Astaga! Pembakaran Alquran di Swedia dan Denmark Makin Marak, Berikut 4 Pelaku Utamanya

  • Bagikan
Aksi pembakaran Kitab Suci Alquran. (AFP)

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, SWEDIA-- Aksi bakar Alquran terus terjadi di Swedia dan Denmark. Kini, Swedia sedang menjadi sorotan dunia usai aksi pembakaran Kitab Suci Alquran yang semakin marak beberapa waktu terakhir. Terlepas dari janji Pemerintah Swedia yang mempertimbangkan cara melarang pembakaran kitab suci, aksi serupa terus berulang dan masih diizinkan pihak berwenang.

Terbaru, seorang perempuan keturunan Iran membakar Alquran pada 3 Agustus. Komunitas internasional kembali mengecam dan meminta Swedia mengambil sikap tegas kepada pelaku agar kejadian serupa tak terulang.

Tak hanya Swedia, pembakaran Alquran juga terus berulang di Denmark. Kedua negara memang memiliki Undang-Undang Kebebasan Berekspresi sehingga aksi seperti itu sulit bahkan tidak mungkin diintervensi pemerintah.

Berikut empat pelaku paling frontal dalam melakukan pembakaran Alquran di depan publik.

Bayrami Marjan

Bayrami Marjan membakar Alquran di sekitar Pantai Angbybdet, Stockholm, Swedia pada 3 Agustus. Dikutip dari Anadolu Agency, Marjan mengatakan, seluruh agama harus dimusnahkan. Dia mencoret-coret lembaran salinan kitab suci, merobek, lalu membakarnya.

Di sebelah kanan dia, terlihat botol hitam dan kaki orang yang seperti mengenakan seragam. Sejauh ini tak banyak informasi soal Marjan. Sejumlah media asing hanya mencantumkan bahwa perempuan itu berusia 47 tahun dan keturunan Iran.

Salwan Najeem

Akhir Juli, aktivis asal Irak itu mengajukan izin untuk membakar Alquran di depan parlemen. ”Saya akan terus membakar ini sampai mereka melarang Alquran,” kata Najeem.

Salwan Momika

Imigran asal Irak, Salwan Momika membakar Alquran pada 28 Juni, bertepatan dengan hari Idul Adha. Dia melakukan hal tersebut di luar masjid besar Stockholm, Swedia.

Momika melancarkan aksi pembakaran Alquran sebagai bentuk kebebasan berekspresi. ”Ini (membakar Alquran) adalah demokrasi. Bahaya jika mereka mengatakan bahwa kita tidak melakukan ini,” ucap pria 37 tahun itu kepada media lokal dikutip dari AFP.

Momika mengaku sebagai ateis dan tinggal di Swedia sejak beberapa tahun lalu. Meski tinggal di Stockholm, dia masih memiliki status kewarganegaraan Irak.

Rasmus Paludan

Tokoh terakhir yang paling frontal dalam membakar Alquran di publik, sekaligus politikus ekstremis sayap kanan Denmark, Rasmus Paludan. Dia tercatat beberapa kali membakar Alquran di depan publik. (jp/pp)

  • Bagikan