Perubahan Nama Bandara Sorowako Dinilai Cacat Prosedural, Baso: Harusnya Pemprov Bijak Beri Nama dengan Pendekatan Kearifan Lokal

  • Bagikan
Bandara Sorowako. --it--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, SOROWAKO-- Bandar udara (Bandara) Sorowako yang terletak di Luwu Timur yang sudah diambil alih Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), akan diubah namanya. Perubahan nama itu, dinilai mengejutkan.

Adapun namanya nanti adalah Bandara Andalan Datuk Patimang. Pemprov Sulsel sudah mengagendakan perubahan namanya pada acara seremonial, Jumat, 1 September 2023 mendatang.

Pergantian nama ini mencuat setelah adalah surat beredar dengan kop Sekretariat Daerah Pemprov Sulsel tertanggal 28 Agustus 2023 yang ditandatangani Pj Sekda Andi Muhammad Arsjad atas nama Gubernur Sulsel. Di mana termaktub perihal agenda peresmian Bandar Udara Andalan Datuk Patimang di Sorowako.

Akibat perubahan nama Bandara Sorowako itu, ternyata memantik penolakan dari berbagai kalangan di Luwu Timur. Masalahnya, perubahan nama tersebut, lantaran dilakukan secara sepihak oleh Pemprov Sulsel. Pemprov dinilai mengabaikan regulasi yang tertuang dalam beleid Menteri Perhubungan Nomor 39/2019 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional.

Pada beleid tersebut, terdapat sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi untuk menetapkan atau mengubah nama bandar udara di Tanah Air. Secara sepesifik, ada 12 syarat utama untuk mengajukan nama bandara ke Kementerian Perhubungan, dan tidak hanya persetujuan dari Gubernur tetap juga harus ada surat persetujuan berbagai pihak seperti legislatif provinsi/kabupaten/kota, bupati/walikota, hingga wajib melampirkan surat pernyataan tidak adanya keberatan dari masyarakat atas perubahan nama bandara.

Perubahan nama Bandara Sorowako yang dinilai cacat prosedural itu juga dinilai menciderai muatan kearifan lokal yang sejak awal telah melekat pada bandara tersebut.

Ketua Kerukunan Wawainia Asli Sorowako (KWAS) Andi Baso Makmur angkat bicara. Ia menyatakan dengan tegas menolak keputusan tersebut. Menurutnya, baginya, pergantian nama menjadi Bandara Andalan Datuk Patimang akan menghilangkan unsur kearifan lokal.

Ia pun melihat bahwa perubahan itu ada ego tersendiri dalam pemberian nama baru yang mengarah ke tujuan politik, seperti penyematan kata 'Andalan' yang merupakan slogan politik Gubernur Sulsel saat ini.

"Harusnya Pemprov Sulsel bijaksana memberikan nama bandara ini. Nama yang diusulkan tidak memperlihatkan kearifan lokal. Ini keinginannya sendiri Pak Gubernur, makanya kami tolak," tegas Baso, Selasa, 29 Agustus 2023 kepada wartawan.

Baso pun menyarankan kepada pemerintah provinsi, harusnya melibatkan masyarakat Sorowako dalam pemberian nama bandara dan tidak menghilangkan identitas asli daerah.
"Kan sudah ada sebenarnya usulan sebelumnya dari Bupati Luwu Timur seperti penyematan nama Batara Guru Sorowako atau Matano Sorowako. Jika itu yang digunakan kan artinya kearifan lokalnya tidak hilang, dengan masih ada nama Sorowako," paparnya.

Jika pemerintah provinsi tetap meresmikan nama baru untuk bandara tersebut pada 1 September 2023 mendatang, maka pihaknya dan semua element masyarakat Sorowako akan melakukan pembentangan spanduk penolakan di sepanjang bandara.

Sementara itu, anggota DPRD Sulsel Andi Hatta Marakarma mengungkapkan jika nama Datuk Patimang adalah tokoh masyarakat dari daerah Malangke di Kabupaten Luwu Utara, bukan dari Sorowako Luwu Timur. Makanya, ia menilai nama tersebut dirasa kurang tepat.

Selain itu, penyematan nama Andalan juga nampak tidak elok karena berkaitan erat dengan slogan politik atau kepemimpinan tertentu di Sulsel. Ini tidak menggambarkan ciri khas masyarakat Sorowako.

"Tentu kita menghargai pemprov. Tapi, itu bandara sudah dari dulu ada sejarahnya. Jauh sebelum Andalan memimpin. Jadi mestinya harus ada ciri khas daerah situ, jangan seakan menjadi sebuah klaim atas pencapaian seseorang," ungkapnya.

Andi Hatta yang ingin maju sebagai anggota DPD ini menyarankan kepada pemerintah provinsi, sebaiknya mempertimbangkan terlebih dahulu pemberian nama tersebut. Harus ada diskusi dan meminta masukan dari masyarakat setempat jika ingin mengubah namanya.

"Saya kira itu perlu diberi tahu warga juga terlebih dahulu, karena nama Bandara Andalan Datuk Patimang kurang tepat, saya kurang sependapat," tuturnya. (*/pp)

  • Bagikan