Sebaiknya Pabrik Boka Dipihak Ketigakan

  • Bagikan

*Dinas Perindustrian Bantah Tidak Pernah Beroperasi

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, TOMPOTIKKA–Tidak maksimalnya usaha industri pengelolaan minyak goreng merk Boka Kota Palopo turut memprihatinkan. Itu karena anggaran untuk pembelian mesin tersebut tidak menggunakan anggaran sedikit. Nilainya Rp1,2 miliar.
Dengan kondisi yang dialami tersebut saat ini membuat beberapa kalangan menyarankan agar sebaiknya pengelolaannya menggunakan pihak ketiga.

Wakil ketua DPRD Palopo dari Partai Demokrat, Irvan Madjid menyarankan kepada Pemerintah terkait pabrik Boka agar bisa berfungsi baik ini supaya dipihak ketigakan saja. Atau paling tidak dikelola oleh Perusda.

“Salah satu solusi terkait pabrik itu supaya di pihak ketigakan saja, atau paling tidak dikelola oleh Perusda,” ucapnya via telepon, Rabu 10 Maret 2022.

Terkait tekhnis pengelolaannya menurut dia dapat dibicarakan bersama apabila ada pihak ketiga yang ingin mengoperasikan mesin tersebut. Agar nasib mesin ini bisa berfungsi dibanding dibiarkan tinggal. “Karna cukup besar juga anggaran yang dihabiskan pembelian mesin itu, Rp1 miliar lebih,” ucap Irvan.

Bahkan Irvan menilai keberadaan mesin Boka tersebut saat ini justru dapat memberikan solusi di tengah kelangkaan minyak goreng saat ini khususnya di Kota Palopo. “Sayangnya, mesin pengelolaan Boka itu tidak bisa beroperasi. Baiknya, ke depan pengelolaan dipihak ketigakan saja,” kata Irvan.

Diketahui pabrik minyak goreng Boka yang pernah didengungkan oleh Pemerintah KOta Palopo saat awal-awal pengoperasiannya.
Dimana pengoperasian pabrik ini diresmikan langsung oleh gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, saat itu pada tahun 2016 bertepatan dengan HUT Palopo ke 14 tahun. SYL kepada Kepada media saat itu mengatakan Kota Palopo sangatlah kreatif menghadirikan pabrik.

Momentum kelangkaan minyak goreng ini menjadi peluang bagi produksi lokal seperti merek Boka yang memiliki pabrik di kawasan industri, Kelurahan Mancani Palopo. Vakumnya pabrik tersebut membuat pengamat Ekonomi dan Bisnis Unanda Palopo, Rafiqa Asaf, menilai Pemkot Palopo tidak serius dalam membangun pabrik itu. “Nah ini, Pemkot sudah investasi di mesin produksi tapi tidak dimanfaatkan, kan mubazir.
Sementara harganya mungkin mahal,” ungkap Rafiqa Asaf yang juga Wakil Rektor Unanda Palopo, saat dikonfirmasi, kemarin.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Palopo, Burhan Nurdin membantah terkait apa yang disangkakan terhadap keberadaan mesin Boka itu yang tidak pernah beroperasi dan mengalami kerusakan.
“Kalau itu dikatakan mesin itu tidak pernah beroperasi terbilang berlebihan,” ucapnya, Rabu 9 Maret 2022.

Mantan asisten I Pemkot Palopo ini ikut menjelaskan bahwa pada awal-awal pengoperasian pabrik itu mereka beberapa kali memproduksi sejumlah pcs dan dibagi-bagikan kepada masyarakat. Saat itu masih jaman pak Karno, S.Sos jadi Kepala Koperindag.

“Jadi siapa bilang itu tidak pernah beroperasi, lalu kenapa bisa rusak. Hanya memang saat ini, mesin itu dalam keadaan rusak sementara tak ada anggaran untuk melakukan perbaikan dan operational untuk pabrik tersebut lantaran kena refocusing untuk penanganan Covid-19,” tandas Burhan Nurdin.(rul-ald)

  • Bagikan