Lutra dan Lutim Terima Intensif Rp6 M dari Wapres

  • Bagikan

Strategi Jitu Turunkan Stunting Diakui Nasional

PALOPOPOS.FAKAR.CO.ID, MASAMBA -- Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani menerima penghargaan kategori penurunan stunting di Istana Wakil Presiden, Jumat (06/10/2023).
Penghargaan tersebut diterima Indah bersama 70 kabupaten dan 21 kota di Indonesia.

“Alhamdulillah sore tadi di Istana Wakil Presiden, atas nama Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, saya menerima penghargaan dan alokasi insentif fiskal tahun berjalan kategori penurunan stunting,” ucap Indah.
“Tentu dengan harapan bahwa ini menjadi motivasi untuk terus berikhtiar menurunkan prevalensi stunting minimal di 14% sampai akhir tahun 2024,” sambung isteri dari Anggota Komisi V DPR RI, Muhammad Fauzi ini.

Bupati perempuan pertama di Sulsel ini mengatakan, yang paling penting dalam percepatan penurunan stunting sebenarnya adalah kerja kolaborasi yang sifatnya berkelanjutan karena stunting membutuhkan peran serta dari pelbagai pihak.

“Untuk itu semua melalui kesempatan ini, saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada kawan-kawan dan seluruh pihak yang telah mengambil bagian dalam percepatan penurunan stunting khususnya di Kabupaten Luwu Utara. Termasuk bapak dan bunda asuh anak stunting dan mitra-mitra yang berpartisipasi selama ini selain organisasi perangkat daerah terkait,” jelas Indah.

Kendati demikian, bupati yang karib disapa IDP ini menegaskan bahwa tugas ke depan tentu masih sangat banyak untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
Sementara itu Kepala Dinas KB dan Pemberdayaan Perempuan AGunawan saat di konformasi mengatakan Alhamdulillah dengan penghargaan ini Lutra dapat Intensip dari Pemerintah Pusat Sebesar Rp 6 miliar.
Sementara itu, Bupati Luwu Timur Drs H Budiman juga menerima insentif Rp6 miliar atas prestasi yang ditorehkannya lantaran berhasil menekan stunting di Luwu Timur.

Strategi
Luwu Utara yang tergabung dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) melakukan penanganan dan penurunan stunting di kabupaten berjuluk Bumi Lamaranginang.

Suaib yang juga Wakil Bupati Luwu Utara, hal ini lakukan untuk memastikan akurasi data dari posyandu dan Puskesmas yang selama terlambat tervalidasi.
Selain itu, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) kader posyandu melalui pelatihan penggunaan antropometri yang akan disebar seluruh posyandu.

"Pelatihan kader posyandu merupakan hal yang mutlak dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan alat ukur antropometri," katanya.
Diakui, kolaborasi semua pihak, khusus Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) mitra pembangunan Pemkab Luwu Utara sangat dibutuhkan.

"Kolaborasi dengan menggunakan seluruh kekuatan, segala tantangan akan segera teratasi," tutupnya.
Sedangkan Luwu Timur Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Luwu Timur melakukan Benchmarking atau studi tiru inovasi penurunan stunting di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Dari hasil studi banding ini, lalu diterapkan di Lutim dan berhasil.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Lutim, Hj. Puspawati Husler mengatakan, Kabupaten Sumedang sendiri diketahui berhasil menurunkan angka stunting secara signifikan yang sebelumnya 32,2 persen turun tajam sebesar 8,2 persen pada tahun 2022, hanya dengan memanfaatkan teknologi digital. Aplikasi yang digunakan adalah Sistem Informasi Penanganan Stunting Terintegrasi (Simpati) E-Health.

Atas dasar inilah Pemerintah Kabupaten Luwu Timur bersama Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Sulsel, Wakil Bupati Toraja Utara, Wakil Bupati Maros, perwakilan Kabupaten Bulukumba, Sinjai, Wajo, dan Gowa melakukan Benchmarking di Kabupaten Sumedang.

Aplikasi ini memiliki fitur update data pertumbuhan bayi dan balita se-Sumedang, dan aplikasi ini juga diadopsi oleh Kementerian Kesehatan RI yang selanjutnya akan dipakai di seluruh Indonesia. (krm-jun/idr)

  • Bagikan