Proyek Rp2,3 M tak Sesuai Bestek, Jaksa Temukan Banyak Pelanggaran

  • Bagikan
KABID Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Kota Palopo, Yulianus, didampingi PPK proyek Kadri, RT Marobo dan Staf Kejari Palopo, Renaldy dan pengawas proyek ketika mengkroscek kegiatan proyek bermasalah di Marobo, Kelurahan Salubattang, Kecamatan Telluwanua Kota Palopo, Ahad, 4 Juni 2023. --kahar iting/palopo pos--

Aspal Tipis, Talud Retak, Jembatan tidak Dikerja di Marobo

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Kejaksaan Negeri (Kejari) Palopo, melalui Kasi Datub, menurunkan seorang stafnya, Renaldy untuk mengkroscek langsung proyek Rekonstruksi Jalan Paket 2 (Jl Marobo II), lokasi Kecamatan Telluwanua Kota Palopo, Ahad, 4 Juni 2023.

Proyek dengan nilai kontrak Rp2.390.374.000 dengan pelaksana CV Bangun Bumi Pertiwi, di luar dari harapan. Renaldy ketika mengecek aspal, langsung geleng-geleng kepala.

Aspal tipis, kemudian banyak yang terhambur dan sudah ada bekas-bekas ban kendaraan membuat Renaldy kemudian mengabadikan temuan dengan mendokumentasikan proyek yang bermasalah itu.

Setelah melihat aspal yang jauh dari bestek, Renaldy kemudian melihat pekerjaan talud.
Lagi-lagi pria yang tampil elegan itu menemukan banyak titik talud yang sudah mengalami keretakan dan sebagian sudah ditempel.

"Iya, kita sudah kroscek dan peninjauan ini akan saya laporkan ke Kasi Datun," kata Renaldy usai meninjau proyek, siang kemarin.

Terlihat saat peninjauan, ada PPK proyek, Kabid Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Kota Palopo, Ir Yulianus serta pengawas pekerjaan.

Pada kesempatan tersebut, Yulianus sempat menyebut bahwa pekerjaan proyek tersebut masih sementara berlangsung.
Untuk pekerjaan aspal yang dinilai tipis kembali akan dikerja sesuai bestek. Kemudian talud yang retak akan dibenahi.

"Kita sudah deadline penanggung jawab segera dilakukan pembenahan. Kalau tidak ada halangan, Rabu depan sudah mulai dikerja," tegas Yulianus.

Sementara itu, Hendro warga Marobo mengatakan, penanggungjawab proyek tidak memperlihatkan itikad baik.
Sebab, plat duicker drainase dibongkar tetapi warga tidak dibuatkan jembatan darurat sebagai akses transportasi ke tambak dan sawah.

"Terpaksa kami gotong royong memikul batang kelapa untuk dijadikan sebagai jembatan darurat. Betul-betul proyek ini menyusahkab banyak orang," beber Hendro. (ded/idr)

  • Bagikan