Tradisi Ma’nene di Toraja, Mengganti Baju sebagai Simbol Menjaga Silaturahmi dengan Leluhur

  • Bagikan
KELUARGA almarhum Yusuf Limbongan mengganti baju jasad keluarganya di acara ritual Ma'nene di Lembang Benteng Ka'do, Kec. Kapala Pitu, Torut, Selasa 16 Agustus 2022. IDRIS PRASETIAWAN/PALOPO POS

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, TORAJA--Setiap Agustus bagi masyarakat Toraja adalah bulan dimulainya tradisi Ma'nene. Tradisi yang tetap terpelihara sampai saat ini. Tradisi ini sebagai simbol silaturahmi keluarga dengan leluhur dan kerabatnya yang sudah meninggal.

IDRIS PRASETIAWAN, RANTEPAO

Ma'nene ini diartikan mengganti baju leluhur yang telah lama dikubur di dalam patani atau liang. Palopo Pos berkesempatan menyaksikan langsung kegiatan Ma'nene yang dilakukan masyarakat di Lembang Benteng Ka'do, Kecamatan Kapala Pitu, Toraja Utara, Selasa 16 Agustus 2022.

Jenazah yang dikeluarkan dari dalam liang sudah 8 tahun. Saatnya oleh rumpun keluarga mengganti bajunya. Adalah jasad almarhum Yunus Limbongan, yang saat masih hidup berprofesi sebagai pelaut.

Dengan perlahan tiga orang kerabat laki-laki almarhum mengeluarkan peti berisi jasad almarhum dari Liang (kuburan batu). Liang tempat jasad almarhum disemayamkan cukup tinggi. Sekira 4 meter dari jalanan.

Sebelum membuka peti dan mengangkat jenazah, Ne'tomina akan membacakan doa dalam Bahasa Toraja kuno serta memohon izin kepada leluhur agar masyarakat mendapat rahmat dan keberkahan setiap musim tanam hingga panen.

Ne'tomina ialah gelar adat yang diberikan kepada orang yang dituakan atau tetua, bisa juga disebut imam atau pendeta. Peti yang sudah dikeluarkan nampak lapuk dan basah. Beberapa bagian sudah bolong, sehingga dari balik kayu terlihat jasad almarhum. Setelah peti dibuka, perlahan jasad almarhum dikeluarkan dan ditaruh di atas selimut baru dan bersih yang sudah disiapkan pihak keluarga di dekat peti.

Nampak jasad almarhum masih memakai pakaian putih celana putih dan topi pelaut. Bahkan, jasad tersebut memakai kacamata dan kalung besi tanda pengenal.

Victor Sambo, salah satu kerabat almarhum Yusuf Limbongan mengungkapkan, alamarhum meninggal sekira tahun 2014, lalu, dan ini adalah yang kedua kalinya dikeluarkan untuk dibersihkan dan diganti bajunya.

Membersihkan jasad dilakukan dengan hati-hati, menggunakan kuas lembut. Usai dibersihkan, lalu dijemur di bawah matahari. Tujuannya untuk mengeringkan bagian yang basah.
Selanjutnya, beberapa bagian baju diganti dengan yang baru. Kacamata yang lama diganti baru.

Tradisi Ma'nene ini dilakukan setiap tiga atau empat tahun sekali bagi anggota leluhur dari rumpun keluarga di Toraja. Tradisi ini dilakukan setiap selesai masa panen di bulan Agustus, setelah sebagian besar masyarakat Toraja tidak sibuk lagi dengan memanen di sawah.

Ritual Ma’nene tidak hanya sekadar membersihkan jasad dan memakaikannya baju baru. Ritual ini mempunyai makna yang lebih, yakni mencerminkan betapa penting hubungan antar anggota keluarga bagi masyarakat Toraja, terlebih bagi sanak saudara yang terlebih dahulu meninggal dunia. Hubungan keluarga tak terputus walaupun telah dipisahkan oleh kematian. Ritual ini juga digunakan untuk memperkenalkan anggota-anggota keluarga yang muda dengan para leluhurnya.(*)

  • Bagikan