Panas Ekstrem, Waspadai Diare dan ISPA

  • Bagikan
dr Ana Adryana (Puskesmas Wara Utara Kota)

dr Ana: Perbanyak Minum Air Putih hingga 2,5 Liter Perhari

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, TOMPOTIKKA-- Panas ekstrem yang terjadi di Kota Palopo belakangan ini dikeluhkan warga dan dinilai mengganggu aktivitas masyarakat. Masyarakat diminta menguatkan kekebalan tubuh dan mewaspadai sejumlah penyakit.

Sejumlah orang di Kota Palopo mengeluhkan panas ekstrem yang terjadi beberapa pekan terakhir. Panas ekstrem diperkirakan masih akan terjadi hingga pekan depan dengan suhu tertinggi mencapai 38 derajat celsius. Masyarakat diminta mewaspadai potensi gangguan kesehatan, seperti diare dan infeksi saluran pernapasan akut.

Rahma (27), warga Tompotikka mengatakan, dirinya tidak bisa tidur dengan nyenyak akibat panas ekstrem.

”Sudah sepekan terakhir setiap pukul 02.00 atau 03.00 pagi saya selalu terbangun karena kegerahan. Padahal, kipas nyala terus. Setelah itu, mau tidur lagi sulit. Saya merasa waktu istirahat saya jadi berkurang,” kata Rahma, Rabu 12 Oktober 2023.

Rahma mengaku khawatir kondisi itu berpengaruh terhadap kesehatannya. Sebab, berkurangnya waktu dan kualitas istirahat bisa menurunkan kekebalan tubuh seseorang. Untuk itu, ia berupaya memperkuat imunitas tubuhnya dengan mencukupi kebutuhan nutrisi harian dan mengonsumsi vitamin secara rutin.
Kurniawan (25), warga Kelurahan Batupasi juga mengeluhkan dampak panas ekstrem di wilayahnya.

Menurut dia, panas ekstrem tahun ini merupakan yang terparah. ”Kota Palopo cuaca panas itu bukan hal yang baru, tapi kalau yang panasnya seperti ini saya rasa baru tahun ini. Akhir-akhir ini, saya minum air es lebih dari lima gelas per hari. Biasanya sehari paling banyak tiga gelas,” ujarnya.

Sementara itu, dokter umum yang bertugas di Puskesmas Wara Utara Kota, dr Ana Adryana meminta masyarakat mewaspadai dampak polutan berbahaya yang berpotensi muncul pada suhu panas ekstrem.

''Kalau terlalu memapar seseorang risikonya bisa memicu radang tenggorokan. Kalau masuk di saluran mata jadi glukoma. Jika terpapar terus menerus pasti risiko diabetesnya akan tinggi,” ujar dr Ana saat dikonfirmasi kemarin.

dr Ana menambahkan, suhu udara di Kota Palopo yang diperkirakan mencapai 37 derajat celsius tersebut berpotensi tinggi menyebabkan seseorang dehidrasi. Jika tidak segera diatasi, dehidrasi bisa memicu seseorang menjadi tidak konsentrasi dan mudah linglung. Ia menyarankan masyarakat untuk mengonsumsi air mineral 2,5-3 liter per hari untuk menghindari dehidrasi.

”Tapi, jangan asal minum, tidak memperhatikan kadar gula karena itu berisiko memicu ketoasidosis diabetik,” imbuhnya.

Ia juga meminta masyarakat mewaspadai sejumlah penyakit yang berisiko timbul pada masa panas ekstrem, misalnya diare dan ISPA. Dua penyakit itu rentan menyerang anak-anak.

”ISPA ini kalau tidak diperbaiki bisa jadi infeksi paru. Sementara diare rawan terjadi karena selama kemarau sumber air yang tadinya banyak mengering. Setelah diuji, ada beberapa yang mengandung bakteri atau mikroorganisme yang nilainya di atas ambang batas normal,” jelasnya. (rhm)

  • Bagikan