Zakat: Jalan Menuju Pemberdayaan Masyarakat Palopo

  • Bagikan
--ilustrasi zakat--

ADZAN NOOR BAKRI
KOORDINATOR PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IAIN PALOPO

Dalam konteks Kota Palopo, yang berjuang melawan tantangan kemiskinan, statistik terbaru dari "Kota Palopo Dalam Angka 2024" menunjukkan bahwa sekitar 7,69% dari populasi hidup di bawah garis kemiskinan. Angka ini lebih dari sekedar representasi numerik; ini mengungkapkan kesulitan sosial ekonomi yang dihadapi oleh sebagian besar penduduk Palopo. Dalam kerangka ini, zakat muncul sebagai instrumen kunci namun belum banyak dijelajahi untuk pemberdayaan masyarakat.

Esensi zakat, yang berakar pada filantropi, menempatkannya sebagai katalis potensial untuk mendorong komunitas yang tangguh dan berdaya. Fokus operasionalnya pada tiga domain utama - pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi - menyajikan jalur strategis untuk mengurangi dampak kemiskinan di Palopo.

Pertama, alokasi dana zakat untuk inisiatif pendidikan dapat secara signifikan meningkatkan prospek masa depan bagi pemuda. Intervensi ini melampaui sekadar pengurangan angka putus sekolah, mencakup peningkatan kualitas pendidikan. Akibatnya, ini memberikan generasi muda Palopo dengan alat yang diperlukan untuk pengembangan pribadi dan profesional.

Kedua, dedikasi sumber daya zakat untuk kemajuan layanan kesehatan merupakan langkah kritis menuju budidaya generasi yang sehat dan produktif. Melalui pembiayaan infrastruktur perawatan kesehatan, penyediaan asuransi kesehatan, dan pelaksanaan inisiatif kesehatan preventif, zakat memberikan akses kepada layanan kesehatan esensial bagi mereka yang kurang mampu secara ekonomi.

Ketiga, penerapan zakat sebagai modal awal atau dukungan untuk usaha kecil dan menengah (UKM) bertindak sebagai katalis untuk revitalisasi ekonomi dari tingkat akar rumput. Strategi pemberdayaan ekonomi ini tidak hanya memfasilitasi bantuan langsung tetapi juga mempromosikan kemandirian jangka panjang di antara penerima manfaat.

Namun, tantangan utama terletak pada pengelolaan dan distribusi zakat yang efektif. Efikasi inisiatif zakat secara inheren bergantung pada transparansi dan akuntabilitas administrasinya. Dengan demikian, peran lembaga zakat melampaui sekadar pengumpulan dan distribusi dana, berkembang menjadi saluran untuk inovasi sosial melalui pengembangan program berdampak tinggi.

Mengingat pertimbangan ini, sinergi antara badan pemerintah, lembaga zakat, dan masyarakat muncul sebagai landasan untuk pengembangan holistik. Model kolaboratif ini melampaui transaksi keuangan, berupaya mengintegrasikan zakat ke dalam kerangka kerja komprehensif untuk kemajuan sosial ekonomi. Akibatnya, zakat dipandang sebagai solusi multifaset untuk dilema kemiskinan dan ketidaksetaraan yang melanda Palopo.

Dengan mengadopsi pendekatan berorientasi kemampuan dalam pengelolaan zakat, pemangku kepentingan dapat melampaui langkah-langkah pengentasan kemiskinan konvensional, memberdayakan komunitas Palopo untuk membentuk masa depan yang berkelanjutan. Dengan demikian, zakat mewakili instrumen vital dalam mengejar struktur sosial yang lebih adil, inklusif, dan berdaya. Kita dituntut untuk memanfaatkan potensi penuh zakat dalam mendorong transformasi sosial nyata di Palopo.(*)

  • Bagikan