Gerakan AMPO Gelar Dialog Menggerakkan Anak Muda Palopo

  • Bagikan

Palopo - Gerakan Anak Muda Palopo (Gerakan AMPO) menggelar kegiatan dialog kepemudaan di Warkop Kampoeng Pisang yang mengankat tema "Menggerakkan Anak Muda Palopo Berkontribusi Bagi Indonesia" pada Sabtu (3/2/2024).

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ade Chandra, Kabid SDM Polres Palopo Kompol Misbahuddin, Ketua Dewan Pembina Gerakan AMPO yang juga mantan Wakil Walikota Rahmat Masri Bandaso, Ketua Umum IPLR Indonesia yang juga Ketua Dewan Penasehat Gerakan AMPO Nurhan Tabau, Dosen Universitas Mega Buana yang juga merupakan Ketua Dewan Pakar Gerakan AMPO Afrianto Nurdin, dan dihadiri oleh berbagai elemen organisasi kepemudaan dan mahasiswa di wilayah Kota Palopo.

Ketua Umum Gerakan Anak Muda Palopo, Rahmat Al Kafi dalam sambutannya mengemukakan beberapa alasan mendirikan Gerakan Anak Muda atau Gerakan AMPO agar organisasi ini dapat membantu menyediakan lapangan kerja, akses pendidikan, peluang berwirausaha dan pengabdian bagi masyarakat Palopo.

"Kenapa kita membentuk gerakan AMPO ini, karena kita berharap anak muda Palopo dapat berkolaborasi bersama melakukan banyak hal-hal positif dan bermanfaat. Selain itu, kita ingin anggota Gerakan AMPO dapat memperoleh pekerjaan, mengakses pendidikan dan beasiswa, pendampingan berwirausaha dan mengabdi bagi masyarakat serta melakukan gerakann yang berdampak sosial bagi masyarakat melalui kreatifitas," kata Kafi yang juga mantan Ketua Umum Pengurus Besar IKAMI Sulsel periode 202-2022.

Kafi mengaku awal mula membentuk organisasi Gerakan AMPO tersebut setelah bertemu dengan mantan Walikota Palopo, Rahmat Masri Bandaso di Jakarta. RMB mengajaknya agar jangan aktif saja di luar Palopo tapi harus punya gerakan anak muda juga di Palopo.

"AMPO ini awal mulanya hasil arahan dari RMB setelah ketemu beberapa waktu lalu di Jakarta. Beliau bilang, 'jangan sampai aktivis Palopo hanya bisa besar di perantauan. Harus juga gerakkan anak muda dong di Kampung sendiri (Palopo)'," ungkapnya.

Dalam Dialog Gerakan AMPO Macca #1 tampak sejumlah pengurus mengenakan pakaian berwarna warni. Hal tersebut sebagai simbol bahwa gerakan Ampo tidak berdiri pada satu elemen atau kelompok-kelompok tertentu, tapi berdiri di atas semua warna.

"Kemudian kenapa kami memakai baju berwarna warni, karena kita tidak mau berdiri hanya pada satu warna, tapi mewakili dan berdiri di atas semua warna," Kata Kafi yang merupakan Sarjana Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang.

Sementara itu Kabag Sumber Daya Manusia (SDM) Polres Palopo, Kompol Misbahuddin mengatakan, kebanyakan kasus yang melibatkan kelompok pemuda, sumber utamanya adalah minuman keras tradisional (Ballo).

"Di wilayah Palopo ini terkenal dengan pengahasil minuman keras langsung dari sumber alamnya. Kebanyakan kasus yang ditangani Polres Palopo, selalu yang menjadi penyebab utamanya adalah minuman keras," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya telah melakukan edukasi sebagai upaya pencegahan kasus kejahatan yang melibatkan anak muda dengan penyebab utamanya adalah minuman keras tradisional tersebut.

"Olehnya itu, untuk meminimalisir kasus kejahatan dengan sumber segala penyebabnya adalah miras, kita melakukan edukasi ke masyarakat salah satu contohnya adalah membuat fermentasi minuman yang berasal dari pohon aren itu bermanfaat bagi masyarakat, salah satu contohnya difermentasi menjadi gula merah/aren. Kami juga mengajak adik-adik di Gerakan AMPO dapat bekerjasama dengan kepolisian untuk menangani masalah-masalah anak muda di Palopo," imbuhnya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ade Chandra dalam sambutannya mengatakan bahwa pendidikan adalah landasan utama mengubah paradigma berpikir kalangan muda.

"Pemuda harus memiliki kualitas, kualitas terbaik adalah mengasa otak kita. Bagi saya pendidikan itu penting, tidak ada toleransi bagi saya kalau sudah menyangkut pendidikan," katanya.

Ade juga mengatakan pendidikan merupakan salah satu solusi meningkatkan kualitas seseorang. Baginya sendiri pendidikan adalah salah satu prioritas utama untuk kalangan muda.

"Tempuhlah pendidikan setinggi mungkin. Bagaimana kualitas diri kita akan membaik kalau pendidikan tidak kita jadikan salah satu skala prioritas untuk membenahi diri kita. Anak-anak Gerakan AMPO harus memprioritaskan akses pendidikan," tandasnya.(rls/ary)

  • Bagikan