Wabup Torut Luncurkan Hasil Analisis Data Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan, Progam Dinas Ketapang dan Perikanan

  • Bagikan

Kadis Ketahanan pangan dan perikanan Paulus Batti bersama narasumber dari Provinsi Sulawesi Selatan. --albert tinus--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, RANTEPAO-- Dinas Ketahanan Pangan Dan Perikanan Kabupaten Toraja Utara menggelar kegiatan peluncuran sekaligus pemaparan kepada publik Hasil Analisis Data Peta Ketahanan Dan Kerentanan Pangan (Food Security Vulnerability Atlas/FSVA) Toraja Utara Tahun 2022.

FSVA Kabupaten Toraja Utara Tahun 2022 yang berlangsung, Jumat (9/12) di Ruang Covid-19, Perkantoran Marante, diluncurkan secara resmi oleh Wakil Bupati Toraja Utara, Frederik Victor Palimbong yang turut didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Toraja Utara Paulus Batti.

FSVA Kabupaten merupakan peta informasi tematik yang menggambarkan situasi katahanan dan kerentanan pangan di wilayah desa dengan menggunakan 6 (enam) parameter indikator yang mencerminkan 3 (tiga) aspek ketahanan pangan yaitu Ketersediaan; Distribusi-Akses, serta Pemanfaatan pangan.

Sementara klasifikasi wilayah ketahanan dan kerentanan pangan disusun ke dalam 6 kelompok prioritas berdasarkan tingkat kerentanan dituasi ketahanan pangan dan gizi.

Dalam sesi espose hasil analisis FSVA Kabupaten Toraja Utara, Taslim Djawari selaku Narasumber dari Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Selatan menyebut pada aspek ketersediaan pangan indikator rasio luas baku lahan sawah di sejumlah lembang memerlukan perhatian khusus sebab berada dalam skala rentan rawan pangan.

”jadi kalau kita melihat di situ (hasil analisis data) kondisi untuk indikator ini, Toraja Utara masuk ke dalam zona 1 sampai 3 atau zona sangat rentan sampai agak rentan karena terjadi peningkatan wilayah rentan dan penurunan wilayah tahan,” terangnya.

Untuk hasil analisis data aspek akses terhadap pangan indikator rasio jumlah penduduk dengan tingkat kesejahteraan penduduk terendah dipaparkan terdapat 14 lembang ada di prioritas 2 (rentan rawan pangan), 28 lembang di prioritas 3 (hampir rentan), 47 lembang di prioritas 4 (hampir tahan rawan pangan) dan di prioritas 5 (tahan pangan sedang) ada 28 lembang serta 32 lembang ada di prioritas 6 (tahan pangan tinggi).

Pada aspek pemanfaatan pangan indikator rasio jumlah rumah tangga (RT) tanpa akses air bersih, Taslim memaparkan terjadi penambahan RT tanpa akses air bersih dibandingkan data tahun sebelumnya yaitu dari 22 lembang di tahun 2021 naik pada tahun 2022 menjadi 27 lembang.

”ada penurunan rumah tangga untuk penggunaan air bersih di sini, jadi terjadi peningkatan di prioritas 1 sampai 3 dan penurunan di prioritas 4 sampai 6. Ini juga perlu menjadi perhatian,” kata Taslim.

Usai expose hasi analisis data FSVA, kegiatan dilanjutkan sesi diskusi dengan para peserta yang terdiri dari Kepala Dinas Sosial, Elias Madi Para’pak dan sejumlah perwakilan Dinas OPD terkait serta para Camat.(albert tinus)

  • Bagikan