Proyek Pengaspalan Paket 2 di Marobo Terbengkalai, Warga: Kami Akan Laporkan ke APH

  • Bagikan

INILAH potret proyek pengaspalan di Marobo. Drainase yang dibongkar belum dikerja, gambar direkam, Sabtu, 3 Juni 2023.--kahar iting--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO-- Proyek pengaspalan satu paket, talaut, dranase, dan beton di Marobo, Kelurahan Salubattang, Kecamatan Telluwanua Kota Palopo, diluar dari dugaan.

Betapa tidak, tanggulnya diduga dikerjakan asal-asalan.

Belum selesai diaspal, beberapa titik tanggul sudah runtuh.

Bahkan, peninjauan Palopo Pos langsung ke lokasi proyek, hampir semua titik sepanjang tanggul mengalami keretakan.

Tanggul yang belum berumur satu bulan itu, beberapa titik belum apa-apa sudah jebol.

Bahkan, beberapa warga setempat menyebut dan menduga campuran antara semen dan pasir tidak seimbang.

Tanggul yang jebol memang sudah selesai dikerja, namun retak-retak di beberapa titik masih terlihat dengan jelas.

Proyek dengan nama kegiatan rekonstruksi jalan, kemudian nama pekerjaan rekonstruksi atau peningkatan kapasitas struktur jalan paket 2 (Jl Marobo II), lokasi Kecamatan Telluwanua Kota Palopo, nilai kontraknya Rp2.390.374.000, pelaksananya CV Bangun Bumi Pertiwi.

Sumber dana yang diperoh dari Dana Alokasi Khusus (DAK), sedang konsultan pengawasnya, CV Karya Sepakat Counsultant.

Warga setempat kecewa dengan proyek miliaran itu.

Sebab, anggaran yang diplot untuk memperbaiki inflastrukrur di daerahnya tidak sebanding dengan dana yang dikucurkan.

Atas dasar tersebut, warga akan melaporkan temuan tersebut ke pihak yang berwajib.

"Kita segera laporkan proyek ini ke penegak hukum. Lihat saja nanti," kata warga Marobo, Hendro kepada Palopo Pos, Sabtu, 3 Juni 2023.

Aspalnya diklaim juga sudah selesai, namun speknya diluar dari bobot yang diharapkan.

Tak hanya itu saja, beton kiri kanan aspal sampai detik ini tidak dikerja-kerja.

Selain itu, drainase yang merupakan penghubung aspal dari perkampungan Marobo menuju ke tambak dan persawahan sampai detik ini belum juga dikerja.

Warga pun gotong royong menebang pohon kelapa dan batangnya dipikul dengan dalih digunakan sebagai pengganti drainase.

Itu terpaksa dilakukan sebagai akses transportasi penghubung ke tambak dan sawah.

"Mau bagaimana lagi, penanggungjawab proyeknya meninggalkan pekerjaannya tanpa ada pemberitahuan kepada warga dan pemerintah setempat," bebernya.

Sementara itu, Adri selaku PPK Dinas PUPR Kota Palopo, mengatakan masalah belum selesainya drainase dan beton memang jangka waktu pelaksanaannya masih lama.

"Progres pencairannya juga lambat dari pusat, mungkin itu alasan kenapa sampai belum dikerja," tulis Adri melalui pesan singkat WA.

Bahkan dikatakan Adri, progres fisik melebihi progres pencairannya.

"Semoga masyarakat bisa bersabar. Pada intinya semua pekerjaan akan terlaksana nantinya. Ini hanya masalah waktu saja," bebernya.(kahar iting)

  • Bagikan