaimana dengan partai lain yang sudah deklarasi capresnya seperti Gerindra usung Prabowo. Kan itu yang jadi argumen NasDem membela diri," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali mengatakan, jika ada reshuffle maka itu tidak ada hubungannya dengan pendeklarasian Anies Baswedan.

Menurut Ali, keputusan NasDem mengusung Anies Baswedan adalah hal yang berbeda dengan kerja politik yang dibangun sejak 2019 kemarin.

"Saya yakin kalaupun ada reshuffle, bukan karena alasan Anies,” kata Ali Kamis, 13 Oktober 2022.

Ali menjelaskan, reshuffle yang dilakukan Presiden berkaca pada kebutuhan organisasi.

Ia yakin kemungkinan reshuffle bukan didasarkan atas kemarahan maupun karena keputusan partainya mengusung Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Diketahui, jajaran menteri di kabinet Jokowi yang berasal dari Partai NasDem adalah Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar

“Sejak awal kami tidak pernah merasa was-was. Karena pertama, hubungan personal dengan Pak Presiden terjalin harmonis. Kedua, komitmen Partai NasDem dan Jokowi sejak 2019 sampai hari ini,” kata dia

Sebelumnya, Presiden Jokowi menegaskan rencana reshuffle (perombakan) kabinet Indonesia Maju selalu ada.

Terkait kapan reshuffle dilakukan, Jokowi menyebut belum memutuskan waktunya.

Sikap Jokowi ini juga diamini PDIP. Partai berlambang banteng moncong putih ini mendukung Jokowi mengevaluasi menteri dari parpol yang tidak patuh.

"Rencana selalu ada. Pelaksanaan nanti diputuskan," tegas Jokowi di Stasiun Kereta Cepat Indonesia China di Stasiun Kereta Cepat Tegalluar, Cileunyi, Bandung, Jawa Barat, pada Kamis, 13 Oktober 2022.

Rencana reshuffle ini diduga terkait langkah Partai NasDem mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres).

Keputusan NasDem tersebut dianggap terlalu dini dari parpol koalisi di pemerintahan Jokowi - Ma'ruf Amin. (fin/pp)

  • Bagikan