Duh! Pemadaman Listrik Dilakukan Hingga waktu yang Tidak Ditentukan, PLN: Kami Mohon Maaf

  • Bagikan
Kantor PLN. --ilustrasi--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Pemadaman listrik di Sulawesi Selatan, Sulawesi barat, dan Sulawesi Tenggara masih akan terus berlanjut. Malah, tidak ditentukan kapan berakhir.

Seperti yang disampaikan General Manager PLN UID Sulselrabar, Moch Andy Adchaminoerdin. Ia hanya menyampaikan pernyataan maaf terkait pemadaman listrik secara bergilir yang telah berjalan selama kurang lebih tiga bulan.

Dia menyampaikan, pemadaman listrik ini akan dilakukan hingga waktu yang tidak ditentukan.

“Mohon doanya. Kalau hanya andalkan dari air mungkin akan susah. Jadi kita lagi relokasi mesin masuk ke Sulawesi Selatan. Ini nanti di Desember masuk pasokan 50 MW. Harapannya listrik sudah mulai pulih. Namun mohon doa restunya kalau hujan turun drastis di daerah Poso di sana, bisa memenuhi waduk, ya sudah, secepat mungkin bisa normal. Paling dominan di sana, 550 MW. Distribusi sampai ke Kendari. Palu, Poso, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara,” jelasnya, usai RDP di DPRD Sulsel, Kamis, 30 November 2023.

Andy mengungkap permasalahan yang terjadi hingga PLN harus melakukan pemadaman listrik secara bergilir.

Dia mengakui, kebutuhan pelanggan lebih besar dibandingkan dengan pasokan yang ada. Daya yang dibutuhkan 515 megawatt sedangkan pasokan hanya 400 megawatt.

Sulit dimaksimalkan karena El-Nino yang mengakibatkan kekeringan di sejumlah wilayah. Sedangkan saat ini masih bergantung pada pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

“Mengapa ini tidak dimaksimalkan. Kalau dimaksimalkan maka akan habis airnya. Akhirnya lebih parah,” kata Andy Adchaminoerdin.

Dia menegaskan, PLN saat ini melakukan upaya-upaya normalisasi pembangkit yang ada.

Andy menjelaskan, beban puncak saat ini 1.800 megawatt. Normalnya sebelumnya bisa memasok 2.300 MW. Dari pembangkit air sendiri sudah kehilangan 650 MW.

“Saat ini dimaksimalkan pembangkit yang ada. Itu alhamdulilah sampai hari ini tidak terjadi padam total namun kita hanya manajemen beban antar 200-350 MW. Diaturlah polanya agar tidak padam total,” ungkapnya.

Adapun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) yang ada di Sidrap dan Jeneponto per hari ini kata dia nol, tidak berputar kincirnya karena tidak ada baterainya. Sehingga pada saat berputar itu bisa produksi tapi tidak tersimpan.

Sedangkan PLTA Bili-bili yang kapasitas 20 MW sudah dua bulan lebih terhenti karena kekeringan. (fjr/pp)

  • Bagikan