Anies Baswedan dan Harapan Pembangunan Kesehatan

  • Bagikan

* Oleh: Asri Tadda
(Penulis Buku Indonesia Masih Sakit/Sekjen DPP Mileanies)


Sulit mengingkari kesuksesan Anies Baswedan memimpin DKI Jakarta selama lima tahun menjabat Gubernur.

Jika melihat pencapaian demi pencapaiannya, baik secara statistik maupun dalam bentuk penghargaan dan pengakuan dunia internasional selama ini, Anies Baswedan adalah sebuah masterpiece kepemimpinan dalam sejarah birokrasi modern di Indonesia.

Atas kepiawaian dan kesantunan Anies memimpin Jakarta, dunia internasional bahkan kerap menyebutnya sebagai 'Gubernur Indonesia'.

Dari sepak terjang dan jejak digital yang bisa kita telusuri hingga kini, nampak nyata bahwa Anies adalah sosok yang tidak hanya cakap secara intelektual dengan narasi dan gagasan-gagasan yang selalu menggetarkan, tetapi juga matang secara emosional dan spiritual.

Karena itu, maka tak salah jika banyak warga yang menginginkan sosok Anies Baswedan bisa 'naik kelas', menjadi pemimpin bangsa ini, agar kinerja baiknya selama memimpin Jakarta, dapat pula dirasakan oleh warga di seluruh daerah di negeri ini.

Bukankah rasional mengatakan, bahwa prospek kepemimpinan seseorang pada level selanjutnya, sesungguhnya dapat dilihat dari bagaimana dia bekerja pada level sebelumnya. Demikianlah Anies Baswedan.

*Sukses di Jakarta*

Dalam berbagai kesempatan, Anies Baswedan kerap menegaskan bahwa bangsa ini harus memastikan terwujudnya keadilan yang merata bagi setiap warga negara.

Pemihakan Anies terhadap nasib rakyat kecil memang terlihat jelas ketika memimpin Jakarta. Bukan hanya tergambar dalam tagline "Maju Kotanya, Bahagia Warganya", melainkan juga terwujud nyata dalam kebijakan-kebijakan yang yang diimplementasikan dengan baik.

Anies memahami sepenuhnya, bahwa tujuan bangsa ini diproklamasikan adalah sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yakni melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia.

Karena itulah, saat memimpin Jakarta, Anies mengedepankan perbaikan kualitas dan kuantitas pelayanan publik, termasuk di dalamnya adalah sektor kesehatan, pendidikan, transportasi, sarana publik dan dukungan untuk pengembangan UMKM.

Itulah sebabnya, saat menjelang akhir masa jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta, tingkat kepuasan warga Jakarta mencapai 80,9% (Survey LSI) dan 83,5% (Survey Populi Center).

Anies Baswedan memang menjadi figur yang sangat layak diandalkan melakukan transformasi dalam pembangunan. Hal ini telah dibuktikannya dengan sangat baik saat memimpin Jakarta.

*Sektor Kesehatan*

Kesehatan adalah aspek fundamental. Meski bukan segala-galanya, tetapi tanpa kesehatan hidup tak akan bisa berjalan dengan baik, alih-alih produktif.

Anies, pada hemat saya, juga sangat memahami hal ini. Itulah sebabnya, salah satu sektor yang mendapat perhatian ekstranya ketika memimpin Jakarta adalah kesehatan. Bukan saja pada aspek kuratif dan rehabilitatif, melainkan juga merambah pada aspek promotif dan preventif.

Kartu Jakarta Sehat (KJS) Plus misalnya. Program ini memperluas cakupan jaminan kesehatan kelas satu oleh pemerintah provinsi bagi para guru mengaji, pengajar sekolah minggu, penjaga rumah ibadah agama, khatib, penceramah, dan pemuka agama.

Ada pula program Siaga Persalinan Darurat, yakni pengadaan "Unit Darurat" di setiap puskesmas, dengan perlengkapan yang disesuaikan dengan kondisi Jakarta dan pertolongan pertama pada pasien.

Selain itu, revitalisasi Posyandu dan Posbindu yang membuat rumah sakit dapat lebih optimal dalam memberikan pelayanan, serta anggaran APBD yang digunakan pun dapat lebih terkendali.

Anies juga memberikan perhatian memadai untuk penyandang disabilitas, mengadakan program khusus lansia, meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan perawat dan tenaga kesehatan lainnya, serta program percepatan layanan air bersih bagi warga.

Yang tak kalah menarik, program-program Anies di bidang kesehatan selama memimpin Jakarta sepertinya sangat memuliakan perempuan dengan antara lain mendukung Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif, memberikan cuti khusus bagi suami selama proses kelahiran anak.

Anies juga menyediakan banyak fasilitas-fasilitas publik khusus seperti Ruang Menyusui dan Tempat Penitipan Anak yang dikelola secara sehat, profesional, dan bisa diakses seluruh warga.

Secara umum, Anies telah berhasil melakukan reformasi pelayanan kesehatan dan transformasi digital di seluruh unit kesehatan yang ada di Jakarta, meliputi Rumah Sakit, Puskesmas, Laboratorium, dan Dinas Kesehatan.

Itulah Anies Baswedan di Jakarta. Dia mampu mengelola ibukota dengan sejuta masalah dan beragam konflik kepentingan, menjadi 'rumah' yang nyaman bagi setiap warganya tanpa terkecuali.

Pemihakan Anies pada sektor kesehatan (juga pendidikan) sesungguhnya lahir dari pemahaman mendalam atas kebutuhan rakyat serta wawasan global yang menjadi pintu inspirasi bagi lahirnya solusi.

Anies selalu mengatakan bahwa kekayaan bangsa ini bukanlah pada sumber daya alamnya, melainkan pada sumber daya manusianya.

Anies memaklumi, sumber daya manusia hanya bisa ditingkatkan melalui perbaikan kualitas pelayanan kesehatan dan membuka akses seluas-luasnya untuk mengenyam pendidikan hingga level yang lebih tinggi.

Prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, kembali menjadi gagasan utama Anies Baswedan sebagai salah satu kandidat Capres pada Pemilu 2024 mendatang.

Ini artinya, setiap rakyat Indonesia akan diperjuangkan oleh Anies Baswedan untuk memperoleh keadilan dalam pelayanan kesehatan, pendidikan, kesempatan kerja dan berusaha, serta keadilan pada aspek-aspek kehidupan berbangsa lainnya.

Dirinya, sebagaimana sebagian besar kita, menginginkan agar bangsa ini bisa kembali tegak berdiri di kaki sendiri, berdaulat sepenuhnya menentukan masa depan.

Bahkan seorang Anies, dalam berbagai momentum, nyaris sempurna melukiskan bagaimana implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk ketika menjadi pemerintah itu sendiri.

Anies memang begitu memahami problem kebangsaan kita. Tak heran, selepas menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta, beliau lantas disodorkan permintaan untuk memimpin Indonesia. Menjadi Calon Presiden (Capres).

Bukan beliau yang minta. Yang memintanya menjadi Capres adalah ribuan warga, relawan dan tokoh-tokoh bangsa yang menginginkan perubahan dan perbaikan untuk bangsa ini.

Jika Jakarta saja dapat dibuatnya menjadi lebih baik, Indonesia juga seharusnya bisa demikian. Bukankah persoalan bangsa ini sebagian besar adanya di ibukota negara? Dan Anies sudah 'selesai' di ibukota. (*)

  • Bagikan