JQHNU Sulsel Bantu Korban Kebakaran di Bengo

  • Bagikan

Suasana saat Jam’iyyatul Qurra Wal Huffazh Nadhlatul Ulama (JQH NU) Sulsel membantu korban kebakaran di Desa Bulu Allaporenge Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone. --ist--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, BONE-- Jam’iyyatul Qurra Wal Huffazh Nadhlatul Ulama (JQH NU) Sulsel bergerak cepat membantu korban kebakaran di Desa Bulu Allaporenge Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone.

Melalui Pengurus Cabang JQH NU Kab. Bone, bantuan JQH NU Sulsel diserahkan lansung kepada korban kebakaran, Selasa (13/03/2024).

Sekretaris JQH NU Kab. Bone, Saturdi Hamid bersama dengan beberapa pengurus menyerahkan bantuan tersebut disaksikan oleh koordinator penyuluh Kemenag Kab. Bone.

“Bantuan ini merupakan inisiatif dari pengurus wilayah JQH NU Sulsel. Dimana JQH NU Kab. Bone diintruksikan menfasilitasi teman-teman hafidz-hafidzah dan qori-qoriah untuk membantu korban kebakaran di Kecamatan Bengo yang tak lain adalah salah qoriah internasional dan juga merupakan pengurus JQH NU kab. Bone,” kata Saturdi.

Dari hasil pengumpulan donasi selama tiga hari lanjut Saturdi terkumpul dana sebanyak delapan juta rupiah. Donasi ini merupakan donasi dari segenap pecinta Al-Qur’an.

“Luar biasa bantuan sabahat JQH NU Sulsel. Begitu donasi dibuka, lansung teman-teman tergerak untuk membantu. Sahabat JQH NU Sulsel berharap bantuan tersebut dapat meringankan beban yang dialami saudara kita,” terangnya.

Sementara itu korban kebakaran, Andi Marwah menghaturkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan oleh sahabat-sahabat JQH NU Sulsel. Bantuan tersebut amat berarti bagi dirinya yang saat ini terkena musibah.

“Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada sahabat JQH NU semua yang telah ikut serta membantu kami. Kami tentu berdo’a, semoga Allah Swt membalas kebaikan-kebaikan kita,” urainya.

Diceritakannya musibah kebakaran tersebut terjadi begitu cepat dan membuat kami panik karena kejadiannya tengah malam malam senin lalu disaat kami semua lagi istirahat.

“Jam 12.00 malam kejadiannya. Sehingga kami tidak bisa berbuat banyak, hingga rumah panggung orang tua kami rata dengan tanah. Untung masih ada 1 rumah yang selama ini digunakan anak-anak santri menggaji yag luput dari amukan api,” kata Andi Marwah. (*/rls/pp)

  • Bagikan