Produksi Sampah Sudah 100 Ton/Hari

  • Bagikan
Pj Wali Kota Palopo, Asrul Sani menyerahkan secara simbolis motor sampah kepada Bank Sampah Baruga YBS Palopo.--ft: humas/pemkot --

HPSN, Pj Wali Kota Bersih-bersih Sungai Latuppa

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MURANTE– Produksi sampah di Kota Palopo mencapai 90 hingga 100 ton perhari. Itu sudah banyak sekali. Jika tidak dikendalikan, dua hingga tahun ke depan, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mancani tidak muat lagi.

Karena itu, Pemkot melakukan terobosan dengan membuat kebijakan untuk mengurangi penggunaan sampah plastik. Pengelolaan sampah merupakan salah satu program prioritas Pj Wali Kota. Tahun ini diadakan mobil convector dan mesin pencacah sampah organik.

Hal tersebut disampaikan Pj Wali Kota Palopo, Asrul Sani SH MSi saat aksi bersih-bersih sampah spot Kali Jodoh Sungai Latuppa Kelurahan Murante, Kec. Mungkajang, Rabu (21/2) lalu. Aksi bersih ini dalam rangka peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN).

Peringatan ini diisi dengan aksi bersih sampah Sungai Latuppa yang merupakan objek wisata permandian alam. Dan penyerahan Surat Edaran Wali Kota Palopo tentang Kesepakatan Bersama antara Pemkot dengan Pelaku Usaha tentang pembatasan penggunaan plastik sekali pakai.

Pada kesempatan itu, Pj Wali Kota juga menyerahkan bantuan motor sampah tiga roda kepada Bank Sampah Baruga Yayasan Bumi Sawerigading (YBS) Palopo dan gerobak sampah kepada Camat Mungkajang. Itu akan menjadi kendaraan operasional dalam membantu Pemkot mengurangi timbulan sampah.

Serta menyerahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Award dengan maksud memberikan apresiasi atau penghargaan kepada petugas kebersihan yang memiliki pengabdian, kedisiplinan, dan loyalitas yang tinggi terhadap tugas dan tanggung jawab selama ini.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Palopo, Emil Nugraha Salam SSTP MM melaporkan, jumlah produksi sampah di Palopo mencapai sekira 90 ton perhari. Kalau tidak dikelola dengan baik, akan menjadi masalah.

''Oleh karena itu kita mengambil kebijakan bagaimana cara untuk mengurangi produksi sampah, khususnya sampah plastik. Pelestarian alam kita bisa menjadi industri untuk mengurangi emisi karbon. Semua industri yang menghasilkan emisi karbon harus mengkompensasi semua yang menjadi serapan karbon, misalnya tanaman mangrove dan rumput laut,'' terang Kadis LH. (ikh)

  • Bagikan