Warga Desa Bolong Walenrang Utara Was-was

  • Bagikan

Pasca Diterjang Banjir Sungai Makawa

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, WALMAS-- Warga Desa Bolong Kecamatan Walenrang Utara pasca dilanda banjir, Kamis malam lalu hingga saat ini, merasa was-ws akan terjadi banjir susulan. Mereka juga meminta kepedulian Pemerintah Kabupaten Luwu agar membantu warga desa tersebut terbebas dari banjir sehingga harta benda maupun persawahan dan tambak tidak merugi.

Ahmad Syarif Panda (27 tahun) warga Dusun Tabang Desa Bolong, kepada Harian Palopo Pos, mengungkapkan, ia dan juga warga di Desa Bolong saat banjir melanda Kamis malam lalu menderita kerugian material puluhan juta rupiah, karena kolam budidaya ikan Nila tersapu banjir.

"Banjir tidak hanya menggenangi rumah warga, tetapi banyak warga di Desa Bolong termasuk saya menderita kerugian disektor usaha perikanan karena kolam budidaya ikan disapu bajir, demikian pula sawah-sawah warga yang siap panen akhirnya gagal dipanen, serta banyak ternak warga seperti ayam, itik, kambing dan sapi yang ikut tersapu banjir," ungkap Ahmad.

Ahmad mengatakan, banjir yang menerjang desa Bolong Kamis malam lalu disebabkan sungai Makawa tidak dilakukan upaya normalisasi yang maksimal. Dilain sisi tanggul bendungan yang niatnya untuk melindungi permukiman warga ternyata justru semakin mengancam warga karena tanggul tidak dibuat secara menyeluruh, sehingga air sungai Makawa memasuki pemukiman warga dan mengikis tanah dibibir sungai.

"Dalam bulan ini desa Bolong sudah dua kali diterjang banjir. Sekali lagi kami minta perhatian serius Pemkab Luwu untuk mengatisipasi banjir susulan dengan segera melakukan normalisasi sungai Makawa dan pembuatan tanggul, juga bronjong. Jika hal ini terus dibiarkan, kami kawatir bukan hanya korban materi yang diderita warga, tetapi berpotensi terjadi korban jiwa," kata Ahmad Syarif.

Ahmad menambahkan, banjir tidak hanya merendam Desa Bolong, tetapi juga Kelurahan Bosso, Desa Limbong di kecamatan Walenrang Utara. Jika hal ini tidak diantisipasi Pemerintah Kabupaten Luwu, banyak warga yang akan jatuh miskin, karena budidaya ikan tawar maupun sawah-sawah milik masyarakat menjadi tidak produktif, dan warga menjadi tidak berdaya dan bisa jatuh miskin.

"Kami mendesak Pemkab Luwu pedulilah. Kasian masyarakat, padi disawah banyak gagal panen jika banjir menerjang, demikian pula ikan tawar akan terlepas karena tersapu banjir, pula hewan ternak yang lain banyak yang hilang. Jika kantong-kantong usaha warga tidak dilindungi, masyarakat akan merugi dan pengasilan yang diharap dari hasil panen, akhirnya sirna dan warga akan jatuh miskin," kata Ahmad. (and/ikh)

  • Bagikan