Di Palangkaraya, Irbar dan Ketua II BPS Getor Diskusi Toleransi Holistik

  • Bagikan

PALOPO --- Ide konsep toleransi holistik telah menasional. Toleransi holistik yang Ir Irbar Pairing Senobua', MT gaungkan dari kota kelahirannya--- Palopo sudah menjadi bahan diskusi bagi kalangan elit politik, pemuda, tokoh agama, dan para akademisi.

Irbar Pairing yang juga merupakan calon legislatif dari PDI Perjuangan Provinsi Sulawesi Selatan wilayah XI Luwu Raya nomor 11, yang juga digadang gadang teman-temannya jadi balon walikota Palopo 2024, oleh mereka diniliai satu-satunya figur yang berani dan cerdas memunculkan dan menawarkan gagasan toleransi holistik dalam mengarungi "dunia" barunya. Dunia politik.

Ide ini dinilai mampu mengatasi krisis kepercayaan publik terhadap proses perpolitikan. Dan mengembalikan marwah politik yang penuh santun dan saling berangkulan. "Toleransi holistik tanpa harus gontok-gontokan dalam merebut kekuasaan," ujar Pdt. Musa Sikombong STh, ketua II BPS Gereja Toraja (GETOR), kepada Palopo Pos, Sabtu 14 Oktober 2023.

Berbicara soal toleransi holistik, lanjut ketua II BPS Getor, skopnya bisa diterapkan secara luas, tingkat nasional. Lebih-lebih di tingkat daerah. "Toleransi holistik berlaku di semua sendi kehidupan. Bisa diimplementasikan dalam kerangka pembangunan daerah dan kerangka kebijakan-kebijakan di pemerintahan," ujarnya. "Kita ini butuh sinergitas semua komponen anak-anak bangsa," lanjutnya penuh semangat.

"Pak Irbar sangat memahami bahwa dengan toleransi yang holistik, kemakmuran, kesejahteraan akan dinikmati," terangnya dengan nada ceria. Dan melanjutkan, "tanpa memandang suku, agama, golongan dan ras bangsa kita akan mengalami kemakmuran".

Mengapa konsep itu penting sekali? "Karena sejak manusia diciptakan, kita diciptakan dalam perbedaan. Jadi perbedaan sesungguhnya adalah anugerah bagi manusia khusus bagi bangsa Indonesia," paparnya.

Cara merawat perbedaan itu sebagai anugerah salah satunya adalah merawat toleransi itu dalam seluruh sendi kehidupan manusia. Toleransi itu, urainya, bukan mencampuradukkan adat, budaya, agama, suku, dan ras. Tetapi tolorensi itu adalah sikap yang menempatkan perbedaan sebagai sesuatu yang perlu dihargai, dipelihara dan dipupuk dalam berbangsa dan bernegara."Ide besarnya bisa menjadi jalan terbaik bagi Indonesian kita menyongsong Indonesia Emas," tandasnya.

Pdt Musa Sikombong dan Irbar rupanya sahabat lama. Musa kenal Irbar sejak mahasiswa. Irbar sudah mulai berpikir soal toleransi di kalangan mahasiswa. Pikiran-pikiran itu disampaikan melalui pertemuan atau diskusi di kalangan pemuda gereja dan di kampus. "Beliau tahu betul bahwa Indonesia ini tidak bisa dibangun hanya dengan satu suku, agama golongan atau ras saja," katanya.

Bangsa ini butuh sinergitas semua komponen anak-anak bangsa. "Beliau sangat memahami konsep toleransi holistik," terang Pdt Musa Sikombong.

Pdt Musa Sikombong saat di Palangkaraya, Kalteng bertemu dengan Irbar, Kamis, lalu. Mereka diskusi. Pdt Musa Sikombong banyak memberikan pandangan terkait idenya tersebut.

Selama di Palangkaraya, Irbar Pairing Senobua bersama Musa Sikombong jalan-jalan dan berpose di Tugu Soekarno, presiden RI Pertama di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Musa ke Palangkaraya dalam rangka penguraian dan peneguhan pendeta GETER di Palangkaraya.

Untuk diketahui, Gereja Toraja (GT) sebagai salah satu anggota dari Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) telah berada di 13 provinsi di Indonesia, termasuk di Kalimantan Tengah.

Kamis 12 Oktober 2023, GT Palangka Raya meneguhkan nakhoda baru Pendeta (Pdt) Adryada Dominggu STh. sebagai pelayan yang baru. Pdt. Dominggu berasal dari pelayan di GT Tanjung Selor Kalimantan Utara (Kaltara). Ia menggantikan Pdt. Barnabas Malangi STh, pelayan sejak tahun 2017, yang mendapatkan tugas baru melayani di GT Malinau Kaltara juga.

Pdt Musa Sikombong bertindak sebagai pelayan peneguhan. Pdt. Musa Sikombong STh. dari Badan Pekerja Sinode (BPS) di Rantepao. (ary)

  • Bagikan