Astaga! Panji Gumilang Sebut Alquran Bukan Qalam Allah, PBNU Respon Keras: Meresahkan!

  • Bagikan
Panji Gumilang-Istimewa-

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Lagi-lagi pernyataan kontroversial dilontarkan
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun Indramayu Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang.

Pria ini tak henti-hentinya membuat umat islam gerah. Mulai dari salat bercampur pria dan wanita, lalu mengaku bermazhab Bung Karno, kemudian mengajak santri salam Yahudi.

Kini yang terbaru, Panji Gumilang mengatakan Alquran bukan Qalam Allah, melainkan Qalam Nabi Muhammad.

Qalam dalam bahasa Alquran adalah pena. Namun, pena bukan pena untuk menulis seperti yang digunakan manusia pada umumnya.

Qalam adalah pena Allah yang menuliskan apa-apa yang ada di bumi termasuk Alquran dan di hari akhir.

Dalam Alquran Allah bersumpah atas nama pena. Nama Suratnya yakni Al Qalam.

Kembali ke Panji Gumilang, dalam sebuah video beredar, dia menyebut Alquran bukan Qalam Allah melainkan Qalam Nabi Muhammad.

“Bukan kalam Allah SWT, tapi kalam Nabi Muhammad yang didapat daripada wahyu," ujar Panji Gumilang dikutip dalam video tersebut.

Menurutnya hal ini telah disampaikan Nabi Muhammad SAW melalui lisannya.

“Nabi Muhammad sudah mendeklarasikan ‘Dzalikal kitabu la’ itu Nabi Muhammad yang mendeklarasikan itu, atas wahyu Ilahi,” ungkapnya.

Panji juga menyebut, bahwa Allah berbicara dengan bahasa Arab maka ia khawatir orang yang tidak mengerti akan kesulitan.

“Nah, kalau Allah berbahasa Arab, susah nanti ketemu dengan orang Indramayu. ‘Prewek’ nggak ngerti, gusti Allah nggak ngerti artinya,” sambung Panji sambil tertawa.

Kemudian, Panji juga mengajak santrinya untuk pelajari kitab perjanjian lama dan perjanjian baru.

"Saya sejak tahun pesantren ini berdiri, sudah menganjurkan baca buku perjanjian lama dan perjanjian baru," pungkasnya.

Terkait dengan hal ini, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Moh. Mukri menilai pernyataan Panji Gumilang, bertentangan dengan ajaran Islam, khususnya paham keagamaan Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) yang selama ini dianut oleh mayoritas umat Islam di Indonesia.

"Pernyataan tersebut jelas meresahkan dan jauh dari sanad atau keilmuan yang diyakini oleh umat Islam yang menganut paham Ahlusunnah wal Jamaah,” ungkapnya dikutip NU Online, Jumat 16 Juni 2023.

Rektor Universitas NU Blitar Jawa Timur ini mengimbau masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam dan warga NU untuk tetap berpegang kuat pada ajaran Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah.

Dia bilang, dengan perkembangan informasi serta teknologi saat ini, berbagai paham keagamaan juga bisa dengan mudah tersebar melalui media.

"Maka umat Islam harus benar-benar selektif dalam mengonsumsi ajaran-ajaran yang disampaikan di media. Perhatikan siapa yang menyampaikan dan dilihat sanad atau silsilah guru dan keilmuannya,” imbaunya.

Prof Moh. Mukri juga mendesak pemerintah melalui kementerian Agama turun tangan atas kontroversi Panji Gumilang aga keresahan di tengah masyarakat tidak memunculkan dampak-dampak negatif lainnya.

”Kalau dibiarkan tambah resah masyarakat. Kita tidak menginginkan masyarakat mengambil tindakan sendiri. Negara kita negara berdemokrasi, namun tidak boleh mengolok-olok, apalagi menyangkut agama dan keyakinan," ujarnya. (*/fin/pp)

  • Bagikan