Pembinaan Pertamina Berhasil, UMKM Kandora Coffee Melesat Go Global

  • Bagikan
SORTIR BIJI KOPI. Karyawan UMKM Kandora Coffee melakukan penyortiran biji kopi yang sudah kering, untuk memisahkan biji kopi yang retak dengan yang bagus, Rabu 27 September 2023. IDRIS PRASETIAWAN/PALOPO POS

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID MAKALE -- Pertamina tak hanya konsentrasi dalam pemenuhan energi. Tetapi juga peduli dengan eksistensi para Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di tanah air. Lantaran diketahui, UMKM adalah penopang ekonomi yang tetap eksis, meskipun badai krisis ekonomi global melanda beberapa waktu lalu.

Pertamina mendorong UMKM binaannya untuk dapat naik kelas, go global. Salah satunya dengan memberikan hibah alat tepat guna penunjang produksi, untuk UMKM binaan berprestasi. Salah satu UMKM Binaan Pertamina yang berhasil itu adalah UMKM Kandora Coffee yang berlokasi di Lembang Marinding, Kecamatan Mengkendek, Kab. Tana Toraja.

Palopo Pos, berkesempatan mengunjungi dan melihat langsung kegiatan UMKM ini, Rabu 27 September 2023.

Disambut langsung pemilik UMKM Kandora Coffee, Arni Pabunga, ST, di halaman rumahnya yang terdapat dua tongkonan. UMKM-nya merupakan salah satu UMKM binaan Pertamina melalui PT Patra Niaga Regional Sulawesi, yang mendapatkan manfaat tersebut. Pengusaha kopi asal Lembang/Desa Marinding, Kecamatan Mangkendek, Kabupaten Tana Toraja ini merupakan salah satu champion UMK Academy tahun 2022, sehingga berhak mendapatkan hibah berupa mesin pengupas kopi kering senilai Rp50 juta.

Setelah menerima alat pengupas kopi, Arni mengaku produksi kopinya meningkat, dan mampu memenuhi pesanan pelanggan. Alat tersebut mampu menghasilkan 100 kg kopi bersih dalam satu jam, sehingga dapat meningkatkan produksi dan efisiensi waktu.

“Sebelumnya, kami mengupas kulit kopi kering secara manual, dan diperlukan waktu sekitar 7-8 jam untuk menghasilkan 50 kg kopi, yang dikerjakan oleh 3 orang pekerja. Sementara dengan adanya bantuan mesin pengupas kulit kopi kering ini, sangat membantu meningkatkan produksi dimana dalam 1 jam bisa mengupas 100 kg biji kopi (green bean) bersih, dan lebih hemat,” ungkap Arni.

Arni merintis usaha berbendera Kandora coffee sejak tahun 2019 di Kabupaten Tana Toraja. Dia melihat peluang pasar kopi Toraja sangat besar, karena Toraja dikenal dengan kualitas kopi jenis Arabika terbaik di Indonesia. Kopi Toraja memiliki rasa unik, beraroma rempah, kental dan kadar asam tinggi.

Untuk memperluas pangsa pasar, Arni membuka kantor pemasaran di Makassar dan berfokus pada pemasaran dengan mekanisme kerjasama business to business (B2B) dengan industri pariwisata di Makassar, seperti Bandara Sultan Hasanuddin di Maros, sejumlah hotel bintang lima, dan restoran. Selain itu, Arni juga membuka informasi dan kanal pemesanan kopi Kandora melalui websitenya https://kandoracoffee.com serta beberapa e-commerce, yakni shopee dan lazada.

“Dengan membuka kantor pemasaran di Makassar ini, pasar Kandora coffee juga makin luas, karena mendapatkan buyer dari luar negeri seperti Swiss, Korea Selatan, Jepang dan Belanda. Tapi proses produksi tetap dilakukan di Tana Toraja,” jelas Arni.

Dalam mengelola usahanya ini, ia menyerap tenaga kerja dari ibu-ibu sekitar rumahnya sebanyak 8 orang.

Tradisional Way
Cara pengolahan kopi pun, kata Arni dengan cara tradisional namun tetap mengutamakan kualitas kopi yang premium. Biji kopi dibeli langsung dari petani lokal Toraja. Mulai dari biji Ceri maupun gabah (masih ada kulit ari).

Biji kopi tersebut lalu dimasukkan ke dalam mesin pemisah biji bantuan Pertamina. Selanjutnya dicuci menggunakan air bersih hingga beberapa kali pencucian, untuk selanjutnya dijemur di bawah terik matahari.

Setelah kering, biji kopi tersebut disangai di dalam gerabah tanah menggunakan kayu bakar. "Untuk tingkat kematangan biji kopi kami pilih yang dark medium. Sehingga aroma dan cita rasa kopi Toraja tetap terjaga," ujar Arni.

Lantas kenapa memilih nama produknya Kandora Coffee? Diungkapkan Arni, kalau nama usahanya ini diambil dari nama Gunung Kandora yang terdapat di Kecamatan Mengkendek. Gunung tersebut cukup tinggi, sehingag harapannya, usaha miliknya tersebut juga ikut berkembang dan besar seperti Gunung Kandora.

Adapun harga kopi Toraja yang dijualnya. Untuk kopi Arabika dengan berat 1 kg dijual senilai Rp275 ribu. Untuk ukuran 500 gram senilai Rp150 ribu.

"Pernah ada pembeli dari Swiss yang beli Kopi Arabika harganya Rp300 ribu, dengan ongkos kirimnya Rp1,3 juta. Mereka yang tanggung juga ongkirnya," kata Arni yang mengaku pernah bekerja di perusahaan tambang batubara di Kalimantan sebelum pensiun dan membuka usaha ini.

Terpisah, Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Fahrougi Andriani Sumampouw, menyampaikan program UMK Academy dengan menggabungkan hibah alat tepat guna bagi UMKM berprestasi, merupakan salah satu upaya perusahaan dalam mendukung pengembangan UMKM binaan yang juga selaras dengan target pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke 8, yakni pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.

“Kandora cofee yang menjadi mitra binaan Pertamina sejak tahun 2020, merupakan salah satu UMKM binaan unggulan, yang sangat pesat dalam pengembangan usahanya. Didukung oleh 8 orang pekerja perempuan, Kandora coffee tetap mempertahankan produksi kopi berkualitas. Harapan kami bantuan peralatan tersebut, selain membantu meningkatkan kualitas dan hasil produksi, sekaligus menjadi pemicu semangat UMKM yang lain agar dapat mengembangkan usahanya secara kreatif dan inovatif dalam menjalankan usahanya,”kata Fahrougi.

Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG's). Dimana Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social and Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

UMKM Naik Kelas
Sebagai informasi, sebanyak 722 peserta UMK Academy 2022 telah mengikuti berbagai rangkaian aktivitas pembekalan sejak bulan Agustus 2022 lalu, hingga akhirnya 511 UMK berhasil lulus dan dinyatakan naik kelas pada acara Graduation Day yang dilaksanakan secara daring, Jumat (23/12).

Peserta yang dinyatakan lulus tersebut terdiri dari empat kelas, yakni Go Modern dan Go Digital masing-masing 141 UMK, Go Online 125 UMK dan Go Global 104 UMK. Peserta telah memenuhi minimal dua kriteria yang telah dijadikan acuan parameter diantaranya peningkatan omset, peningkatan jumlah pegawai, kapasitas produksi dan memasarkan produknya hingga ke luar negeri, serta melibatkan masyarakat sekitar untuk menghasilkan produk.

PTH Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Erry Widiastono dalam sambutannya saat Graduation Day UMK Academy 2022 mengucapkan selamat kepada 511 peserta UMK Academy 2022 yang telah naik kelas, dan juga mengucapan terima kasih kepada para mentor yang intens memberikan pembinaan dan pendampingan kepada para UMK binaan selama lima bulan terakhir.

“Melalui UMK Academy diharapkan bisa menjadi tempat belajar bagi para UMK secara komprehensif sehingga dapat langsung di implementasikan kepada usaha yang sedang di jalani, serta kapasitas dan skill enterpreneurship UMK semakin meningkat dengan optimal agar siap mengakses pasar ekspor yang semakin terbuka lebar,” ujarnya.

Dalam sambutannya, VP CSR & SMEPP Pertamina, Fajriyah Usman mengatakan UMK Academy merupakan program Pembinaan UMK yang dilakukan secara terstruktur, berjenjang dan terintegrasi sesuai dengan kebutuhan dan harapan para Mitra Binaan, serta menyesuaikan dengan trend dan tantangan pasar sesuai komitmen perusahaan untuk mendukung pengembangan UMK yang berkelanjutan sehingga dapat membantu pengembangan UMK secara optimal.(idris prasetiawan)

  • Bagikan