Jokowi Bertemu Empat Mata, AHY Diprediksi Gantikan Mahfud MD Sebagai Menko Polhukam

  • Bagikan
Momen saat Presiden Jokowi dan AHY makan gudeg di Jogja. (Twitter Andi Arief)

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Bertemu empat mata, menjadi momen tersendiri Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Kini, juga menuai sorotan di tengah makin mendekatnya Pemilu 2024.

Diketahui, Presiden Jokowi bertemu empat mata dengan AHY berlangsung di Yogyakarta.

Awalnya, keduanya bersepeda di alun-alun utara Yogyakarta, kemudian sarapan bersama sambil bicara berdua selama 45 menit di Rumah Makan Gudeg Yu Djum, Minggu, 28 Januari, pagi.

Belum ada penjelasan secara detail terkait isi pertemuan tersebut dari Jokowi maupun AHY.

Pakar politik Unhas Adi Suryadi Culla, menilai pertemuan Jokowi dengan AHY ini tidak bisa dipisahkan dengan kondisi politik yang terjadi sekarang. Apalagi, AHY sebagai representasi Partai Demokrat selaku ketua.

"Jadi pertemuan ini tak terlepas dari dukungan yang diberikan oleh Demokrat terhadap 02," ujarnya.

Dalam konteks itu, sekarang situasi juga menunjukkan dinamika yang tidak terlepas dari kepemimpinan Jokowi dalam kabinet Indonesia Maju. Jadi jika terjadi pergeseran, di dalam posisi jabatan kabinet, maka bisa jadi AHY mendapatkan peluang.

"Entah karena pergeseran itu dipengaruhi oleh keluarnya satu menteri. Komposisnya kan satu keluar bisa saja AHY tidak di posisi jabatan sebagai Menkopolhulkam karena Mahfud MD itu sudah bisa dipastikan. Tidak diragukan lagi akan keluar itu. Itu sudah dikemukakan langsung. Hanya soal waktu saja," jelasnya.

Jika keluar, maka terjadi posisi lowong di dalam kabinet. Jadi formasinya bisa hampir dipastikan bahwa peluang AHY itu sangat terbuka masuk dalam bagian kabinet .

"Entah, dua kemungkinan. Di menggantikan Mahfud atau ada pergeseran lain, lalu AHY masuk dalam posisi menteri lainnya. Kita belum tahu," ucap Adi.

Artinya, AHY itu layak sebagai figur. Pertama, layak karena dia ketua partai dan biasanya koalisi pemerintahan itu mengambil kader dari partai pendukung, apalagi dia ketua.

Kedua AHY bukan politisi yang baru datang, ia sudah lama memimpin partai, sehingga pengalaman politiknya sudah memenuhi syarat.

"Ketiga, AHY dalam segi pengetahuan, kecerdasan politik sudah terbangun. Sehingga ia pantas dan patut. Kesempatan terbuka bagi AHY," tutur Adi.(*/fajar)

  • Bagikan