Potensi Pangan Lokal di Bumi Sawerigading pada Penanganan dan Pencegahan Stunting

  • Bagikan

SALAH satu masalah gizi yang saat ini masih menjadi perhatian bersama di kota Palopo yaitu stunting. Angka stunting di kota palopo berdasarkan data SSGI pada tahun 2021 sebesar 28,5% dan mangalami penurunan sebanayak 4,7 % menjadi 23,8% di tahun 2022, namun angka ini masih jauh dari target nasional pada tahun 2024 yaitu 14%.

OLEH: Musdalifah Amin
(Mahasiswa Magister Ilmu Gizi Universitas Hasanuddin

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam upaya penanganan dan pencegahan stunting dari hulu hingga hilir dengan intervensi spesifik dan sensitif. Salah satu intervensi spesifik yang dilakukan oleh BKKBN bersama Dinas Kesehatan Kota Palopo di tahun 2023 ini yaitu pemberian makanan yang berasal dari bahan pangan lokal yang tersedia di kota palopo dengan mekanisme pemberdayaan masyarakat dalam bentuk kegiatan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di Kampung keluarga Berkualitas (Kampung KB). Kadis Kesehatan Kota Palopo Bapak dr. Nasaruddin Nawir, Sp.OG.(K) MARS mengatakan "dengan adanya dapur sehat anti stunting ini dapat memberikan edukasi kepada ibu hamil sehingga lebih banyak mengonsumsi protein".
Selain program DASHAT, ada juga kegiatan yang dilakukan di tingkat kecamatan yang dilakukan oleh Puskesmas Bara Permai Kota Palopo yaitu kampanye anti stunting melalui gerakan “one day one egg” yang dihadiri oleh PJ Wali Kota Palopo (22/11/2023). Dalam kegiatan ini Pj Wali Kota Palopo menyampaikan sambutannya mengenai pentingnya berkolaborasi agar masyarakat sehat khususnya balita dan ibu hamil dengan memanfaatkan pangan lokal dan mengoptimalkan pendataan sehingga kegiatan atau program yang dilakukan tepat sasaran. Hal ini sejalan dengan arahan PJ Gubernur SulSel bahwa di Sulawesi Selatan untuk menzerokan stunting maka dari itu kita harus melakukan kolaborasi dari berbagai stakeholder untuk menurunkan angka stunting.
Kota palopo merupakan kota dengan potensi pangan lokal yang tidak tersaingi dengan daerah lainnya, pangan lokal yang kaya akan zat gizi dan sangat mudah dijumpai di kota Palopo seperti sagu sebagai sumber karbohidrat, sayuran seperti kelor yang  kaya akan zat besi dan baik untuk penanganan stunting dan dari sektor perikanan sebagai penghasil ikan dan hasil laut lainnya yang merupakan sumber protein, dimana protein ini sangat erat kaitannya dengan penanganan dan pencegahan stunting yang sejalan dengan tema hari gizi nasional pada tahun ini yaitu “protein hewani cegah stunting” dengan slogan “protein hewani setiap makan” dan “isi piringku kaya protein hewani”.
Letak kota Palopo yang berbatasan langsung dengan teluk Bone memberikan potensi yang sangat kuat pada sektor perikanan. Dari data yang didapatkan di salah satu media online di kota Palopo menyebutkan bahwa produksi budidaya perikanan di dominasi oleh perikanan laut dengan jumlah produksi 11.423,20 ton. Tempat pelelangan ikan (TPI) di kota Palopo sangat aktif sebagai akses jual beli ikan dan hasil perikanan lainnya. Namun, ada kekwatiran masyarakat dan nelayan jika telah memasuki musim hujan karena nelayan susah mencari ikan sehingga ketersediaan ikan di pasar akan langka dan harga menjadi mahal. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah memberikan solusi pada sektor perikanan melalui asuransi kesejahteraan nelayan, kelembagaan nelayan punya akses serta daya tawar yang lebih kuat, berbagai pendanaan dan juga pelatihan diversifikasi usaha sehingga ketersediaan ikan sebagai pangan lokal di kota Palopo selalu terjaga.
Dengan adanya program pemanfaatan pangan lokal dalam penangan stunting ini maka diharapkan masyarkat lebih teredukasi dalam memanfaatkan pangan lokal yang ada di Kota Palopo ini seperti ikan yang merupakan sumber pangan lokal yang dapat dikembangkan karena sehat dan kaya akan kandungan gizi mikro. “Ikan merupakan komoditas yang kaya akan gizi dan mudah dijumpai di Kota Palopo. Sebagai salah satu sumber protein hewani, ikan juga mengandung zat gizi mikro seperti asam lemak tak jenuh ,omega, yodium, selenium, flourida, zat esi, magnesium, zink, dll). Kandungan omega-3 pada ikan jauh lebih tinggi dibanding protein hewani lain seperti daging sapi dan ayam. 
Jika pemanfaatan dan ketersediaan pangan lokal seperti ini terus digalakkan dan diefektifkan maka masalah gizi seperti stunting dapat tertangani dengan baik. Namun, selain pola konsumsi pada ibu hamil dan balita yang diperhatikan juga perlu menjadi perhatian mengenai pola asuh dan kebersihan sehingga penanganan stunting ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang diinginkan yaitu menzerokan stunting di Sulawesi Selatan terutama di Kota Palopo.(rls)
  • Bagikan