Hari Ini, Harga TBS Sulsel Anjlok, Badaruddin: Kebijakan DPO dan DMO Rugikan Petani Sawit

  • Bagikan

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MASAMBA– Dampak dari Penerapan Domestic Price Obligation (DPO) dan Domestic Market Obligation (DMO) Untuk minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO)
untuk stabilisasi harga minyak goreng, Harga Tandan Buah Segar (TBS) Nasional Anjlok tak terkecuali di Sulawesi Selatan.

Harga TBS Jumat, 28 Januar 2022 masih diangka antara Rp 2.785 hingga Rp 3.035 per Kilogram, Hari Ini Sabtu ,29 Januari 2022, harga Pembelian TBS oleh Pabrik Kelapa Sawit di Sulsel turun menjadi antara 2.520 hingga Rp 2.685 per kilogram.

Informasi yang diterima dari Sejumlah PKS di Luwu Utara dan Luwu Timur, Sabtu hari ini, PT Surya Sawit Sejahtera ( SSS) menurunkan harga pembelian mereka dari Rp 2825 turun menjadi Rp. 2.670 / kg, potongan 5 persen, sementara PT Jas Mulia sebelumnya Rp 2.850 turun menjadi Rp 2.700, sedangkan Timbangan PT Mitra Tani Sipatuo lebih rendah lagi dari Rp 2.785 turun menjadi Rp 2.520 per kilogram.

Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Sulawesi Selatan, DR Ir Badaruddin Puang Sabang MM dihubungi Ponselnya Sabtu kemarin mengatakan bahwa Apkasindo Pusat telah mengeluarkan pernyataan yang intinya kebijakan DPO dan DMO dianggap tidak adil dan sangat merugikan petani sawit.

” Hari ini harga kelapa sawit sulsel terjun bebas sementara harga pupuk dan obat obatan pertanian loncat naik dengan segala kebebasannya. Ini seakan akan kebijakan menunjukkan pandangan bahwa desa adalah penyanggah kota, orang desa/petani adalah pembantu orang kota,” Kata Badaruddin.

Menurutnya APKASINDO Pusat sudah menyampaikan usul dan syarat kepada Pemerintah yakni meminta pemerintah untuk membuat lembaga penampung CPO dari kewajiban DMO 20%. Nantinya, produsen minyak goreng mengambil CPO dari lembaga penampung ini (tangki sentral).

Langkah ini dapat diambil supaya akurat dan jelas penggunaannya (transparan). Selain itu Apkasindo juga mengusulkan Kemendag agar memperbaiki tatakelola industri minyak goreng melalui distribusi Pabrik Migor di sentra perkebunan rakyat.
Jika satu, dua dan tiga terpenuhi dipastikan kedepannya tidak akan kisruh seperti saat ini.(mahmuddin)

  • Bagikan