Cuaca Panas Terik dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini yang Penyebab dan yang Perlu Dilakukan

  • Bagikan

--ilustrasi--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA--
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengindikasikan cuaca panas yang tidak biasa di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Kementerian Kesehatan meminta masyarakat untuk waspada ketika berada di luar ruangan dengan tap menjaga agar tubuh tetap sehat.

“Memang cuaca panas beberapa hari ini dan kedepan sedang tidak biasa. Untuk itu mari kita ikuti tips agar terhindar dari dampak cuaca panas ketika sedang atau sering berada diluar ruangan,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril di situs Kemenkes, Minggu, 1 Oktober 2023.

Apa yang harus dilakukan? Berikut beberapa tipsnya.

  1. Cegah dehidrasi dengan minum air yang banyak. Jangan menunggu haus.
  2. Hindari minuman berkafein, minuman berenergi, alkohol, dan minuman manis.
  3. Hindari kontak dengan sinar matahari secara langsung, gunakan topi atau payung
  4. Memakai baju yang berbahan ringan dan longgar
  5. Hindari menggunakan baju berwarna gelap agar tidak menyerap panas
  6. Sebisa mungkin berteduh diantara jam 11 pagi – 3 siang
  7. Jangan meninggalkan siapapun di dalam kendaraan dalam kondisi parkir baik dgn jendela terbuka maupun tertutup
  8. Gunakan sunscreen minimal 30 SPF pada kulit yg tidak tertutup oleh baju sebelum keluar rumah
  9. Sediakan botol semprot air yang dingin di dalam kendaraan.

Masyarakat juga diminta waspada ketika muncul gejala,

  1. Keringat berlebih
  2. Kulit terasa panas dan kering
  3. Rasa berdebar atau jantung terasa berdetak lebih cepat
  4. Kulit terlihat pucat
  5. Kram pada kaki maupun abdomen
  6. Mual, muntah, pusing
  7. Urin yang sedikit dan berwarna kuning pekat

Nah, menurutnya, jika muncul gejala tersebut, dinginkan tubuh dengan kain basah atau sponge basah pada pergelangan tangan, leher, dan lipatan tubuh lainnya serta banyak minum air. Jika masih bergejala, segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan.

PENYEBAB CUACA PANAS

Sebagian wilayah Indonesia memang mengalami fenomena suhu panas yang cukup terik pada siang hari.

Deputi Bidang Meteorologi Guswanto mengatakan, berdasarkan data hasil pengamatan BMKG, suhu maksimum terukur selama periode 22 hingga 29 September 2023 di beberapa wilayah Indonesia terjadi cukup tinggi. "Kisaran suhu antara 35 hingga 38 derajat Celsius pada siang hari," ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (30/9/2023).

Dia menyebut, suhu maksimum tertinggi selama periode tersebut ada yang mencapai hingga 38 derajat Celsius yang terukur di Kantor Stasiun Klimatologi Semarang, Jawa Tengah, pada 25 dan 29 September 2023. Selain itu di Stasiun Meteorologi Kertajati, Majalengka, Jawa Barat pada 28 September 2023. Sementara itu, suhu maksimum terukur di wilayah Jabodetabek berada pada kisaran 35 hingga 37,5 derajat Celsius di mana suhu maksimum hingga 37,5 derajat Celsius terukur di wilayah Tangerang Selatan pada 29 September 2023.

Guswanto mengatakan, secara umum fenomena suhu panas terik tersebut terjadi karena dipicu oleh beberapa kondisi dinamika atmosfer sebagai berikut:

  1. Cuaca cerah, minim tingkat pertumbuhan awan

Saat ini kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia terutama di Jawa hingga Nusa Tenggara (termasuk Jabodetabek) didominasi oleh kondisi cuaca yang cerah dan sangat minimnya tingkat pertumbuhan awan terutama pada siang hari.

"Kondisi ini tentunya menyebabkan penyinaran matahari pada siang hari ke permukaan bumi tidak mengalami hambatan signifikan oleh awan di atmosfer, sehingga suhu pada siang hari di luar ruangan terasa sangat terik," kata dia.

Seperti diketahui, saat ini sebagian besar wilayah Indonesia terutama di selatan ekuator masih mengalami musim kemarau. Sebagian lainnya akan mulai memasuki periode peralihan musim pada periode Oktober-November ini sehingga kondisi cuaca cerah masih cukup mendominasi pada siang hari.

  1. Posisi semu matahari

Di akhir September ini, posisi semu matahari menunjukkan pergerakan ke arah selatan ekuator. Artinya, sebagian wilayah Indonesia di selatan ekuator termasuk wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara mendapatkan pengaruh dampak penyinaran matahari yang relatif lebih intens dibandingkan wilayah lainnya, di mana pemanasan sinar matahari cukup optimal terjadi pada pagi menjelang siang dan pada siang hari.

Namun demikian, fenomena astronomis ini tidak berdiri sendiri dalam mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis atau ekstrem di permukaan bumi. Faktor-faktor lain seperti kecepatan angin, tutupan awan, dan tingkat kelembapan udara memiliki dampak yang lebih besar juga terhadap kondisi suhu terik di suatu wilayah seperti yang terjadi saat ini di beberapa wilayah Indonesia.

Guswanto mengatakan, kondisi fenomena panas terik ini diprediksikan masih dapat berlangsung dalam periode Oktober. "Mengingat kondisi cuaca cerah masih cukup mendominasi pada siang hari, BMKG mengimbau  masyarakat untuk senantiasa menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh terutama bagi warga yang beraktifitas di luar ruangan pada siang hari supaya tidak terjadi dehidrasi, kelelahan dan dampak buruk lainnya," jelasnya. (*/pp)

  • Bagikan