Sang Anak Perantau ‘Comeback’ Bangun Kampung

  • Bagikan
Ketua Umum BPP KKLR, H. Arsyad Kasmar

Arsyad Kasmar Nyatakan Siap Maju Pilkada Lutra

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MASAMBA --- Siapa tak kenal sosok H Arsyad Kasmar, SH. Sepak terjangnya di dunia usaha tak diragukan lagi. Namanya dikenal sebagai pengusaha tingkat nasional. Ia meraihnya dengan kerja keras dan meniti kesabaran. Lepas SMA, dia mengembara ke provinsi tetangga hingga ke ibu kota Jakarta demi mengubah nasib. Sukses meniti usaha, sang anak perantau rencana comback (kembali) bangun kampung. H Arsyad Kasmar nyatakan siap majuu pilkada Luwu Utara 2024.

Tak ada kata menyerah dalam kamus H Arsyad Kasmar. Sesuatu yang layak dicapai harus diperjuangkan dengan gigih dan tak mengenal lelah. Sampai apa yang dicita-citakan itu terwujud. ''Insya Allah, siap kembali bangun kampung. Maju pilkada Luwu Utara 2024,'' ujar H Arsyad Kasmar, kepada Palopo Pos, Kamis 18 April 2024, kemarin.

Di dunia politik, Arsyad Kasmar yang juga ketum BPP KKLR Pusat tiga kali mengikuti kontestasi Pilkada di Luwu Utara. Namun, keberuntungan belum menggariskan mengemban amanah tersebut. Di pilkada Luwu Utara yang hari pemungutan suara dijadwal 27 November 2024, masyarakat Luwu Utara seperti kembali memanggilnya untuk kembali pulang kampung. Namanya kembali menggaung. Dia disebut sebagai figur kuat memimpin Luwu Utara.

H Arsyad Kasmar sendiri sudah menerima banyak masukan dari keluarga dan masyarakat. Sambil ia mengamati kondisi perpolitikan di Luwu Utara. Niatnya untuk pulang kampung memang masih ada. Bertarung di Luwu Utara. Apakah itu melalui jalur partai atau perseorangan. Sekarang ini sudah bersiap dan tancap gas. Oke gas!.

Arsyad sendiri terpilih sebagai Ketua Badan Pengurus Pusat (BPP) KKLR pada Februari 2022 lalu. Saat terpilihnya sebagai ketum BPP KKLR, ia benar-benar memfokuskan diri membangun KKLR sebagai wadah persatuan sekaligus wadah untuk menyejahterakan warga Tana Luwu.

Arsyad Kasmar memang punya 'dendam' di Luwu, utamanya Luwu Utara kampung halamannya. Dia memendam dendam untuk menyejahterakan warga di kampung halamannya. Dendam inilah yang selalu memotivasi dirinya untuk terus maju berkompetisi pada Pilkada di Luwu Utara.

Karena hanya dengan jalan merebut pucuk pimpinan eksekutif di Luwu Utara, jalan cepat bisa merealisasikan dendam menyejahterakan rakyat Lutra.
Arsyad yang lahir di Palopo merasa sedih melihat warga Luwu Utara yang tergolong tertinggal dalam hal kesejahteraan dibanding daerah lain. Padahal menurut dia Kabupaten Luwu Utara adalah salah satu daerah yang memiliki keunggulan pada pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan ini merupakan kekayaan dan potensi yang harus terus ditingkatkan.

Dikutip dari buku yang berjudul "100 Tokoh Sulsel 2021-2023 yang diterbitkan PT Fajar Perintis Utama (Fajar Grup), H Arsyad Kasmar menyatakan New Zealand saja yang basis pendapatan warganya berasal dari sektor pertanian dan peternakan, bisa sejahtera padahal mereka berada di sebuah pulau yang iklimnya tidak sama seperti di Indonesia. ''Sedangkan Luwu Utara berada pada lintang 2-3 derajat khatulistiwa yang membuat tanah di Luwu Utara sangat subur,'' tuturnya.

Luwu Utara seharusnya bisa lebih baik daripada apa yang ada saat ini. Dia mengerti betul kondisi sumber daya alam di sana. Sebab lahir dan besar di Luwu Utara. Harusnya setelah 50 tahun berproses, hari ini sudah ada industrialisasi pertanian, produk-produk turunan dari hasil pertanian sudah bisa dibuat.

Meski demikian, sumbangsih Arsyad Kasmar kepada ekonomi daerah sudah dibuktikan meski tak menjadi Bupati. Dia beberapa kali mendonasikan kekayaannya untuk yang membutuhkan. Misalnya menyumbangkan tanahnya untuk digunakan sebagai asrama Brimob di Desa Baebunta. Belum lagi dengan membangun sarana ibadah. Selain itu, dia juga mendirikan perusahaan-perusahaan padat karya yang mampu menyerap banyak tenaga kerja.

Seperti membangun industri tripleks hingga pabrik pengolahan kelapa sawit. Ketika banjir melanda Luwu Utara, dirinya menyumbangkan dua eskavator untuk digunakan membuka jalur yang tertimbun longsor.
Arsyad pada mudanya adalah seorang penggembala sapi. Diapun merasakan sulitnya kehidupan saat masih sangat belia. Arsyad mengaku menjadi yatim saat umur dua tahun. Sejak kecil dia dibesarkan ibunya tanpa sosok ayah. Untungnya kerabat seperti tante, nenek, dan paman-paman sangat religius dan menyayanginya. Dia bahkan masih ingat jelas ketika usianya baru dua tahun sudah terbiasa bangun subuh untuk menemani neneknya salat di masjid. Dia harus berjalan kaki sepanjang 500 meter dalam keadaan gelap gulita hanya dengan berbekal pencahayaan dari obor.

Arsyad mengatakan masa pendidikannya di tingkat SD dan SMP dihabiskan di desanya yaitu Baebunta. Ketika tamat dan lanjut ke jenjang SMA, dia hijrah ke Masamba yang saat itu menjadi ibu kota Kab. Luwu Utara. Kegigihan itu menghasilkan anugrah sebagai pemuda pelopor tingkat nasional yang diserahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Soeharto pada 1997. (ary)

  • Bagikan